Kisah Ciung Wanara dari Jawa Barat dan Perebutan Kekuasaan di Kerajaan Galuh
Senin, 01 November 2021 - 11:47 WIB
Bukan tanpa alasan Ciung Wanara membayar ayam jantan, karena sabung ayam menjadi salah satu olahraga hiburan yang digemari di Kerajaan Galuh.
Raja Prabu Barma Wijaya termasuk menggemari hiburan sabung ayam dan memiliki ayam jago aduan yang hebat dan tak pernah kalah saat bertarung, bernama Si Jeling. Dia selalu mesayembarakan jika ada ayam dari rakyatnya atau siapapun yang bisa mengalahkan ayam jago andalannya, maka akan diberikan apa saja yang dimintanya.
Ciung Wanara yang mendengar kabar tersebut kemudian menerima tantangan sang raja, dengan mengadukan ayam jantan miliknya dengan Si Jeling. Syaratnya adalah ketika ayamnya menang, maka meminta setengah dari Kerajaan Galuh sebagai hadiah.
Janji itu terwujud karena ayam sang raja dikalahkan oleh ayam milik Ciung Wanara yang meski berukuran kecil namun jauh lebih kuat.
Ciung Wanara kemudian menjadi raja di daerah yang diserahkan oleh Prabu Barma Wijaya. Saat itu dia pun mendengar cerita Uwa Batara Lengser, bahwa dirinya saat itu disingkirkan dari istana beserta ibunya oleh Prabu Barma Wijaya dan Dewi Pangrenyep.
Merasa sakit hati kemudian dia melancarkan balas dendam kepada keduanya dan berhasil memenjarakan Dewi Pangrenyep. Namun, putra dari Dewi Pangrenyep, Hariang Banga tidak terima atas penangkapan ibunya oleh Ciung Wanara yang notabenenya adalah sang adik.
Dia kemudian menyusun rencana penyerangan untuk membebaskan ibunya dengan mengumpulkan banyak tentara guna berperang melawan Ciung Wanara dan para pengikutnya.
Sehingga pertarungan kakak beradik antara Hariang Banga dan Ciung Wanara tidak terelakan. Olah kanuragan dan kesaktian seimbang yang dimiliki keduanya membuat pertarungan tidak ada yang menang.
Kemudian, munculah Raja Prabu Permana Di Kusumah yang tak lain adalah ayah keduanya, didampingi Ratu Dewi Naganingrum yang meminta agar pertarungan dihentikan.
Raja Prabu Barma Wijaya termasuk menggemari hiburan sabung ayam dan memiliki ayam jago aduan yang hebat dan tak pernah kalah saat bertarung, bernama Si Jeling. Dia selalu mesayembarakan jika ada ayam dari rakyatnya atau siapapun yang bisa mengalahkan ayam jago andalannya, maka akan diberikan apa saja yang dimintanya.
Ciung Wanara yang mendengar kabar tersebut kemudian menerima tantangan sang raja, dengan mengadukan ayam jantan miliknya dengan Si Jeling. Syaratnya adalah ketika ayamnya menang, maka meminta setengah dari Kerajaan Galuh sebagai hadiah.
Janji itu terwujud karena ayam sang raja dikalahkan oleh ayam milik Ciung Wanara yang meski berukuran kecil namun jauh lebih kuat.
Ciung Wanara kemudian menjadi raja di daerah yang diserahkan oleh Prabu Barma Wijaya. Saat itu dia pun mendengar cerita Uwa Batara Lengser, bahwa dirinya saat itu disingkirkan dari istana beserta ibunya oleh Prabu Barma Wijaya dan Dewi Pangrenyep.
Baca Juga
Merasa sakit hati kemudian dia melancarkan balas dendam kepada keduanya dan berhasil memenjarakan Dewi Pangrenyep. Namun, putra dari Dewi Pangrenyep, Hariang Banga tidak terima atas penangkapan ibunya oleh Ciung Wanara yang notabenenya adalah sang adik.
Dia kemudian menyusun rencana penyerangan untuk membebaskan ibunya dengan mengumpulkan banyak tentara guna berperang melawan Ciung Wanara dan para pengikutnya.
Sehingga pertarungan kakak beradik antara Hariang Banga dan Ciung Wanara tidak terelakan. Olah kanuragan dan kesaktian seimbang yang dimiliki keduanya membuat pertarungan tidak ada yang menang.
Kemudian, munculah Raja Prabu Permana Di Kusumah yang tak lain adalah ayah keduanya, didampingi Ratu Dewi Naganingrum yang meminta agar pertarungan dihentikan.
tulis komentar anda