18 Provinsi Waspada Bencana Alam, Salah Satunya Sulsel
Senin, 15 November 2021 - 10:14 WIB
Sejauh ini, kata dia, dampak la nina di daerah Sulsel masih dalam kategori lemah. Kendati demikian, intensitasnya diprediksi akan meningkat. Puncaknya diperkirakan terjadi pada Desember hingga Februari 2022 mendatang.
“Dalam kondisi ini biasanya yang paling terdampak di Luwu Raya dan daerah-daerah pesisir barat Sulawesi Selatan. Hampir seluruh wilayah Sulsel, apalagi kalau sudah puncak musim hujan. Ditambah lagi kalau prediksinya la nina akan menguat di akhir tahun ini,” paparnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel juga sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi musim hujan ini. Terutama terkait potensi dampak yang akan terjadi di sejumlah daerah di Sulsel.
Kepala Sub Bagian Program BPBD Sulsel , Andi Warham Yusni mengungkapkan, sudah ada tim reaksi cepat (TRC) yang dibentuk untuk menyikapi kondisi musim hujan ini. Mereka akan dikerahkan untuk membantu kabupaten/kota ketikasewaktu-waktu terjadi bencana.
“Perintah Plt Gubernur, bencana apapun, baik kecil atau besar BPBD provinsi harus hadir. Jadi ini kita siagakan 30 orang TRC, bilamana ada bencana itu langsung merespons,” ungkapnya.
BPBD Sulsel juga sudah melakukan pemetaan wilayah yang risiko bencananya masuk dalam kategori bahaya. Misalnya daerah yang rawan banjir bandang, angin puting beliung, hingga tanah longsor.
“Yang tinggi itu memang di daerah Luwu Raya. Toraja Utara juga masuk, Tanah Toraja juga sebgian, terus Luwu Utara, Luwu Timur, Palopo juga. Peta bahayanya memang di situ,” sebutnya.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga telah mengeluarkan imbauan kepada bupati/wali kota se-Sulsel untuk menyiapsiagakan semua unsur terkait penanggulangan bencana. Khsusnya dalam melakukan pencegahan.
“Pencegahan di sini dalam arti bagaimana kita mengurangi risiko bencana atau dampak bencana. Jadi ketika umpamanya ada banjir tidak ada korban jiwa, luka-luka, itu kita minimalisasi, maupun kerugian harta benda,” sambungnya.
“Dalam kondisi ini biasanya yang paling terdampak di Luwu Raya dan daerah-daerah pesisir barat Sulawesi Selatan. Hampir seluruh wilayah Sulsel, apalagi kalau sudah puncak musim hujan. Ditambah lagi kalau prediksinya la nina akan menguat di akhir tahun ini,” paparnya.
Baca Juga
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel juga sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi musim hujan ini. Terutama terkait potensi dampak yang akan terjadi di sejumlah daerah di Sulsel.
Kepala Sub Bagian Program BPBD Sulsel , Andi Warham Yusni mengungkapkan, sudah ada tim reaksi cepat (TRC) yang dibentuk untuk menyikapi kondisi musim hujan ini. Mereka akan dikerahkan untuk membantu kabupaten/kota ketikasewaktu-waktu terjadi bencana.
“Perintah Plt Gubernur, bencana apapun, baik kecil atau besar BPBD provinsi harus hadir. Jadi ini kita siagakan 30 orang TRC, bilamana ada bencana itu langsung merespons,” ungkapnya.
BPBD Sulsel juga sudah melakukan pemetaan wilayah yang risiko bencananya masuk dalam kategori bahaya. Misalnya daerah yang rawan banjir bandang, angin puting beliung, hingga tanah longsor.
“Yang tinggi itu memang di daerah Luwu Raya. Toraja Utara juga masuk, Tanah Toraja juga sebgian, terus Luwu Utara, Luwu Timur, Palopo juga. Peta bahayanya memang di situ,” sebutnya.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga telah mengeluarkan imbauan kepada bupati/wali kota se-Sulsel untuk menyiapsiagakan semua unsur terkait penanggulangan bencana. Khsusnya dalam melakukan pencegahan.
“Pencegahan di sini dalam arti bagaimana kita mengurangi risiko bencana atau dampak bencana. Jadi ketika umpamanya ada banjir tidak ada korban jiwa, luka-luka, itu kita minimalisasi, maupun kerugian harta benda,” sambungnya.
tulis komentar anda