Semburkan Asap Solfatara, Wisatawan Diminta Jauhi Kawah Gunung Tangkuban Parahu
Sabtu, 12 Februari 2022 - 19:48 WIB
Erupsi kembali terjadi pada pukul 01:45, 03:57 dan 04:06 WIB. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 50 mm (overscale). Erupsi juga sempat terjadi sehari sebelumnya atau 1 Agustus 2019 pukul 20:46 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 180 meter dari dasar kawah, atau sekitar 2284 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Kolom abu teramati berwarna kelabu condong kearah utara dan timurlaut. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 50 mm (overscale) dan durasi ± 11 menit 23 detik.
Secara visual, aktivitas permukaan, paska Erupsi yang terjadi pada tanggal 26 Juli 2019, masih didominasi oleh hembusan asap dari kawah utama (Kawah Ratu) dengan ketinggian sekitar 20-200 meter dari dasar kawah, bertekanan lemah hingga sedang dengan warna putih dan intensitas tipis hingga tebal.
Erupsi dua hari berturut-turut tersebut terjadi pascaerupsi cukup besar di kawah Gunung Tangkuban Parahu, 26 Juli 2019 lalu. Erupsi kali itu sempat membuat masyarakat panik hingga kawasan wisata tersebut ditutup selama tiga pekan.
Kolom abu teramati berwarna kelabu condong kearah utara dan timurlaut. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 50 mm (overscale) dan durasi ± 11 menit 23 detik.
Baca Juga
Secara visual, aktivitas permukaan, paska Erupsi yang terjadi pada tanggal 26 Juli 2019, masih didominasi oleh hembusan asap dari kawah utama (Kawah Ratu) dengan ketinggian sekitar 20-200 meter dari dasar kawah, bertekanan lemah hingga sedang dengan warna putih dan intensitas tipis hingga tebal.
Erupsi dua hari berturut-turut tersebut terjadi pascaerupsi cukup besar di kawah Gunung Tangkuban Parahu, 26 Juli 2019 lalu. Erupsi kali itu sempat membuat masyarakat panik hingga kawasan wisata tersebut ditutup selama tiga pekan.
(eyt)
tulis komentar anda