WMP Yogya Hentikan Rekrutmen Penderita Dengue di 18 Puskesmas
Jum'at, 12 Juni 2020 - 23:37 WIB
YOGYAKARTA - Pandemi corona membawa dampak pada berbagai sektor. Satu di antaranya pada sektor peneletian ilmiah. Hal tersebut dialami World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta yang melakukan penelitian pengendalian demam berdarah di Yogyakarta melalui program Aplikasi Wolbachia untuk Eliminasi Dengue (AWED).
WMP melakukan penelitian sejak 2017, namun per 18 Maret 2020 memutuskan untuk menghentikan proses rekrutmen pasien. Hingga rekrutmen dihentikan, tercatat sebanyak 8.173 partisipan telah terlibat di dalam studi, dengan 396 pasien terkonfirmasi sebagai kasus dengue.
Peneliti WMP Yogyakarta, Riris Andono Ahmad mengatakan ada dua alasan penghentian proses rekrutmen pasien. Pertama karena jumlah partisipan yang diperlukan dalam penelitian telah memadai untuk keperluan analisi kedua juga adanya pandemi COVID-19.
“Keputusan penghentian rekrutmen pasien ini sudah mendapatkan persetujuan dari Trial Steering Committee studi AWED,” kata ketua gugus tugas COVID-19 UGM tersebut dalam siaran tertulisnya, Jumat (12/6/2020).
Doni panggilan Riris Andono Ahmad menjelaskan, kegiatan ini didahului dengan peletakan ember berisi telur setelah itu diikuti dengan melakukan rekruitmen pasien suspek dengue di 18 Puskesmas di Kota Yogyakarta dan Puskesmas Sewon 2, Bantul.
Setelah menghentikan rekruitmen pasien, selanjutnya, WMP Yogyakarta akan melakukan analisis dampak intervensi aedes aegypti ber-Wolbachia terhadap angka kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Yogyakarta.
Hasil penelitian AWED diharapkan dapat disampaikan pada akhir tahun ini sehingga akan melengkapi bukti efektivitas teknologi wolbachia yang telah dihasilkan dari penelitian quasi eksperimen sebelumnya.
Apabila penelitian AWED menunjukkan hasil yang positif, WMP Yogyakarta akan melakukan advokasi teknologi Wolbachia sebagai strategi pelengkap program pengendalian demam berdarah di Indonesia.
“Harapan kami wolbachia akan meningkatkan efektivitas strategi yang sudah berjalan seperti Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M plus (menutup, menguras, mengubur, dan ikanisasi) dalam pengendalian dengue di Indonesia,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Doni juga mengapresiasi besarnya peran dan dukungan pemerintah serta masyarakat dalam mensukseskan pelaksanaan studi AWED. “Kami berharap nyamuk ber-wolbachia memberi dampak positif terhadap penurunan kasus DBD di Kota Yogyakarta,” terangnya.(Baca juga : 8 Polisi Polda DIY Siswa Sekolah Inspektur Polisi Terinfeksi COVID-19 )
WMP melakukan penelitian sejak 2017, namun per 18 Maret 2020 memutuskan untuk menghentikan proses rekrutmen pasien. Hingga rekrutmen dihentikan, tercatat sebanyak 8.173 partisipan telah terlibat di dalam studi, dengan 396 pasien terkonfirmasi sebagai kasus dengue.
Peneliti WMP Yogyakarta, Riris Andono Ahmad mengatakan ada dua alasan penghentian proses rekrutmen pasien. Pertama karena jumlah partisipan yang diperlukan dalam penelitian telah memadai untuk keperluan analisi kedua juga adanya pandemi COVID-19.
“Keputusan penghentian rekrutmen pasien ini sudah mendapatkan persetujuan dari Trial Steering Committee studi AWED,” kata ketua gugus tugas COVID-19 UGM tersebut dalam siaran tertulisnya, Jumat (12/6/2020).
Doni panggilan Riris Andono Ahmad menjelaskan, kegiatan ini didahului dengan peletakan ember berisi telur setelah itu diikuti dengan melakukan rekruitmen pasien suspek dengue di 18 Puskesmas di Kota Yogyakarta dan Puskesmas Sewon 2, Bantul.
Setelah menghentikan rekruitmen pasien, selanjutnya, WMP Yogyakarta akan melakukan analisis dampak intervensi aedes aegypti ber-Wolbachia terhadap angka kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Yogyakarta.
Hasil penelitian AWED diharapkan dapat disampaikan pada akhir tahun ini sehingga akan melengkapi bukti efektivitas teknologi wolbachia yang telah dihasilkan dari penelitian quasi eksperimen sebelumnya.
Apabila penelitian AWED menunjukkan hasil yang positif, WMP Yogyakarta akan melakukan advokasi teknologi Wolbachia sebagai strategi pelengkap program pengendalian demam berdarah di Indonesia.
“Harapan kami wolbachia akan meningkatkan efektivitas strategi yang sudah berjalan seperti Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M plus (menutup, menguras, mengubur, dan ikanisasi) dalam pengendalian dengue di Indonesia,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Doni juga mengapresiasi besarnya peran dan dukungan pemerintah serta masyarakat dalam mensukseskan pelaksanaan studi AWED. “Kami berharap nyamuk ber-wolbachia memberi dampak positif terhadap penurunan kasus DBD di Kota Yogyakarta,” terangnya.(Baca juga : 8 Polisi Polda DIY Siswa Sekolah Inspektur Polisi Terinfeksi COVID-19 )
(nun)
tulis komentar anda