Seperti Nabi Musa, Bayi Sunan Giri Dibuang ke Laut oleh Raja Blambangan

Selasa, 25 Januari 2022 - 05:35 WIB
Kisah Sunan Giri dibuang ke laut ini mirip cerita Nabi Musa yang terdapat dalam Surah XX Alquran dan juga kitab Injil.

Setelah dimasukkan ke dalam peti dan dibuang kelut, bayi Sunan Giri diselamatkan oleh awak kapal bernama Sabar dan Sobir. Bayi itu lalu dibawa ke Gresik dan diangkat anak oleh saudagar wanita bernama Nyai Gede Pinatih.

Saat dewasa, Sunan Giri dibawa ke Ampel Denta untuk berguru kepada Sunan Ampel. Di sini, Sunan Giri dikenal sebagai Joko Samudro dan menjadi saudara seperguruan Sunan Bonang. Setelah dewasa, Sunan Giri mengikuti jejak ayahnya.



Dia ikut menyebarkan agama Islam dan dikenal karena strategi dakwahnya. Ada tiga strategi dakwah Sunan Giri, yakni pendidikan, budaya, dan politik. Dalam hal pendidikan, dia mendirikan pondok pesantren bernama Pesantren Giri.

Pondok pesantren itu didirikan di sebuah bukit di Desa Sidomukti, Kebomas. Sejak itu, Joko Samudro dikenal Sunan Giri.

Melalui Pesantren Giri ini, Sunan Giri akhirnya menyebarkan agama Islam. Dia mendidik santri-santrinya yang tersebar luas hingga Madura, Lombok, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku, untuk ikut menyebarkan agama Islam.



Pengaruhnya sangat besar, hingga Pesantren Giri itu berubah menjadi sebuah kerajaan kecil bernama Giri Kedaton.

Kerajaan Giri Kedaton ini menguasai wilayah Gresik dan sekitarnya hingga beberapa genarasi sampai akhirnya tumbang oleh Sultan Agung dari Mataram Islam. Selain melalui pendidikan, Sunan Giri menyebarkan Islam dengan kebudayaan.

Dia mendatangi langsung warga, mengajak mereka berkumpul dalam satu acara selamatan, upacara dan sebagainya. Kemudian juga lewat seni pertunjukan, nyanyi-nyanyian. Melalui cara ini, Islam dapat diterima di Jawa.



Selain itu, Sunan Giri juga mengajarkan Islam lewat politik. Sebagai Raja di wilayah itu, Sunan Giri memiliki kewenangan yang tidak terbatas. Sunan Giri mangkat, pada 913 H atau 1506 Masehi di sebuah bukit di Giri.

Sampai di sini ulasan singkat Cerita Pagi diakhiri, semoga memberikan manfaat bagi pembaca. Penulis menerima masukan dan saran, untuk penyempurnaan tulisan ini.

Sumber tulisan:

1. M. Bambang Pranowo, Memahami Islam Jawa, Kerja sama Pustaka Alvabet dan Indonesian Institute for Society Empowerment (INSEP), 2009.

2. Merle Calvin Ricklefs, Moh. Sidik Nugraha, Sejarah Indonesia Modern 1200-2008, Serambi Ilmu Semesta, 2008.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More