Gang Ruhana Simbol Toleransi Antar Umat Beragama di Kota Bandung
Senin, 22 November 2021 - 04:19 WIB
“Dari sebelum disebut kampung toleransi juga, sudah tercipta toleransi. Malah kita gak tau juga itu namanya toleransi, jadi kebersamaan pas hari raya, pas imlek, begitu juga Natal,” katanya, Minggu (22/11/2021).
Di menyebut, saat momen Natal hampir semua tokoh masyarakat ikut membantu persiapan ibadah di gereja. Tak terkecuali umat Islam dan Budha, turut membantu warga Kristiani yang bakal beribadah di Gereja Pantekosta.
Peggy Sriyoto, ibu gembala dari Gereja Pantekosta menambahkan, warga yang beragama Islam maupun Budha membantu mengatur kendaraan sekaligus menjadi penjaga malam.
"Kami juga dibantu ketika memasang hiasan pohon Natal. Ini sudah dilakukan secara turun temurun. Jadi semuanya sangat alamiah," katanya.
Saat Ramadhan tiba, masyarakat non muslim tak ketinggalan ikut membantu membersihkan masjid atau sekadar membagikan takjil.
Dia menjelaskan, semua bantuan yang dilakukan adalah murni dari ketulusan umat beragama lain di sekitar gereja. Menurut dia, kunci dari jalannya toleransi adalah menghormati agama lain dengan tidak membahas agama dalam percakapan keseharian.
"Kuncinya sih kalau bagi saya cuman satu, kalau kita ketemu jangan ngomongin agama. Itu kan ga bisa disamain. Dan yang penting kita saling menerima dan menghargai, itu namanya toleransi dalam relasi," katanya berpesan.
Ketua DKM Masjid Al-Amanah, H Sugandi mengatakan, warga di Gang Ruhana tidak hanya memahami konsep komunikasi yang baik dan saling menghargai. Lebih jauh, mereka bisa mempraktikannya.
"Yang paling penting, apalagi dalam Islam itu karena kita saling menghormati dan menyayangi," imbuhnya.
Kampung toleransi ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menjaga kerukunan umat bergama di Kota Bandung. Selain itu, dapat menjadi contoh kerukunan umat beragama di Indonesia.
Di menyebut, saat momen Natal hampir semua tokoh masyarakat ikut membantu persiapan ibadah di gereja. Tak terkecuali umat Islam dan Budha, turut membantu warga Kristiani yang bakal beribadah di Gereja Pantekosta.
Peggy Sriyoto, ibu gembala dari Gereja Pantekosta menambahkan, warga yang beragama Islam maupun Budha membantu mengatur kendaraan sekaligus menjadi penjaga malam.
"Kami juga dibantu ketika memasang hiasan pohon Natal. Ini sudah dilakukan secara turun temurun. Jadi semuanya sangat alamiah," katanya.
Saat Ramadhan tiba, masyarakat non muslim tak ketinggalan ikut membantu membersihkan masjid atau sekadar membagikan takjil.
Dia menjelaskan, semua bantuan yang dilakukan adalah murni dari ketulusan umat beragama lain di sekitar gereja. Menurut dia, kunci dari jalannya toleransi adalah menghormati agama lain dengan tidak membahas agama dalam percakapan keseharian.
"Kuncinya sih kalau bagi saya cuman satu, kalau kita ketemu jangan ngomongin agama. Itu kan ga bisa disamain. Dan yang penting kita saling menerima dan menghargai, itu namanya toleransi dalam relasi," katanya berpesan.
Ketua DKM Masjid Al-Amanah, H Sugandi mengatakan, warga di Gang Ruhana tidak hanya memahami konsep komunikasi yang baik dan saling menghargai. Lebih jauh, mereka bisa mempraktikannya.
"Yang paling penting, apalagi dalam Islam itu karena kita saling menghormati dan menyayangi," imbuhnya.
Kampung toleransi ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menjaga kerukunan umat bergama di Kota Bandung. Selain itu, dapat menjadi contoh kerukunan umat beragama di Indonesia.
tulis komentar anda