Gunung Semeru Bergolak, Awan Panas dan Aliran Lahar Bisa Capai 17 Km dari Puncak
Jum'at, 17 Desember 2021 - 17:10 WIB
"Serta waspadai potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan. Kawasan yang direkomendasikan untuk tidak ada aktivitas dapat dilihat pada lampiran," bebernya.
Kendati naik jadi level 3, masyarakat tidak terpancing oleh berita-berita yang tidak bertanggungjawab mengenai aktivitas Gunung Api Semeru. Masyarakat agar mengikuti arahan dari instansi yang berwenang yakni Badan Geologi yang akan terus melakukan koordinasi dengan BNPB, Pemda, dan instansi terkait lainnya.
GuguranAwan Panas
PVMBG Badan Geologi mencatat terjadinya dua kali guguran awan panas atau wedus gembel Gunung Semeru pada Kamis (16/12/2021). Guguran awan panas tercatat meluncur hingga 4,5 km.
Eko Budi Lelono mengatakan, luncuran awan panas terjadi pada pukul 09.01 WIB sejauh 4,5 km dari puncak Gunung Semeru. Luncuran awan panas ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 25 mm dan durasi 912 detik.
Luncuran awan panas kembali terjadi pada pukul 09.30 WIB. Kejadian awan panas ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 17 mm dan durasi 395 detik. Namun secara visual tidak teramati karena Gunung Api Semeru tertutup kabut.
Luncuran awan panas ketiga terjadi pada pukul 15.42 WIB sejauh 4,5 km dari puncak. Kejadian awan panas ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 20 mm dan durasi 400 detik.
"Terpantau terjadi kegempaan yang didominasi oleh gempa letusan, hembusan, dan guguran dengan jumlah gempa guguran meningkat dalam tiga hari terakhir. Kami mencatat sebanyak 15-73 kejadian per hari dari rata-rata 8 kejadian per hari sejak tanggal 1 Desember 2021," ujarnya, Jumat (17/12/2021).
Kendati begitu, gempa vulkanik dalam dan tremor harmonik terjadi dalam jumlah yang tidak signifikan.
Kendati naik jadi level 3, masyarakat tidak terpancing oleh berita-berita yang tidak bertanggungjawab mengenai aktivitas Gunung Api Semeru. Masyarakat agar mengikuti arahan dari instansi yang berwenang yakni Badan Geologi yang akan terus melakukan koordinasi dengan BNPB, Pemda, dan instansi terkait lainnya.
GuguranAwan Panas
PVMBG Badan Geologi mencatat terjadinya dua kali guguran awan panas atau wedus gembel Gunung Semeru pada Kamis (16/12/2021). Guguran awan panas tercatat meluncur hingga 4,5 km.
Eko Budi Lelono mengatakan, luncuran awan panas terjadi pada pukul 09.01 WIB sejauh 4,5 km dari puncak Gunung Semeru. Luncuran awan panas ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 25 mm dan durasi 912 detik.
Luncuran awan panas kembali terjadi pada pukul 09.30 WIB. Kejadian awan panas ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 17 mm dan durasi 395 detik. Namun secara visual tidak teramati karena Gunung Api Semeru tertutup kabut.
Luncuran awan panas ketiga terjadi pada pukul 15.42 WIB sejauh 4,5 km dari puncak. Kejadian awan panas ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 20 mm dan durasi 400 detik.
"Terpantau terjadi kegempaan yang didominasi oleh gempa letusan, hembusan, dan guguran dengan jumlah gempa guguran meningkat dalam tiga hari terakhir. Kami mencatat sebanyak 15-73 kejadian per hari dari rata-rata 8 kejadian per hari sejak tanggal 1 Desember 2021," ujarnya, Jumat (17/12/2021).
Kendati begitu, gempa vulkanik dalam dan tremor harmonik terjadi dalam jumlah yang tidak signifikan.
tulis komentar anda