Gubernur Khofifah Klaim Jawa Timur Jadi Provinsi Sinyal Paling Kuat
Senin, 21 Februari 2022 - 12:25 WIB
SURABAYA - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menyebut, Jatim menyandang predikat sebagai provinsi dengan sinyal paling kuat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, tahun 2020 sebanyak 7.744 desa/kelurahan di Jatim telah menerima sinyak kuat.
Kemudian sebanyak 4.621 desa/kelurahan memiliki menara pemancar Base Transceiver Station (BTS). Sedangkan di tahun 2022, dari total 8.501 desa/ kelurahan di Jatim, tercatat hanya 452 desa di 13 kabupaten/ kota yang belum memiliki akses jaringan sinyal seluler GSM dan akses sinyal kurang bagus. "Artinya, hanya 5,3 persen dari total jumlah desa di Jatim yang perlu penambahan dan penguatan jaringan seluler," kata Khofifah, Senin (20/2/2022).
Baca juga: Neraca Perdagangan Jawa Timur Defisit USD441,64 Juta pada Januari 2022
Khofifah menambahkan, Bank Indonesia (BI) Perwakilan Jatim menyatakan, bahwa Pemprov Jatim juga memiliki komitmen kuat yang memberikan penguatan terhadap ekosistem digital pada transaksi ritel hingga transaksi pemerintah.
Hal ini ditunjukkan dengan meningkatkan Merchant QRIS dari tahun 2019 yang hanya 192.000 merchant meningkat menjadi 1,64 juta merchant di tahun 2021.
"Ini menunjukkan bahwa pertumbuhan transaksi non tunai tumbuh sebesar 56.75 persen dengan Elektronifikasi Transaksi Pemerintah (ETP) tumbuh sebesar 70 persen,. Artinya ini sumber potensi dakwah bil maal," jelasnya.
Ketua Harian PBNU ini juga menyampaikan bahwa, saat ini ada banyak gerakan yang melakukan amalan keagamaan dalam lini digital. Misalnya, adanya One Day One Juz atau One Week One Juz yang dilakukan ini sangat positif. "Perluasan literasi digital termasuk dakwah digital bisa dimasifkan pergerakannya," ujarnya.
Kemudian sebanyak 4.621 desa/kelurahan memiliki menara pemancar Base Transceiver Station (BTS). Sedangkan di tahun 2022, dari total 8.501 desa/ kelurahan di Jatim, tercatat hanya 452 desa di 13 kabupaten/ kota yang belum memiliki akses jaringan sinyal seluler GSM dan akses sinyal kurang bagus. "Artinya, hanya 5,3 persen dari total jumlah desa di Jatim yang perlu penambahan dan penguatan jaringan seluler," kata Khofifah, Senin (20/2/2022).
Baca juga: Neraca Perdagangan Jawa Timur Defisit USD441,64 Juta pada Januari 2022
Khofifah menambahkan, Bank Indonesia (BI) Perwakilan Jatim menyatakan, bahwa Pemprov Jatim juga memiliki komitmen kuat yang memberikan penguatan terhadap ekosistem digital pada transaksi ritel hingga transaksi pemerintah.
Hal ini ditunjukkan dengan meningkatkan Merchant QRIS dari tahun 2019 yang hanya 192.000 merchant meningkat menjadi 1,64 juta merchant di tahun 2021.
"Ini menunjukkan bahwa pertumbuhan transaksi non tunai tumbuh sebesar 56.75 persen dengan Elektronifikasi Transaksi Pemerintah (ETP) tumbuh sebesar 70 persen,. Artinya ini sumber potensi dakwah bil maal," jelasnya.
Ketua Harian PBNU ini juga menyampaikan bahwa, saat ini ada banyak gerakan yang melakukan amalan keagamaan dalam lini digital. Misalnya, adanya One Day One Juz atau One Week One Juz yang dilakukan ini sangat positif. "Perluasan literasi digital termasuk dakwah digital bisa dimasifkan pergerakannya," ujarnya.
(msd)
tulis komentar anda