Catat! Ini Alat Tes Daring COVID-19 Karya Peneliti Dunia
Sabtu, 06 Juni 2020 - 19:52 WIB
SURABAYA - Sejumlah peneliti dari Indonesia bekerja sama dengan tim internasional menciptakan alat tes daring untuk memperkirakan risiko seseorang tertular dan menularkan virus Corona.
Tes online tersebut dibuat berdasarkan Ilmu Perubahan Perilaku yang merupakan cabang dari Ilmu Psikologi. Alat online tersebut dapat diakses di https://your-covid-19-risk.com . (Baca juga: Rapid Test 10 Warga Blitar Peserta Pelantikan Dindik Jatim Negatif )
Dosen dan Peneliti Psikologi Kesehatan, Fakultas Psikologi Unair Triana Kesuma Dewi mengatakan, alat tes tersebut berbeda dengan alat tes yang sudah ada. Tes online yang banyak tersebar tidak mengeksplorasi alasan mengapa masyarakat melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku, misalnya tidak menjaga jarak fisik dari orang lain.
“Kami membuat alat ini berdasarkan Reasoned Action Approach. Jadi tidak hanya melihat perilaku apa yang muncul dan tidak mucul sehingga meningkatkan risiko penularan, tetapi juga melihat faktor apa yang mempengaruhi perilaku tersebut,” kata Triana, Sabtu (6/6/2020).
Menurut dia, semua tahapan itu memungkinkan untuk mengindentifikasi serta intervensi apa yang relevan untuk meningkatkan perilaku protektif yang diharapkan. Pengguna tes akan memperoleh perkiraan risiko sejauh mana dirinya dapat tertular atau menularkan COVID-19. Perkiraan tersebut diukur dari tiga faktor risiko berdasarkan kajian ilmiah, yaitu menjaga kebersihan tangan, menjaga jarak aman di tempat umum, dan perilaku tetap di rumah atau menghindari keramaian.
“Kami ingin melihat perilaku-perilaku tertentu yang menjadi fokus kita, untuk menghitung risiko apakah mereka memiliki risiko tambahan yang tinggi untuk menularkan virus ini,” jelas dia.
Triana mengatakan, alat tes daring tersebut awalnya digagas oleh Gjalt-Jorn Peters dari Open University dan Sylvia Roozen dari Maastricht University, Belanda. Selanjutnya, data hasil tes tersebut akan dipublikasikan pada repositori open access, sehingga dapat diakses oleh siapa pun.
Alat yang digarap sejak Maret 2020 tersebut telah ditranslasikan ke dalam 27 bahasa dan diluncurkan di berbagai negara di dunia. Alat deteksi online ini pertama kali diluncurkan di Belanda pada 7 Mei 2020 lalu. Sedangkan di Indonesia, masyarakat dapat menjajal tes daring itu mulai hari ini.
“Kita tahu bahwa mengubah perilaku itu bukanlah hal yang mudah. Semoga alat tes ini dapat memberikan rekomendasi dalam memahami perilaku protektif terkait COVID-19,“ pungkas dia.
Tes online tersebut dibuat berdasarkan Ilmu Perubahan Perilaku yang merupakan cabang dari Ilmu Psikologi. Alat online tersebut dapat diakses di https://your-covid-19-risk.com . (Baca juga: Rapid Test 10 Warga Blitar Peserta Pelantikan Dindik Jatim Negatif )
Dosen dan Peneliti Psikologi Kesehatan, Fakultas Psikologi Unair Triana Kesuma Dewi mengatakan, alat tes tersebut berbeda dengan alat tes yang sudah ada. Tes online yang banyak tersebar tidak mengeksplorasi alasan mengapa masyarakat melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku, misalnya tidak menjaga jarak fisik dari orang lain.
“Kami membuat alat ini berdasarkan Reasoned Action Approach. Jadi tidak hanya melihat perilaku apa yang muncul dan tidak mucul sehingga meningkatkan risiko penularan, tetapi juga melihat faktor apa yang mempengaruhi perilaku tersebut,” kata Triana, Sabtu (6/6/2020).
Menurut dia, semua tahapan itu memungkinkan untuk mengindentifikasi serta intervensi apa yang relevan untuk meningkatkan perilaku protektif yang diharapkan. Pengguna tes akan memperoleh perkiraan risiko sejauh mana dirinya dapat tertular atau menularkan COVID-19. Perkiraan tersebut diukur dari tiga faktor risiko berdasarkan kajian ilmiah, yaitu menjaga kebersihan tangan, menjaga jarak aman di tempat umum, dan perilaku tetap di rumah atau menghindari keramaian.
“Kami ingin melihat perilaku-perilaku tertentu yang menjadi fokus kita, untuk menghitung risiko apakah mereka memiliki risiko tambahan yang tinggi untuk menularkan virus ini,” jelas dia.
Triana mengatakan, alat tes daring tersebut awalnya digagas oleh Gjalt-Jorn Peters dari Open University dan Sylvia Roozen dari Maastricht University, Belanda. Selanjutnya, data hasil tes tersebut akan dipublikasikan pada repositori open access, sehingga dapat diakses oleh siapa pun.
Alat yang digarap sejak Maret 2020 tersebut telah ditranslasikan ke dalam 27 bahasa dan diluncurkan di berbagai negara di dunia. Alat deteksi online ini pertama kali diluncurkan di Belanda pada 7 Mei 2020 lalu. Sedangkan di Indonesia, masyarakat dapat menjajal tes daring itu mulai hari ini.
“Kita tahu bahwa mengubah perilaku itu bukanlah hal yang mudah. Semoga alat tes ini dapat memberikan rekomendasi dalam memahami perilaku protektif terkait COVID-19,“ pungkas dia.
(nth)
tulis komentar anda