Kisah Istri Cantik Intel CIA Bertemu Bung Karno, Berujung Pembebasan Allen Pope
Rabu, 02 Februari 2022 - 00:41 WIB
Prajurit Korps Komando (KKO) TNI AL, yang kini disebut Marinir TNI AL, dengan senjata lengkap mengepung Allen Pope usai penerbang berkewarganegaraan Amerika Serikat (AS) itu menyerang KRI Sawega, berisi pasukan TNI AL yang tengah menuju Morotai.
Baca Juga: Gagalnya Operasi CIA dalam Pemberontakan PRRI/Permesta
Saat itu tanggal 18 Mei 1958. Sebuah pesawat pembom B-26 Invader yang dipiloti Allen Pope tiba-tiba menjatuhkan bom ke arah kapal TNI AL yang bertolak dari dari Pelabuhan Halong, Ambon.
"Sekitar jam tujuh pagi 18 Mei 1958, saat kami sedang bersiap-siap makan pagi, sayup-sayup terdengar bunyi pesawat terbang," kata Letkol Herman Piters, komandan "Operasi Mena I" seperti diriwayatkan buku "Siasat Jitu Intel Dunia".
B-26 Invader merupakan pesawat milik Angkatan Udara Revolusioner (AUREV) Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta). Pemerintahan Soekarno-Hatta tengah diguncang pemberontakan yang berkobar di wilayah Indonesia Timur.
Allen Pope yang berkebangsaan AS, berniat menghancurkan pasukan Indonesia, namun gagal. Serangan bom berdaya ledak tinggi itu meleset, dan jatuh sekitar 50 meter dari buritan KRI Sawega.
Kapal dan seisinya berguncang keras akibat efek ledakan, namun semuanya selamat. Prajurit TNI dengan sigap menyerang balik. B-26 diberondong tembakan berkali-kali. Pesawat itu terbakar di udara. Sebelum nyungsep ke laut, pesawat masih berusaha bermanuver.
Beruntung, Allen Pope dan Pedro yang belakangan diketahui bernama Harry Rantung berhasil meloncat bersama parasut, sebelum B-26 remuk menghantam permukaan air. Di sebuah pulau kecil, posisi Allen Pope dan Pedro terpojok. Paha Allen Pope terluka akibat terkena tembakan.
Baca Juga: Gagalnya Operasi CIA dalam Pemberontakan PRRI/Permesta
Saat itu tanggal 18 Mei 1958. Sebuah pesawat pembom B-26 Invader yang dipiloti Allen Pope tiba-tiba menjatuhkan bom ke arah kapal TNI AL yang bertolak dari dari Pelabuhan Halong, Ambon.
"Sekitar jam tujuh pagi 18 Mei 1958, saat kami sedang bersiap-siap makan pagi, sayup-sayup terdengar bunyi pesawat terbang," kata Letkol Herman Piters, komandan "Operasi Mena I" seperti diriwayatkan buku "Siasat Jitu Intel Dunia".
Baca Juga
B-26 Invader merupakan pesawat milik Angkatan Udara Revolusioner (AUREV) Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta). Pemerintahan Soekarno-Hatta tengah diguncang pemberontakan yang berkobar di wilayah Indonesia Timur.
Allen Pope yang berkebangsaan AS, berniat menghancurkan pasukan Indonesia, namun gagal. Serangan bom berdaya ledak tinggi itu meleset, dan jatuh sekitar 50 meter dari buritan KRI Sawega.
Kapal dan seisinya berguncang keras akibat efek ledakan, namun semuanya selamat. Prajurit TNI dengan sigap menyerang balik. B-26 diberondong tembakan berkali-kali. Pesawat itu terbakar di udara. Sebelum nyungsep ke laut, pesawat masih berusaha bermanuver.
Beruntung, Allen Pope dan Pedro yang belakangan diketahui bernama Harry Rantung berhasil meloncat bersama parasut, sebelum B-26 remuk menghantam permukaan air. Di sebuah pulau kecil, posisi Allen Pope dan Pedro terpojok. Paha Allen Pope terluka akibat terkena tembakan.
tulis komentar anda