Pembina NU Purworejo Sebut Warga Wadas yang Kontra Tak Mau Diajak Berdialog Sejak Awal
Jum'at, 11 Februari 2022 - 21:12 WIB
"Pihak kontra sudah menghalang-halangi pihak masyarakat yang pro, jadi diancam kalau sampe memperbolehkan (menjual) berarti pengkhianat. Sehingga mulai sangat tidak kondusif, kubu kontra juga sering melakukan konvoi pakai motor malam-malam, ke desa-desa tetangga yang disitu itu juga banyak pemilik-pemilik tanah yang ada di Desa Wadas, pernah juga menjelang subuh," ungkapnya.
Zaenal menyebut, pemerintah tak menyerah begitu saja untuk melakukan berbagai pendekatan kepada warga Desa Wadas. Termasuk pada Selasa 8 Februari 2022 lalu, yang melibatkan tim pengukur tanah dan aparat penegak hukum.
"Puncaknya yang menjadi trending topik nasional. Sebenarnya pemerintah waktu itu akan melakukan sosialisasi di balai desa termasuk pengukuran tanah. Otomatis itukan dikawal polisi. Sebelum sampai di Balai Desa, mereka sudah dihadang masyarakat kontra yang sudah menyiapkan kayu, batu dan segala macam," tuturnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, meminta agar polemik yang terjadi di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo tidak dipolitisasi.
Apalagi jika dicap bahwa pemerintah menindas rakyat. Hal it Gus Yahya, saat sambutan di Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah dan Harlah NU ke 99 H.
“Kita tidak perlu tergesa-gesa mempolitisasi masalah semacam ini sebagai masalah antara pemerintah dengan rakyat, masalah pemerintah menindas rakyat dan sebagainya, kita tidak boleh berlebihan dalam soal ini,” katanya.
Kakak kandung dari Menteri Agama itu mengatakan, seluruh pihak mesti bersama-sama mencari jalan keluar. Untuk itu, Nahdlatul Ulama siap menjembatani komunikasi yang lebih baik antara pemerintah dan masyarakat Wadas.
“Yang kita butuhkan sekarang adalah jalan keluarnya dan nahdlatul ulama insyaallah akan siap terus hadir mendampingi rakyat dan membantu pemerintah melancarkan komunikasi antara pemerintah dengan rakyat itu sendiri,” tukasnya.
Zaenal menyebut, pemerintah tak menyerah begitu saja untuk melakukan berbagai pendekatan kepada warga Desa Wadas. Termasuk pada Selasa 8 Februari 2022 lalu, yang melibatkan tim pengukur tanah dan aparat penegak hukum.
"Puncaknya yang menjadi trending topik nasional. Sebenarnya pemerintah waktu itu akan melakukan sosialisasi di balai desa termasuk pengukuran tanah. Otomatis itukan dikawal polisi. Sebelum sampai di Balai Desa, mereka sudah dihadang masyarakat kontra yang sudah menyiapkan kayu, batu dan segala macam," tuturnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, meminta agar polemik yang terjadi di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo tidak dipolitisasi.
Apalagi jika dicap bahwa pemerintah menindas rakyat. Hal it Gus Yahya, saat sambutan di Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah dan Harlah NU ke 99 H.
“Kita tidak perlu tergesa-gesa mempolitisasi masalah semacam ini sebagai masalah antara pemerintah dengan rakyat, masalah pemerintah menindas rakyat dan sebagainya, kita tidak boleh berlebihan dalam soal ini,” katanya.
Kakak kandung dari Menteri Agama itu mengatakan, seluruh pihak mesti bersama-sama mencari jalan keluar. Untuk itu, Nahdlatul Ulama siap menjembatani komunikasi yang lebih baik antara pemerintah dan masyarakat Wadas.
“Yang kita butuhkan sekarang adalah jalan keluarnya dan nahdlatul ulama insyaallah akan siap terus hadir mendampingi rakyat dan membantu pemerintah melancarkan komunikasi antara pemerintah dengan rakyat itu sendiri,” tukasnya.
tulis komentar anda