Kisah Pelukis Sudjojono Bertengkar Hebat dengan Bung Karno Gara-gara Basuki Abdullah

Selasa, 19 Oktober 2021 - 13:16 WIB
Melihat hasilnya, Jepang merasa senang. Poster ditempel di mana-mana. Namun, dengan coretan arang, para perupa diam-diam menambahkan kata "saudara" di depan masing-masing kata "muda dan tua". Jadinya, "Saoedara Moeda Menaboeng, Saoedara Toea Beroentoeng". Jepang seketika marah besar. "Sambil memaki-maki "bakero-bakero", disuruhnya agar poster-poster itu dirobek semua," tutur Mia Bustam.

Sudjojono yang selalu memanggil Bung Karno dengan kata "mas", memiliki kedekatan akrab dengan Bung Karno. Begitu juga dengan istri mereka. Fatmawati dan Mia Bustam, istri Sudjojono, bergaul dekat.

Bung Karno pernah mengundang Sudjojono dan Mia yang masih pengantin baru untuk menginap di peristirahatannya di Puncak, Tugu, Bogor. Pesanggrahan Bung Karno merupakan bekas villa Profesor Reddingius.

Lokasinya tersembunyi, menyempil sekitar satu dua meter dari permukaan jalan. Namun keakraban antara Bung Karno dan Sudjojono akhirnya berantakan gara-gara mempertengkarkan Basuki Abdullah yang merupakan pelukis kesayangan Bung Karno.

Peristiwa perselisihan itu terjadi saat Bidang Kebudayaan Putera hendak menggelar pameran lukisan. Pemeran mengambil tempat di bekas gedung sekolah kolonial.

Sudjojono mendekorasi bagian gedung menjadi tempat galeri yang artistik. Hasilnya tidak kalah dengan galeri resmi. Untuk memperindah, Sudjojono meminta sentuhan perupa muda Kartono Yudokusumo yang saat itu masih duduk di bangku SMT (sekarang SMA).

Sudjojono kemudian menulis kata pengantar katalog pemeran lukisan. Pada pengantarnya Sudjojono menyebut bakat Kartono Yudokusumo besar sekali. Sama besar dengan bakat Basuki Abdullah.

Membaca kata pengantar yang belum diluncurkan itu, Basuki Abdullah jengkel. Pelukis tenar itu protes dan mengadu kepada Bung Karno. Intinya, Basuki yang karya-karyanya disukai Bung Karno tak sudi disejajarkan dengan pelukis Kartono yang masih pemula.

Sudjojono dipanggil Bung Karno dan diminta menghapus kalimat dalam kata pengantar katalog tersebut.

Sudjojono menolak dengan alasan ia hanya berpendapat soal bakat yang sama besar. "Saya tidak bicara tentang tekniknya. Dalam hal tekhnik, tentu saja Kartono belum apa-apa dibandingkan dengan Basuki yang keluaran Rijksakademie Amsterdam," kata Sudjojono seperti dikisahkan Mia Bustam dalam "Sudjojono dan Aku".
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More