Waspada Kemunculan Klaster Baru COVID-19 di Sulsel

Kamis, 11 Juni 2020 - 07:05 WIB
Tidak hanya itu, penolakan pelaksanaan rapid test juga terjadi di Makassar. Padahal, langkah ini menjadi bagian screening pemerintah agar bisa lebih dini menindaklanjuti kelompok rentan COVID-19.

"Yang menjadi masalah kita sekarang ini adalah ada masalah baru. Yaitu provokasi orang-orang tak bertanggung jawab terhadap gencarnya kita melakukan rapid. Tapi Alhamdulillah, teman-teman di polda maupun kodam terus bekerja keras menemukan orang-orang yang memprovokasi dan yang tidak mendukung pemutusan mata rantai COVID 19 ini," tukasnya.

Ketua Gugus Tugas COVID-19 Sulsel inipun berharap, kerja sama masyarakat mendukung upaya pemerintah. COVID-19 tidak boleh dianggap enteng, disamping karena belum ditemukan obat atau vaksinnya.

"Sebenarnya sih seandainya tidak ada hoaks-hoaks itu, kita bisa lebih cepat. Karena bagaimana pun juga kita sudah dalam kendali. Apalagi Rt atau R0 itu di Sulsel sudah dibawah 1. Termasuk beberapa kabupaten lain," tambahnya.

Saat ini pelaksanaan protokol kesehatan lebih ditekankan ke masyarakat sebagai upaya pencegahan Covid-19. Di tengah skenario new normal diterapkan secara bertahap. Nurdin mengaku akan mendorong aturan yang lebih mengikat akan warga disiplin yaang mengatur imbauan terutama memakai masker, lalu cuci tangan dan jaga jarak.

"Kita akan bersama-sama teman-teman di kabupaten/kota ini untuk membuat sebuah peraturan atau aturan-aturan yang kira-kira dapat membuat masyarakat kita lebih disipin, sadar, terutama dalam rangka protokol kesehatan," tegasnya.

Di Sulsel, masih ada kabupaten/kota yang menurut Nurdin masih memjadi perhatian, yakn Kota Makassar, Maros, dan Luwu Timur. Daerah yang angka kasus COVID-nya cukup besar. Dintara wilayah itu, Kota Makassar sebagai episentrum disebut kawasan zona merah.

"Hari ini kita masih tersisa Luwu Timur sebagai klaster baru itu klaster vale. Kedua adalah Maros dan Makassar. Tinggal tiga itu, yang lain saya kira belum ada lagi transmisi lokal. Udah hampir tidak ada lagi," tegas dia.

Lalu hanya ada satu daerah yang disebutnya zona hijau, yakni Toraja Utara. "Sulsel itu yang betul-betul hijau tidak ada satupun yang terkonfirmasi positif itu di Toraja Utara. Terus yang kedua, memang beberapa kabupaten termasuk PDP, ODP, OTG, tetapi hampir semuanya sudah dinyatakan sembuh," sambungnya.

Strategi agar semua daerah bisa masuk zona hijau, diprioritaskan melalui agenda testing dan traving contact secara massif, dan melakukan edukasi. "Kita dari awal secara aktif melakukan tracing contact. Kenapa? Supaya bisa menemukan orang yang kemana-mana menularkan dan OTG. Kemudian, ini sangat penting, melakukan test baik PCR maupun rapid," jelas Nurdin.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More