DPR Minta Investigasi Menyeluruh Jatuhnya Helikopter MI-17 di Kendal
Minggu, 07 Juni 2020 - 12:26 WIB
JAKARTA - Wakil Ketua Komisi 1 DPR Abdul Kharis Almasyhari meminta adanya investigasi menyeluruh helikopter MI 17 HA 5141 milik TNI AD yang jatuh di Kendal, Jawa Tengah, Sabtu (6/6/2020).
Dia mengungkapkan, kecelakaan helikopter jenis ini merupakan yang kedua kalinya setelah tahun lalu jatuh di Papua. Karena itu Kharis meminta adanya investigasi menyeluruh dan agar secepatnya Kementerian Pertahanan dan Panglima TNI memberikan laporan lengkapnya kepada DPR khususnya Komisi 1 DPR. (Baca juga: Helikopter Penerbad Jatuh di Kaliwungu Kendal, 4 Orang Tewas)
"Bulan Juli 2019 helikopter MI-17 Milik TNI AD juga jatuh di Papua dan kemarin di Kendal Jawa Tengah. Ini jelas harus dilakukan investigasi menyeluruh dan serius karena TNI kita banyak pakai heli jenis ini," tegas Kharis. (Baca juga: Sebelum Heli Penerbad Jatuh Ada Penumpang yang Melompat Keluar)
Selain meminta investigasi menyeluruh, dia menyampaikan duka mendalam atas kecelakaan yang dialami helikopter MI 17 HA 5141 milik Pusat Pendidikan Penerbangan Angkatan Darat (Puspenerbad). Heli tersebut jatuh di area Kawasan Industri Kendal (KIK) Dusun Wonokerto, Kecamatan Kaliwungu. Empat personel TNI AD gugur, dan 5 lainnya mengalami luka-luka dalam musibah tersebut.
"Saya sampaikan duka mendalam kepada keluarga prajurit yang gugur dan terluka, helikopter tersebut sedang melaksanakan misi latihan terbang di Pusat Pendidikan Penerbang AD, Semarang, Jawa Tengah, sebagai bagian dari program Pendidikan Calon Perwira dan itu merupakan tugas negara, semoga Keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan, kekuatan dan keikhlasan" jelas anggota DPR dari Fraksi PKS ini.
Helikopter MI-17 merupakan buatan Rusia dan dipakai sebagai heli angkut milik TNI AD yang paling banyak dipakai dalam misi latihan maupun misi pengiriman logistik dan pasukan. Selain itu, MI-17 tidak hanya untuk operasi militer, tapi saring turun dalam operasi SAR atau menjangkau daerah-daerah terpencil di Tanah Air.
"Saya mohon kepada Panglima TNI mengingat rentan dan pentingnya Alutsista TNI agar menambahkan biaya pemeliharaan dan perawatannya, jangan sampai ada yang kurang sedikitpun dan semoga tidak ada kecelakaan lagi ke depan" tandas Kharis.
Lihat Juga: Dua Jenderal Kopassus Paling Disegani Ini Sangat Dekat dengan Gus Dur, Kini Ikuti Jejaknya Jadi Presiden
Dia mengungkapkan, kecelakaan helikopter jenis ini merupakan yang kedua kalinya setelah tahun lalu jatuh di Papua. Karena itu Kharis meminta adanya investigasi menyeluruh dan agar secepatnya Kementerian Pertahanan dan Panglima TNI memberikan laporan lengkapnya kepada DPR khususnya Komisi 1 DPR. (Baca juga: Helikopter Penerbad Jatuh di Kaliwungu Kendal, 4 Orang Tewas)
"Bulan Juli 2019 helikopter MI-17 Milik TNI AD juga jatuh di Papua dan kemarin di Kendal Jawa Tengah. Ini jelas harus dilakukan investigasi menyeluruh dan serius karena TNI kita banyak pakai heli jenis ini," tegas Kharis. (Baca juga: Sebelum Heli Penerbad Jatuh Ada Penumpang yang Melompat Keluar)
Selain meminta investigasi menyeluruh, dia menyampaikan duka mendalam atas kecelakaan yang dialami helikopter MI 17 HA 5141 milik Pusat Pendidikan Penerbangan Angkatan Darat (Puspenerbad). Heli tersebut jatuh di area Kawasan Industri Kendal (KIK) Dusun Wonokerto, Kecamatan Kaliwungu. Empat personel TNI AD gugur, dan 5 lainnya mengalami luka-luka dalam musibah tersebut.
"Saya sampaikan duka mendalam kepada keluarga prajurit yang gugur dan terluka, helikopter tersebut sedang melaksanakan misi latihan terbang di Pusat Pendidikan Penerbang AD, Semarang, Jawa Tengah, sebagai bagian dari program Pendidikan Calon Perwira dan itu merupakan tugas negara, semoga Keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan, kekuatan dan keikhlasan" jelas anggota DPR dari Fraksi PKS ini.
Helikopter MI-17 merupakan buatan Rusia dan dipakai sebagai heli angkut milik TNI AD yang paling banyak dipakai dalam misi latihan maupun misi pengiriman logistik dan pasukan. Selain itu, MI-17 tidak hanya untuk operasi militer, tapi saring turun dalam operasi SAR atau menjangkau daerah-daerah terpencil di Tanah Air.
"Saya mohon kepada Panglima TNI mengingat rentan dan pentingnya Alutsista TNI agar menambahkan biaya pemeliharaan dan perawatannya, jangan sampai ada yang kurang sedikitpun dan semoga tidak ada kecelakaan lagi ke depan" tandas Kharis.
Lihat Juga: Dua Jenderal Kopassus Paling Disegani Ini Sangat Dekat dengan Gus Dur, Kini Ikuti Jejaknya Jadi Presiden
(shf)
tulis komentar anda