Pengadaan Kontainer Kelurahan untuk Penanganan Covid-19 Tak Kunjung Rampung
Kamis, 28 Oktober 2021 - 08:05 WIB
MAKASSAR - Pengadaan 153 kontainer untuk penanganan Covid-19 di tingkat kelurahan masih belum rampung. Sebelumnya, program ini ditarget tuntas pada Oktober 2021.
Dari data yang dihimpun di LPSE Kota Makassar, tercatat sudah 38 kelurahan yang melakukan pengadaan kontainer.
Juru Bicara Makassar Recover , Henny Handayani mengatakan, jumlah kontainer yang layak beroperasi pun masih sedikit. Pengadaannya lamban lantaran tersandung peranti kesehatan.
"Itu sudah ada yang beroperasi di beberapa kelurahan laporannya. Cuma memang kita akui masih dihitung jari," katanya.
Lambannya pengadaan tersebut juga berimbas pada sejumlah program strategis Pemkot Makassar , seperti detektor hingga vaksinasi. Pasalnya kontainer tersebut akan menjadi pusat penanganan Covid-19 di kelurahan.
"Kita memang mau fungsikan, termasuk awalnya untuk program 100 1 100 itu. Itu rencana awal kita mau pusatkan memang di kontainer. Di recovery centre itu, jadi kita memang harapkan progresnya bisa lebih cepat lagi, karena ke depan perannya bisa digunakan lagi termasuk nanti jadi Posyandu ketika tidak digunakan lagi," katanya.
Henny berharap agar pengadaan kontainter kelurahan itu segera dituntaskan. Lokasi tidak perlu menjadi persoalan, asalkan keberadaan dan fungsinya dirasakan masyarakat.
"Walau jauh mungkin di dalam pemukiman warga, maunya Pak Wali seperti itu, ada, bukan pencitraan lurah tetapi nilai guna kontainer ini kan diperhatikan, titiknya, karena dekat dengan pemukiman warga," ujarnya.
Pengamat Tata Kelola Keuangan Negara, Bastian Lubis mempertanyakan efektivitas program pengadaan kontainer tersebut. Dia menilai, fungsi seyogyanya bisa diambil oleh puskesmas, sehingga pengadaannya terkesan pemborosan anggaran.
"Kontainer ini juga ngak ada manfaatnya. Karena untuk apa dibuat itu karena sudah ada puskesmas, kecuali ini (Makassar) adalah daerah terpencil, baru (dibuat)," terangnya.
Dari data yang dihimpun di LPSE Kota Makassar, tercatat sudah 38 kelurahan yang melakukan pengadaan kontainer.
Juru Bicara Makassar Recover , Henny Handayani mengatakan, jumlah kontainer yang layak beroperasi pun masih sedikit. Pengadaannya lamban lantaran tersandung peranti kesehatan.
"Itu sudah ada yang beroperasi di beberapa kelurahan laporannya. Cuma memang kita akui masih dihitung jari," katanya.
Lambannya pengadaan tersebut juga berimbas pada sejumlah program strategis Pemkot Makassar , seperti detektor hingga vaksinasi. Pasalnya kontainer tersebut akan menjadi pusat penanganan Covid-19 di kelurahan.
"Kita memang mau fungsikan, termasuk awalnya untuk program 100 1 100 itu. Itu rencana awal kita mau pusatkan memang di kontainer. Di recovery centre itu, jadi kita memang harapkan progresnya bisa lebih cepat lagi, karena ke depan perannya bisa digunakan lagi termasuk nanti jadi Posyandu ketika tidak digunakan lagi," katanya.
Henny berharap agar pengadaan kontainter kelurahan itu segera dituntaskan. Lokasi tidak perlu menjadi persoalan, asalkan keberadaan dan fungsinya dirasakan masyarakat.
"Walau jauh mungkin di dalam pemukiman warga, maunya Pak Wali seperti itu, ada, bukan pencitraan lurah tetapi nilai guna kontainer ini kan diperhatikan, titiknya, karena dekat dengan pemukiman warga," ujarnya.
Pengamat Tata Kelola Keuangan Negara, Bastian Lubis mempertanyakan efektivitas program pengadaan kontainer tersebut. Dia menilai, fungsi seyogyanya bisa diambil oleh puskesmas, sehingga pengadaannya terkesan pemborosan anggaran.
"Kontainer ini juga ngak ada manfaatnya. Karena untuk apa dibuat itu karena sudah ada puskesmas, kecuali ini (Makassar) adalah daerah terpencil, baru (dibuat)," terangnya.
(agn)
tulis komentar anda