PPI Terpanggil Kampanyekan Kesehatan Reproduksi saat Pandemi dan New Normal
Kamis, 11 Juni 2020 - 19:19 WIB
JAKARTA - Kesehatan reproduksi termasuk juga keselamatan ibu hamil, ibu melahirkan, bayi baru lahir, anak serta gender dan gizi masyarakat menjadi hal yang sangat perlu diperhatikan di saat pandemi Covid-19.
Sejatinya pemerintah juga harus mempunyai perhatian yang tak kalah seriusnya terhadap hal ini. Nah, kata Ketua Umum Pita Putih Indonesia (PPI) Giwo Rubianto Wiyogo, pihaknya merasa terpanggil untuk terus melakukan advokasi ke semua tingkatan pemerintahan guna mengampanyekan perumusan kebijakan terkait reproduksi, termasuk di saat pandemi Covid-19. (BACA JUGA: Doni Monardo Apresiasi Cara Kapolda Aceh Edukasi Masyarakat Soal Covid-19)
Hal ini disampaikannya saat menjadi nara sumber pada Webinar Nasional PPI Terkait Pandemi Covid-19, Kamis (11/6/2020). Giwo mengatakan, Pandemi Covid-19 memaksa masyarakat Indonesia menjalani hidup dengan norma baru.
“Tidak hanya masyarakat pada umumnya yang dituntut beradaptasi dengan kebiasaan baru namun sesuai dengan tema yang diambil pada hari ini, ibu baru melahirkan dan bayi baru lahirpun dituntut adapatasinya dengan kebiasaan baru. Hal inilah yang menjadi tantangan bagi kami untuk memberikan advokasi," katanya.
Lantas, sebut Giwo, PPI bermitra dengan beberapa kementerian dan pemerintah daerah untuk memajukan tujuan bersama menyambut new normal tadi untuk sektor kesehatan reproduksi.
"Kami berharap harapan tercapai kalau kita bersama-sama bahu membahu untuk menurunkan angka kematian ibu melahirkan, terutama saat pandemi ini," bebernya. (BACA JUGA: Dokter Reisa Ajak Lawan COVID-19 dengan Rajin Mencuci Tangan)
PPI mencatat masih sangat ironis ibu meninggal saat membawa kehidupan baru di dunia. Tercatat angka kematian ibu (AKI) di Indonesia hingga 2018/2019 masih tinggi yaitu 305 per 1.000 kelahiran hidup.
Sebanyak lima juta perempuan hamil setiap tahun dan 12.000-15.000 meninggal dunia, atau dua ibu melahirkan meninggal setiap satu jam.
Saat ini yang menjadi tantangan adalah bagaimana semua perempuan dan anak perempuan menyadari hak mereka atas kesehatan yang berkualitas. "Termasuk menjadi fokus kami juga mengaktifkan pergerakan masyarakat untuk kesehatan dan hak-hak reproduksi, ibu dan bayi baru lahir," pungkasnya.
Sejatinya pemerintah juga harus mempunyai perhatian yang tak kalah seriusnya terhadap hal ini. Nah, kata Ketua Umum Pita Putih Indonesia (PPI) Giwo Rubianto Wiyogo, pihaknya merasa terpanggil untuk terus melakukan advokasi ke semua tingkatan pemerintahan guna mengampanyekan perumusan kebijakan terkait reproduksi, termasuk di saat pandemi Covid-19. (BACA JUGA: Doni Monardo Apresiasi Cara Kapolda Aceh Edukasi Masyarakat Soal Covid-19)
Hal ini disampaikannya saat menjadi nara sumber pada Webinar Nasional PPI Terkait Pandemi Covid-19, Kamis (11/6/2020). Giwo mengatakan, Pandemi Covid-19 memaksa masyarakat Indonesia menjalani hidup dengan norma baru.
“Tidak hanya masyarakat pada umumnya yang dituntut beradaptasi dengan kebiasaan baru namun sesuai dengan tema yang diambil pada hari ini, ibu baru melahirkan dan bayi baru lahirpun dituntut adapatasinya dengan kebiasaan baru. Hal inilah yang menjadi tantangan bagi kami untuk memberikan advokasi," katanya.
Lantas, sebut Giwo, PPI bermitra dengan beberapa kementerian dan pemerintah daerah untuk memajukan tujuan bersama menyambut new normal tadi untuk sektor kesehatan reproduksi.
"Kami berharap harapan tercapai kalau kita bersama-sama bahu membahu untuk menurunkan angka kematian ibu melahirkan, terutama saat pandemi ini," bebernya. (BACA JUGA: Dokter Reisa Ajak Lawan COVID-19 dengan Rajin Mencuci Tangan)
PPI mencatat masih sangat ironis ibu meninggal saat membawa kehidupan baru di dunia. Tercatat angka kematian ibu (AKI) di Indonesia hingga 2018/2019 masih tinggi yaitu 305 per 1.000 kelahiran hidup.
Sebanyak lima juta perempuan hamil setiap tahun dan 12.000-15.000 meninggal dunia, atau dua ibu melahirkan meninggal setiap satu jam.
Saat ini yang menjadi tantangan adalah bagaimana semua perempuan dan anak perempuan menyadari hak mereka atas kesehatan yang berkualitas. "Termasuk menjadi fokus kami juga mengaktifkan pergerakan masyarakat untuk kesehatan dan hak-hak reproduksi, ibu dan bayi baru lahir," pungkasnya.
(vit)
tulis komentar anda