Gunung Dempo Naik Status Jadi Siaga, 3 Daerah Diminta Tinjau Ulang Rencana Kontijensi
Jum'at, 07 Januari 2022 - 22:44 WIB
Dan pada 3 Januari 2022 teramati hembusan gas dari arah kawah berwarna putih tebal dengan tinggi sekitar 150 meter dari atas puncak. Hembusan tidak berlangsung menerus, pada 4-6 Januari 2022 tidak teramati hembusan gas dari arah kawah/puncak.
Adapun jenis gempa yang terekam selama periode 1 Desember 2021 hingga 6 Januari 2022 yaitu Gempa Hembusan, Low Frequency, Vulkanik Dalam, Tektonik Lokal, Tektonik Jauh dan Tremor Menerus. Tremor Menerus dengan amplitudo 0.5-2 mm (dominan 0.5 mm) mulai terekam pada 4-6 Januari 2022.
Dari pengamatan visual, menunjukkan adanya kenaikan aktivitas hembusan gas dari kawah/puncak, seiring dengan kemunculan getaran Tremor yang mengindikasikan adanya kenaikan fluida (gas, cairan, batuan padat) ke kedalaman lebih dangkal.
Hasil spektogram gempa Gunung Dempo dari 1-6 Januari 2022 menunjukkan energi gempa frekuensi rendah yang meningkat sejak 3 Januari 2022, yang berasosiasi dengan adanya input fluida yang bersifat mendadak (tidak gradual) dan terespon langsung ke permukaan.
Untuk potensi ancaman bahaya saat ini adalah erupsi freatik menghasilkan abu dan hujan lumpur, serta hembusan gas vulkanik konsentrasi tinggi yang sebarannya terbatas di sekitar kawah/puncak.
Erupsi freatik bisa terjadi secara tiba-tiba tanpa didahului oleh gejala peningkatan yang jelas. Radius terdampak material jatuhan bisa mencapai 1 Km dari kawah, serta aliran lumpur ke arah 2 Km sektor utara searah bukaan kawah.
Karena itu, status Gunung Dempo dinaikkan menjadi Waspada (Level II) terhitung sejak 7 Januari 2022. Dalam tingkat aktivitas ituu, masyarakat, pengunjung, wisatawan maupun pendaki tidak diperbolehkan beraktivitas dan mendekati area dalam radius 1 Km dari kawah, serta arah bukaan kawah sejauh 2 Km ke sektor utara.
Saat ini, pemantauan secara intensif terus dilakukan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk mengevaluasi aktivitas Gunung Dempo , dan antisipasi jika terjadi kenaikkan aktivitas vulkanik yang lebih signifikan.
Adapun jenis gempa yang terekam selama periode 1 Desember 2021 hingga 6 Januari 2022 yaitu Gempa Hembusan, Low Frequency, Vulkanik Dalam, Tektonik Lokal, Tektonik Jauh dan Tremor Menerus. Tremor Menerus dengan amplitudo 0.5-2 mm (dominan 0.5 mm) mulai terekam pada 4-6 Januari 2022.
Dari pengamatan visual, menunjukkan adanya kenaikan aktivitas hembusan gas dari kawah/puncak, seiring dengan kemunculan getaran Tremor yang mengindikasikan adanya kenaikan fluida (gas, cairan, batuan padat) ke kedalaman lebih dangkal.
Baca Juga
Hasil spektogram gempa Gunung Dempo dari 1-6 Januari 2022 menunjukkan energi gempa frekuensi rendah yang meningkat sejak 3 Januari 2022, yang berasosiasi dengan adanya input fluida yang bersifat mendadak (tidak gradual) dan terespon langsung ke permukaan.
Untuk potensi ancaman bahaya saat ini adalah erupsi freatik menghasilkan abu dan hujan lumpur, serta hembusan gas vulkanik konsentrasi tinggi yang sebarannya terbatas di sekitar kawah/puncak.
Erupsi freatik bisa terjadi secara tiba-tiba tanpa didahului oleh gejala peningkatan yang jelas. Radius terdampak material jatuhan bisa mencapai 1 Km dari kawah, serta aliran lumpur ke arah 2 Km sektor utara searah bukaan kawah.
Karena itu, status Gunung Dempo dinaikkan menjadi Waspada (Level II) terhitung sejak 7 Januari 2022. Dalam tingkat aktivitas ituu, masyarakat, pengunjung, wisatawan maupun pendaki tidak diperbolehkan beraktivitas dan mendekati area dalam radius 1 Km dari kawah, serta arah bukaan kawah sejauh 2 Km ke sektor utara.
Saat ini, pemantauan secara intensif terus dilakukan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk mengevaluasi aktivitas Gunung Dempo , dan antisipasi jika terjadi kenaikkan aktivitas vulkanik yang lebih signifikan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda