Pulihkan Ekonomi, Pemprov Jabar Fokus Bangun Desa Digital 2021
Jum'at, 12 Juni 2020 - 14:30 WIB
BANDUNG -
BANDUNG - Pemprov Jawa Barat berkomitmen membangun desa-desa digital dalam upaya pemulihan sektor ekonomi yang turun akibat pandemi COVID-19.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkapkan, berdasarkan hasil kajian ekonomi, sektor yang tak bisa diinterupsi COVID-19 adalah pertanian, peternakan, perikanan, pangan, dan logistik.
"Jadi, kalau mau sukses dalam situasi apapun, ternyata kembali ke urusan perut dan pengirimannya. Maka, 2021 nanti, saya akan fokus kembali ke desa yang akan diperkuat dengan infrastruktur digital dalam pemulihan ekonomi,” papar Ridwan Kamil, Jumat (12/6/2020).
Gubernur yang akrab disapa Kamu Emil itu mengakui ada dilema bagi pemerintah mengatasi pandemi COVID-19. Sebab pandemi tidak saja membuat krisis kesehatan, tapi juga ekonomi dan sosial. Bukan hanya di Indonesia, seluruh pemimpin di dunia, mulai dari kepala negara hingga kepala daerah pun mengalami dilema yang sama.
(Baca: Melonjak Drastis, 670 Desa/Kelurahan di Jawa Barat Terpapar COVID-19)
Menyadari dampak krisis kesehatan sekaligus ekonomi itu, Emil menerapkan lima prinsip dalam penanganan COVID-19, yakni proaktif, transparan, kolaboratif, inovatif dan ilmiah. "Dalam prinsip ilmiah, kami menyerap masukan dari para ahli ekonomi, sektor sektor apa saja yang harus lebih dulu dibuka," imbuhnya.
Menurut Kang Emil, berdasarkan pendapat para ahli ekonomi, sektor perekonomian sebaiknya diukur dengan risiko kesehatan. Karena itu, dia membagi wilayah Jabar ke dalam lima zona kewaspadaan. Zona hitam dengan pembatasan aktivitas ekonomi 10 persen, zona merah 30 persen disertai penerapan PSBB penuh, zona kuning 60 persen, zona biru 90 persen dan 100 persen zona mayoritas berada di desa-desa.
"COVID-19 memang menyerang desa, tapi 100 persen oleh pemudik bukan orang desanya. Inilah kenapa lima sektor tadi masih bisa berjalan walaupun ada interupsi," katanya.
BANDUNG - Pemprov Jawa Barat berkomitmen membangun desa-desa digital dalam upaya pemulihan sektor ekonomi yang turun akibat pandemi COVID-19.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkapkan, berdasarkan hasil kajian ekonomi, sektor yang tak bisa diinterupsi COVID-19 adalah pertanian, peternakan, perikanan, pangan, dan logistik.
"Jadi, kalau mau sukses dalam situasi apapun, ternyata kembali ke urusan perut dan pengirimannya. Maka, 2021 nanti, saya akan fokus kembali ke desa yang akan diperkuat dengan infrastruktur digital dalam pemulihan ekonomi,” papar Ridwan Kamil, Jumat (12/6/2020).
Gubernur yang akrab disapa Kamu Emil itu mengakui ada dilema bagi pemerintah mengatasi pandemi COVID-19. Sebab pandemi tidak saja membuat krisis kesehatan, tapi juga ekonomi dan sosial. Bukan hanya di Indonesia, seluruh pemimpin di dunia, mulai dari kepala negara hingga kepala daerah pun mengalami dilema yang sama.
(Baca: Melonjak Drastis, 670 Desa/Kelurahan di Jawa Barat Terpapar COVID-19)
Menyadari dampak krisis kesehatan sekaligus ekonomi itu, Emil menerapkan lima prinsip dalam penanganan COVID-19, yakni proaktif, transparan, kolaboratif, inovatif dan ilmiah. "Dalam prinsip ilmiah, kami menyerap masukan dari para ahli ekonomi, sektor sektor apa saja yang harus lebih dulu dibuka," imbuhnya.
Menurut Kang Emil, berdasarkan pendapat para ahli ekonomi, sektor perekonomian sebaiknya diukur dengan risiko kesehatan. Karena itu, dia membagi wilayah Jabar ke dalam lima zona kewaspadaan. Zona hitam dengan pembatasan aktivitas ekonomi 10 persen, zona merah 30 persen disertai penerapan PSBB penuh, zona kuning 60 persen, zona biru 90 persen dan 100 persen zona mayoritas berada di desa-desa.
"COVID-19 memang menyerang desa, tapi 100 persen oleh pemudik bukan orang desanya. Inilah kenapa lima sektor tadi masih bisa berjalan walaupun ada interupsi," katanya.
tulis komentar anda