Peringatan Hari Sumpah Pemuda, Mahasiswa Pangkep Gelar Unjuk Rasa
Kamis, 28 Oktober 2021 - 20:30 WIB
PANGKEP - Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliasni Pemuda Kabupaten Pangkep, menggelar aksi unjuk rasa memperingati Hari Sumpah Pemuda . Mahsiswa yang berasal dari sejumlah organisasi ini memulai aksi mereka di perempatan Taman Musafir, Pangkajene dan longmarch ke kantor DPRD Pangkep, Kamis (28/10/2021).
Dalam aksinya, para mahasiswa membawa sejumlah tuntutan diantaranya mendesak pemerintah Kabupaten Pangkep untuk fokus mewujudkan visi pemerintahan sesuai taglinenya yaitu Pangkep Hebat. Mahasiswa yang berasal dari organiasi seperti HMI, PMII, Kerukunan Mahasiswa Pelajar Tupabiring (KMPT), Himpunan Mahasiwa Liukang Tangaya (Himalya) dan Gerakan Mahasiswa Garda Nusantara menilai hingga saat ini belum ada upaya serius pemerintah untuk Pangkpe Hebat. Bahkan, Jendral Lapangan aksi ini, Rafiuddin mengatakan kegiatan yang belum menyentuh masyarakat.
Contoh salah satu poin Pangkep Hebat yaitu Pangkep Sejahtera, disitu banyak persoalan penyaluran bantuan sosial yang terjadi dilapangan. "Sering bantuan sosial tidak tersalurkan, khususnya di wilayah kepulauan. Dan kami lihat tidak ada upaya perbaikan dari pemerintah," kata Rafiuddin.
Demikian juga di sektor pendidikan, mahasiswa menilai Pemkab Pangkep tidak maksimal memberika fasilitas terhadap sekolah di kepualuan untuk mengikuti ujian AKM (Assesmen Kompetensi Minimum) yang membuat pelajar pulau harus ke daratan hanya untuk mengikuti ujian berbasis komputer tersebut.
"Kami menilai Pemkab Pangkep tak serius bekerja untuk dasacita Pangkep Hebat," lanjutnya.
Di kantor DPRD Pangkep para mahasiswa menyerahkan kertas berwarna merah sebagai simbol kartu merah kepada dua orang legislator yang menerima mereka. Rafiuddin mengatakan, sejatinya para wakil rakyat tahu persoalan tapi mereka tidak mengambil sikap yang jelas.
"DPRD Pangkep bobrok dalam pengawalan isu-isu masyarakat. Lihat saja hari ini, kami datang jam kerja dan dari banyak anggota dewan hanya dua orang yang menemui kami," lanjutnya.
Sementara itu Ketua Umum KMPT, Muhammad Fahmi mengatakan, para mahasiswa yang tergabung dalam aliansi ini akan terus mengawal persoalan masyarakat. Ia berharap pemerintah tidak menutup mmata dan kuping terhadap tuntutan mahasiswa. "Kalau tuntutan kami tidak dipenuhi, kami akan kembali turun ke jalan," ujarnya.
Dalam aksinya, para mahasiswa membawa sejumlah tuntutan diantaranya mendesak pemerintah Kabupaten Pangkep untuk fokus mewujudkan visi pemerintahan sesuai taglinenya yaitu Pangkep Hebat. Mahasiswa yang berasal dari organiasi seperti HMI, PMII, Kerukunan Mahasiswa Pelajar Tupabiring (KMPT), Himpunan Mahasiwa Liukang Tangaya (Himalya) dan Gerakan Mahasiswa Garda Nusantara menilai hingga saat ini belum ada upaya serius pemerintah untuk Pangkpe Hebat. Bahkan, Jendral Lapangan aksi ini, Rafiuddin mengatakan kegiatan yang belum menyentuh masyarakat.
Contoh salah satu poin Pangkep Hebat yaitu Pangkep Sejahtera, disitu banyak persoalan penyaluran bantuan sosial yang terjadi dilapangan. "Sering bantuan sosial tidak tersalurkan, khususnya di wilayah kepulauan. Dan kami lihat tidak ada upaya perbaikan dari pemerintah," kata Rafiuddin.
Demikian juga di sektor pendidikan, mahasiswa menilai Pemkab Pangkep tidak maksimal memberika fasilitas terhadap sekolah di kepualuan untuk mengikuti ujian AKM (Assesmen Kompetensi Minimum) yang membuat pelajar pulau harus ke daratan hanya untuk mengikuti ujian berbasis komputer tersebut.
"Kami menilai Pemkab Pangkep tak serius bekerja untuk dasacita Pangkep Hebat," lanjutnya.
Di kantor DPRD Pangkep para mahasiswa menyerahkan kertas berwarna merah sebagai simbol kartu merah kepada dua orang legislator yang menerima mereka. Rafiuddin mengatakan, sejatinya para wakil rakyat tahu persoalan tapi mereka tidak mengambil sikap yang jelas.
"DPRD Pangkep bobrok dalam pengawalan isu-isu masyarakat. Lihat saja hari ini, kami datang jam kerja dan dari banyak anggota dewan hanya dua orang yang menemui kami," lanjutnya.
Sementara itu Ketua Umum KMPT, Muhammad Fahmi mengatakan, para mahasiswa yang tergabung dalam aliansi ini akan terus mengawal persoalan masyarakat. Ia berharap pemerintah tidak menutup mmata dan kuping terhadap tuntutan mahasiswa. "Kalau tuntutan kami tidak dipenuhi, kami akan kembali turun ke jalan," ujarnya.
(agn)
tulis komentar anda