Misteri Cahaya Terang yang Tiba-tiba Melesat dari Makam Bung Karno Menuju Candi Penataran

Senin, 11 Oktober 2021 - 13:37 WIB
Sementara usai menyaksikan cahaya terang yang meninggalkan makam Bung Karno, hati Baby mendadak sedih. Rasa duka yang datang tiba-tiba yang ia sendiri tidak tahu apa sebabnya. Ada perasaan kehilangan. Baby lalu bersemedi (meditasi) mencari jawaban.

Dengan caranya, Baby mengatakan mengetahui bahwa makam Bung Karno di Blitar itu telah kosong. "Bukan dalam arti kosong lahiriah, tetapi secara batiniah," Andjar Any dalam "Misteri Mistik Bung Karno".

Yang Baby rasakan, roh Bung Karno telah berpindah ke Batu Tulis Bogor, dekat Istana Hing Puri Bima Sakti (Istana Batu Tulis) Bogor. Spekulasi sontak berkembang dan sekaligus menghubungkan dengan surat wasiat yang pernah ditulis Bung Karno.

Soal kematian dan pemakaman, dalam surat wasiatnya 6 Juni 1962, Bung Karno menulis : Kalau aku mati, kuburlah aku di bawah pohon rindang....dan seterusnya. Surat wasiat ditujukan kepada keluarga. Surat wasiat tanggal 16 September 1964, yang ditulis di Bogor, juga menulis pesan serupa.

Pesan surat wasiat yang ditulis Bung Karno pada 24 Mei 1965 lebih jelas : Tempat kuburan bersama itu telah saya tentukan, yaitu di Kebun Raya Bogor dekat bekas kolam permandian yang membukit. Kepada jurnalis Cindy Adam dalam buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, Bung Karno kembali mengutarakan wasiat yang sama.

Bung Karno mengatakan tidak ingin dikuburkan seperti Gandhi (Mahatma Gandhi). Baginya kuburan Gandhi dengan berbagai hiasan dari Pandit Jawaharlal Nehru, terlalu mewah. Bung Karno menginginkan makamnya nanti berada di bawah pohon rindang, dikelilingi alam sekitar yang indah, di samping sungai serta di antara bukit yang berombak-ombak.

"Dan aku ingin rumahku yang terakhir ini terletak di sekitar Kota Bandung di tengah daerah Priangan yang sejuk dan nyaman, berlembah dan bergunung serta subur, di mana aku pertama kali bertemu petani Marhaen," kata Bung Karno dalam Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat.

Didahului memburuknya kesehatan pada 20 Juni 1970. Sesuai komunike medis Tim Dokter yang diketuai Prof Dr Mahar Mardjono, tepat pukul 07.00 Wib tanggal 21 Juni 1970, Bung Karno wafat. Saat jenazah masih disemayamkan di Wisma Yaso, sejumlah tokoh berdatangan untuk mengucapkan bela sungkawa.

Terlihat hadir Jendral AH Nasution, Buya Hamka, Prof Sumitro dan Jendral Sarwo Edi. Dari keluarga tampak mantan istri Bung Karno, Inggit Garnasih yang langsung datang dari Bandung. Kemudian Haryati, Yurike Sanger, Ratna Sari Dewi yang duduk bersebelahan dengan Hartini.

Sementara Fatmawati hanya mengirim karangan bunga duka cita yang bertuliskan : "Cintamu selalu menjiwai rakyat. Cinta Fat". Namun jenazah Bung Karno gagal dimakamkan di tempat sesuai dengan surat wasiatnya. Sesuai Keputusan Presiden RI No 44 Tahun 1970, Presiden Soeharto menetapkan tempat makam jenazah almarhum Bung Karno di Blitar.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content