Kisah Supriyadi, Shodanco Pentolan PETA Berani Berenang di Pantai Selatan dengan Celana Hijau
Senin, 14 Februari 2022 - 10:00 WIB
Baca Juga
Perwira Jepang Letnan Satu Tsuchiya Kiso di akhir latihan membuat peringkat kemampuan peserta didiknya. Supriyadi bukan lulusan terbaik. Begitu juga dengan Soeharto maupun Sudirman.
Lulusan terbaik disandang Zulfikli Lubis yang sejak pelatihan di Tangerang sudah memperlihatkan kecakapannya.
“Dengan mudah Lubis (Zulkifli Lubis) meraih nomor satu dan nomor dua adalah Daan Mogot. Mereka berada di peringkat atas berkat kemampuanya. Mereka ini hampir seperti perwira Jepang,” demikian yang tertulis dalam “Soeharto di Bawah Militer Jepang”.
Teman-teman Supriyadi selama menjalani pelatihan calon perwira PETA melihat sosok Supriyadi sebagai pemuda penyendiri sekaligus eksentrik. Sifat serta tabiat tersebut diketahui terlihat sejak Supriyadi masih sekolah.
Supriyadi kerap melakukan sesuatu yang kontroversial. Ia biasa berenang sendiri di laut selatan yang terkenal berbahaya. Saat berenang Supriyadi sengaja mengenakan celana pendek warna hijau.
“Padahal menurut legenda setempat, siapa pun yang mengenakan pakaian berwarna hijau akan membuat marah Nyi Roro Kidul dan akan tenggelam,” tulis David Jenkins dalam buku “Soeharto di Bawah Militer Jepang”.
Supriyadi merupakan putra seorang pejabat pemerintah yang sesudah perang, ayahnya diangkat menjadi Bupati Blitar.
Seorang investigator militer Jepang mencatatbahwa Supriyadi seorang yang aneh, mudah dipengaruhi tetapi punya jiwa kepemimpinan yang kuat.
Supriyadi suka menyamakan dirinya dengan Pangeran Diponegoro. Supriyadi juga suka menyamakan diri dengan panasihat mistik Diponegoro.
tulis komentar anda