Emil Optimistis Jabar Bisa Bebas Corona Paling Lambat Juni 2020, Ini Alasannya
Senin, 13 April 2020 - 17:24 WIB
BANDUNG - Gubernur Jabar Ridwan Kamil optimistis Tim Gugus Tugas Covid-19 Jawa Barat mampu menanggulangi wabah virus Corona. Sejumlah langkah strategis telah dilaksanakan dengan baik didukung kekompakan semua pihak terkait.
"Tim gugus tugas Jabar semua sudah bekerja sangat maksimal sehingga kami punya optimisme luar biasa. Penanggulangan COVID-19 di Jabar akan terkendali dan terukur oleh kekompakan luar biasa dari para pemangku kepentingan," kata Gubernur yang akrab disapa Kang Emil ini ditemui di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Senin (13/4/2020).
Menurut Emil, ada tiga kunci penanganan wabah corona di Jawa Barat, yaitu kekompakan, proaktif, dan transparan. Bila hal itu ditambahkan disiplin, Emil mengatakan aka nada tren penurunan kasus sekitar bulan Mei. ”Tapi kalau kita kurang disiplin maka tren turun kita masih lama kira-kira,” katanya.
Berkaitan dengan hal itu, Emil menjelaskan bahwa fokus pekan ini penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Bogor-Depok-Bekasi (Bodebek). Semua tim mengerahkan semua sumber daya untuk memberikan edukasi tentang PSBB Bodebek, konsekuensi, dan siapa yang terdampak, siapa yang mendapatkan bantuan dan lain sebagainya.
Fokus berikutnya tes COVID-19 secara masif. Pekan lalu, kapasitas Satuan Gugus Tugas Covid-19 Jabar hanya mampu melakukan 140 pengetesan swab atau PCR. Namun mulai pekan ini, bisa sampai 1.200 swab test sebab alat yang dibeli oleh APBD Provinsi Jabar sudah datang dari Korea Selatan, ditambah ada hibah dari Unpad.
"Maka pengetesan swab perhari bisa 1.200 dan ada tambahan jumlah yang sama ada hibah dari Kementerian BUMN yang akan menyumbangkan PCR mesin dari Swiss akan tempatkan di wilayah pantura,” ujar Emil.
Jadi, kombinasi PSBB dengan kedisiplinan dan tes masif, tutur Gubernur, itulah kunci untuk menemukan peta persebaran. Warga diimbau disiplin karena terbukti dari data hampir tidak ada anak-anak sekolah di Jabar yang kena COVID-19.
"Kenapa? Karena mereka ternyata kelompok yang paling disiplin, diam di rumah, ikut arahan guru tidak ke mana-mana. Nah ini menunjukkan kuncinya memang semakin kita disiplin, maka semakin COVID-19 jauh dari kita," tutur Gubernur.
Kang Emil mengungkapkan, sistem di Pikobar sudah ditambah dengan fitur pengaduan bantuan sosial. Jadi warga Jabar atau perantau yang belum terdata dalam gelombang pertama bantuan, diberikan ruang pengaduan.
"Jadi bantuan sosial ini tidak hanya untuk yang ber-KTP Jabar, tapi juga untuk semua yang tidak bisa mudik dari Jabar biarpun KTP-nya di luar Jabar," ungkap Kang Emil.
Dengan program dan langkah yang masif ini, kata Kang Emil, mudah-mudahan penanganan wabah Covid-19 bisa dimaksimalkan. Sampai saat ini, Satuan Gugus Tugas Covid-19 telah menyebarkan lebih dari 70 ribu alat tes rapid. Hasilnya, sebanyak 1.000 orang positif terpapar Corona.
"Sekarang sudah kita antrekan di swab tests mudah-mudahan hasilnya berbeda, dalam artian tidak positif. Tapi kalaupun iya (positif terpapar Corona) kami akan menyampaikan ke publik apa adanya," kata Gubernur.
"Tim gugus tugas Jabar semua sudah bekerja sangat maksimal sehingga kami punya optimisme luar biasa. Penanggulangan COVID-19 di Jabar akan terkendali dan terukur oleh kekompakan luar biasa dari para pemangku kepentingan," kata Gubernur yang akrab disapa Kang Emil ini ditemui di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Senin (13/4/2020).
Menurut Emil, ada tiga kunci penanganan wabah corona di Jawa Barat, yaitu kekompakan, proaktif, dan transparan. Bila hal itu ditambahkan disiplin, Emil mengatakan aka nada tren penurunan kasus sekitar bulan Mei. ”Tapi kalau kita kurang disiplin maka tren turun kita masih lama kira-kira,” katanya.
Berkaitan dengan hal itu, Emil menjelaskan bahwa fokus pekan ini penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Bogor-Depok-Bekasi (Bodebek). Semua tim mengerahkan semua sumber daya untuk memberikan edukasi tentang PSBB Bodebek, konsekuensi, dan siapa yang terdampak, siapa yang mendapatkan bantuan dan lain sebagainya.
Fokus berikutnya tes COVID-19 secara masif. Pekan lalu, kapasitas Satuan Gugus Tugas Covid-19 Jabar hanya mampu melakukan 140 pengetesan swab atau PCR. Namun mulai pekan ini, bisa sampai 1.200 swab test sebab alat yang dibeli oleh APBD Provinsi Jabar sudah datang dari Korea Selatan, ditambah ada hibah dari Unpad.
"Maka pengetesan swab perhari bisa 1.200 dan ada tambahan jumlah yang sama ada hibah dari Kementerian BUMN yang akan menyumbangkan PCR mesin dari Swiss akan tempatkan di wilayah pantura,” ujar Emil.
Jadi, kombinasi PSBB dengan kedisiplinan dan tes masif, tutur Gubernur, itulah kunci untuk menemukan peta persebaran. Warga diimbau disiplin karena terbukti dari data hampir tidak ada anak-anak sekolah di Jabar yang kena COVID-19.
"Kenapa? Karena mereka ternyata kelompok yang paling disiplin, diam di rumah, ikut arahan guru tidak ke mana-mana. Nah ini menunjukkan kuncinya memang semakin kita disiplin, maka semakin COVID-19 jauh dari kita," tutur Gubernur.
Kang Emil mengungkapkan, sistem di Pikobar sudah ditambah dengan fitur pengaduan bantuan sosial. Jadi warga Jabar atau perantau yang belum terdata dalam gelombang pertama bantuan, diberikan ruang pengaduan.
"Jadi bantuan sosial ini tidak hanya untuk yang ber-KTP Jabar, tapi juga untuk semua yang tidak bisa mudik dari Jabar biarpun KTP-nya di luar Jabar," ungkap Kang Emil.
Dengan program dan langkah yang masif ini, kata Kang Emil, mudah-mudahan penanganan wabah Covid-19 bisa dimaksimalkan. Sampai saat ini, Satuan Gugus Tugas Covid-19 telah menyebarkan lebih dari 70 ribu alat tes rapid. Hasilnya, sebanyak 1.000 orang positif terpapar Corona.
"Sekarang sudah kita antrekan di swab tests mudah-mudahan hasilnya berbeda, dalam artian tidak positif. Tapi kalaupun iya (positif terpapar Corona) kami akan menyampaikan ke publik apa adanya," kata Gubernur.
(muh)
tulis komentar anda