Petrokimia Jamin Ketersediaan Pupuk Nonsubsidi untuk Petani Tebu di Sidoarjo
Senin, 14 Maret 2022 - 22:43 WIB
SIDOARJO - Petrokimia Gresik siap menjamin ketersediaan pupuk nonsubsidi dalam Program Makmur Kementerian BUMN untuk petani tebu di Jawa Timur.
Hal itu disosialisasikan oleh Staf Khusus III Menteri BUMN, Arya Sinulingga di Desa Kebaron, Kecamatan Tulangan, Sidoarjo, Sabtu (12/3/2022). Kecamatan Tulangan sendiri masuk ke dalam area program Makmur yang dijalankan oleh PT Petrokimia Gresik di Provinsi Jawa Timur.
Arya menjelaskan, bahwa program Makmur merupakan ekosistem yang menghubungkan petani dengan segala bentuk kebutuhan pertanian, mulai dari project leader, pihak asuransi, lembaga keuangan, teknologi pertanian, agro input, offtaker dan pemerintah daerah. Dengan demikian Program Makmur mampu menjadi solusi untuk menjawab tantangan yang selama ini dihadapi oleh para petani.
“Tujuannya supaya para petani semakin sejahtera dengan cara mendapat pendanaan, dapat pupuk, kalau gagal panen dikasih asuransi, kemudian dana pengelolaan lahan, lalu ada yang beli offtakernya,” ungkap Arya.
Dalam hal ini, Petrokimia Gresik sebagai anggota holding Pupuk Indonesia menjadi project leader pelaksanaan Program Makmur di sebagian besar wilayah Jawa Timur, sekaligus bertanggung jawab menyuplai ketersediaan pupuk non-subsidi bagi petani yang tergabung dalam progam Makmur.
“Sudah pasti kita menyarankan tidak pakai pupuk subsidi, karena dari pupuk non-subsidi ini diharapkan produktivitasnya naik 40 hingga 60 persen dibandingkan biasanya,” kata Arya.
Terpisah, merespon Staf Khusus III Menteri BUMN, Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo, Senin (14/3) menyatakan siap menjamin ketersediaan pupuk non-subsidi untuk mendukung program Kementerian BUMN dalam memajukan usaha rakyat.
“Tidak hanya itu, kami juga akan menyuplai pestisida melalui anak perusahaan, sekaligus memberikan kawalan edukasi pemupukan berimbang melalui layanan Mobil Uji Tanah. Sehingga petani bisa mengetahui kondisi lahan dan mendapat rekomendasi formula pupuk yang tepat untuk bertani di lahan tersebut,” tandas Dwi Satriyo.
Lebih lanjut Dwi Satriyo mengungkapkan bahwa kemudahan dalam pemenuhan kebutuhan agro-input dan instrumen pendukung pertanian lainnya sudah sepatutnya diperoleh petani sebagai garda terdepan dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
Hal itu disosialisasikan oleh Staf Khusus III Menteri BUMN, Arya Sinulingga di Desa Kebaron, Kecamatan Tulangan, Sidoarjo, Sabtu (12/3/2022). Kecamatan Tulangan sendiri masuk ke dalam area program Makmur yang dijalankan oleh PT Petrokimia Gresik di Provinsi Jawa Timur.
Arya menjelaskan, bahwa program Makmur merupakan ekosistem yang menghubungkan petani dengan segala bentuk kebutuhan pertanian, mulai dari project leader, pihak asuransi, lembaga keuangan, teknologi pertanian, agro input, offtaker dan pemerintah daerah. Dengan demikian Program Makmur mampu menjadi solusi untuk menjawab tantangan yang selama ini dihadapi oleh para petani.
“Tujuannya supaya para petani semakin sejahtera dengan cara mendapat pendanaan, dapat pupuk, kalau gagal panen dikasih asuransi, kemudian dana pengelolaan lahan, lalu ada yang beli offtakernya,” ungkap Arya.
Dalam hal ini, Petrokimia Gresik sebagai anggota holding Pupuk Indonesia menjadi project leader pelaksanaan Program Makmur di sebagian besar wilayah Jawa Timur, sekaligus bertanggung jawab menyuplai ketersediaan pupuk non-subsidi bagi petani yang tergabung dalam progam Makmur.
“Sudah pasti kita menyarankan tidak pakai pupuk subsidi, karena dari pupuk non-subsidi ini diharapkan produktivitasnya naik 40 hingga 60 persen dibandingkan biasanya,” kata Arya.
Terpisah, merespon Staf Khusus III Menteri BUMN, Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo, Senin (14/3) menyatakan siap menjamin ketersediaan pupuk non-subsidi untuk mendukung program Kementerian BUMN dalam memajukan usaha rakyat.
“Tidak hanya itu, kami juga akan menyuplai pestisida melalui anak perusahaan, sekaligus memberikan kawalan edukasi pemupukan berimbang melalui layanan Mobil Uji Tanah. Sehingga petani bisa mengetahui kondisi lahan dan mendapat rekomendasi formula pupuk yang tepat untuk bertani di lahan tersebut,” tandas Dwi Satriyo.
Lebih lanjut Dwi Satriyo mengungkapkan bahwa kemudahan dalam pemenuhan kebutuhan agro-input dan instrumen pendukung pertanian lainnya sudah sepatutnya diperoleh petani sebagai garda terdepan dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
tulis komentar anda