Lezatnya Nasi Mandi yang Dipresto Dalam Tanah
Minggu, 14 Juni 2020 - 12:25 WIB
PALEMBANG - Ragamnya etnis di Palembang turut mempengaruhi kayanya kuliner khas Kota Pempek, salah satunya kuliner nasi mandi khas Timur Tengah yang terkenal di Bumi Sriwijaya.
Saat ini banyak yang menawarkan sajian nasi mandi, seperti yang berada di Jalan Perumnas Raya, Simpang Dogan, Palembang.
Cara memasak nasi mandi dilakukan persis sama dengan cara memasak dari negara asalnya, yakni dengan mengubur nasi mandi di dalam tanah.
Berdasarkan kisahnya, nasi mandi berasal dari Kota Hadromaut, Yaman Selatan dan berkembang di jazirah Arab hingga mendunia dan Indonesia.
Disebut mandi karena minyak olesan daging kambing dan ayam yang menetes ke nasi hingga menimbulkan aroma wangi.
Saat menyantapnya terasa sensasi daging yang empuk dan nasi yang renyah dengan padua sambal nanas, tomat dan mentimun.
Cita rasa yang nikmat tidak lepas dari cara memasak dan bahan yang berkualitas seperti menggunskan daging kambing dan ayam pilihan dengan olesan minyak samin.
Nasi mandi menggunakan beras khusus Arab Basmatia yang dicampur dengan bahan lainnya yakni, putik zaprone, jeruk kering, cengkih, kayu manis, gula, garam dan susu cair. Adapun rata-rata proses memasaknya memakan waktu selama dua jam.
"Nasi mandi yang kami sajikan memiliki resep yang saya pelajari semasa kuliah di Yaman Selatan. Nasi mandi yang kami sajikan tidak menggunakan santan dan dipresto dalam tanah dengan suhu lebih dari 200 derajat," tutur Dodi Aldino, pemilik gerai nasi mandi.
Dodi menuturkan, untuk harga satu porsi nasi mandu ayam dibanderol Rp65 ribu, dan nasi mandi kambing besar Rp85 ribu. (Baca juga: Pandemi COVID-19, Berikut Aturan Prosesi Akad Nikah di Linggau)
"Untuk menikmati nasi mandi, saya harus order sehari sebelumnya karena hanya dijual mulai hari Kamis sampai Minggu saja," ungkap Salsabila, sang pelanggan.
Saat ini banyak yang menawarkan sajian nasi mandi, seperti yang berada di Jalan Perumnas Raya, Simpang Dogan, Palembang.
Cara memasak nasi mandi dilakukan persis sama dengan cara memasak dari negara asalnya, yakni dengan mengubur nasi mandi di dalam tanah.
Berdasarkan kisahnya, nasi mandi berasal dari Kota Hadromaut, Yaman Selatan dan berkembang di jazirah Arab hingga mendunia dan Indonesia.
Disebut mandi karena minyak olesan daging kambing dan ayam yang menetes ke nasi hingga menimbulkan aroma wangi.
Saat menyantapnya terasa sensasi daging yang empuk dan nasi yang renyah dengan padua sambal nanas, tomat dan mentimun.
Cita rasa yang nikmat tidak lepas dari cara memasak dan bahan yang berkualitas seperti menggunskan daging kambing dan ayam pilihan dengan olesan minyak samin.
Nasi mandi menggunakan beras khusus Arab Basmatia yang dicampur dengan bahan lainnya yakni, putik zaprone, jeruk kering, cengkih, kayu manis, gula, garam dan susu cair. Adapun rata-rata proses memasaknya memakan waktu selama dua jam.
"Nasi mandi yang kami sajikan memiliki resep yang saya pelajari semasa kuliah di Yaman Selatan. Nasi mandi yang kami sajikan tidak menggunakan santan dan dipresto dalam tanah dengan suhu lebih dari 200 derajat," tutur Dodi Aldino, pemilik gerai nasi mandi.
Dodi menuturkan, untuk harga satu porsi nasi mandu ayam dibanderol Rp65 ribu, dan nasi mandi kambing besar Rp85 ribu. (Baca juga: Pandemi COVID-19, Berikut Aturan Prosesi Akad Nikah di Linggau)
"Untuk menikmati nasi mandi, saya harus order sehari sebelumnya karena hanya dijual mulai hari Kamis sampai Minggu saja," ungkap Salsabila, sang pelanggan.
(boy)
tulis komentar anda