Hadapi Varian Omicron, Pakar Epidemiologi: Prokes Tetap Nomor 1 Cegah Penularan

Rabu, 08 Desember 2021 - 22:39 WIB
Saat ini hampir 45 negara terdeteksi sudah diserang COVID-19 varian baru itu. Untuk mencegah penyebarannya, disiplin protokol kesehatan tetap menjadi pilihan utama. Foto ist
BOGOR - Penyebaran virus COVID-19 varian baru Omicron terus dipantau pemerintah. Saat ini hampir 45 negara terdeteksi sudah diserang COVID-19 varian baru itu. Untuk mencegah penyebarannya, disiplin protokol kesehatan tetap menjadi pilihan utama.

“Prokes tetap nomor satu untuk mencegah tertular atau menulari orang lain, dan mencegah terjadinya mutasi baru. Kalau ingin mencegah mutasi, jangan sampai terjadi transmisi,” kataPakar Epidemiologi Universitas Airlangga, Windhu Purnomo dalam dialog media center Forum Merdeka Barat 9 (FMB9)-KPCPEN, Selasa (7/12/2021).

Windhu Purnomo mengatakan, apapun varian virusnya, masyarakat diharapkan menerapkan 100 persen prokes dan melengkapi vaksinasi sebagai upaya pencegahan. Omicron, jelas Windhu, memunculkan gejala yang kurang lebih sama, yakni seperti influenza pada umumnya.

Yang membedakan adalah tempat mutasinya. "Cara penularan juga tidak jauh berbeda, yaitu melalui droplet dan bisa sebagai airborne (penyakit yang menyebar lewat udara) di tempat tertutup," ungkap Windhu.

Terkait percepatan vaksinasi, ia meminta masyarakat tidak pilih-pilih vaksin atau bahkan menolak vaksin. Sebab, vaksin memberikan perlindungan ketika kita terpapar virus, agar tidak sakitberat bahkan risiko yang lebih buruk lainnya.



“Kalau bisa 100 persen vaksinasi dosis lengkap, kita akan lebih aman. Endemi adalah sasaran antara, goal kita adalah terkendalinya COVID-19 sehingga nyaris nol (kasus),” tuturnya.

Juru Bicara COVID-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi, di beberapa negara, terdapat kasus di mana orang yang terinfeksi tidak memiliki riwayat perjalanan luar negeri. Karena itu, Nadia mengingatkan, sejalan dengan pengetatan pintu masuk, masyarakat di dalam negeri juga harus tetap waspada.

Sedangkan terkait situasi di Tanah Air, Nadia menyebutkan, meski laju penularan rendah, namun varian Delta yang mendominasi virus COVID-19 di Indonesia masih terus bermutasi. Setidaknya ada 23 varian turunan telah teridentifikasi.

"Artinya, upaya pengendalian seperti disiplin prokes, vaksinasi dan deteksi dini adalah keharusan. Kalau prokes dilakukan, dapat mencegah virus menemukan inang baru untuk berkembang,” tuturnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More