Operasi Hujan Buatan Digencarkan, Kasus Karhutla di Riau Turun

Sabtu, 01 Januari 2022 - 06:04 WIB
Baca juga: 6 Ruko di Pekanbaru Ludes Terbakar Jelang Malam Tahun Baru

Karhutla terluas berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat, Kalimanan Barat, Papua dan Riau. Namun khusus untuk Papua dan Riau, telah terjadi tren penurunan yang signifikan.

"Alhamdulillah, sejak tahun 2020 hingga 2021 tidak ada lagi bencana kabut asap yang selama ini kerap mencoreng nama baik Indonesia di mata negara lain," tambahnya.

Sementara untuk menghadapi tahun 2022, sesuai hasil monitoring BMKG, kondisi ENSO La-Nina cenderung menunjukkan terjadinya pelemahan hingga moderat. Kondisi ini diprediksi akan berlangsung hingga Mei-Juni-Juli 2022.

Lebih lanjut, Laksmi menjelaskan, hingga sepanjang tahun 2021, pihaknya telah melakukan kegiatan-kegiatan pengendalian kebakaran hutan dan lahan dengan paradigma baru disertai upaya perbaikan sistem pengendalian Karhutla. Di antaranya penyebarluasan keberadaan titik hotspot sebagai indikator kemungkinan terjadinya Karhutla. Pemantauan dilakukan dengan menggunakan satelit Terra-Aqua MODIS, NOAA20, SNPP serta Landsat-8 yang bisa dimonitor melalui website: sipongi.menlhk.go.id.

Selain itu peningkatan juga dilakukan pada intensitas dan jangkauan patroli mandiri dan patroli terpadu pencegahan Karhutla yang dilakukan Kementerian LHK bersama instansi terkait seperti TNI-Polri, polisi kehutanan, aparat desa, tokoh masyarakat dan Masyarakat Peduli Api (MPA),

"Sepanjang tahun 2021, patroli ini telah menjangkau 1.437 desa rawan di provinsi-provinsi rawan di wilayah Sumatera, Kalimantan, Jabalnusa, Sulawesi, Maluku dan Papua," imbuhnya.

Dia memaparkan, salah satu program yang memberikan dampak signifikan dalam penanganan Karhutla tahun ini adalah dengan meningkatkan intensitas dan jangkauan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Dimana operasi untuk menciptakan juhan buatan ini bekerja sama dengan BPPT, BNPB, TNI AU, BMKG, Satgas Dalkarhutla provinsi dan mitra usaha.

"Hasil TMC ini kita rasakan berdampak signifikan terhadap penambahan curah hujan untuk membasahi lahan gambut. Secara umum, dengan TMC ini telah terjadi persentase penambahan curah hujan di beberapa daerah," tambahnya.

Diantara keberhasialan operasi TMC itu yakni Provinsi Riau. Di mana curah hujan naik mencapai 62 persen dari curah hujan historis sepanjang tahun 2011-2020. Begitu pula di Jambi yang naik 60 persen, Sumatera Selatan 65 persen dan Kalimantan Barat 44,3 persen. "Capaian ini dirasakan penting, mengingat beberapa provinsi tersebut dinilai rawan karhutla," tukasnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content