Jerit Tangis Ibu-ibu Adat Rendu Diborgol Brimob Saat Hadang Pengukuran Lahan Waduk
Selasa, 05 Oktober 2021 - 14:21 WIB
NAGEKEO - Jerit tangisan ibu-ibu tak tertahan lagi, saat sejumlah anggota Brimob bersenjata AK 101 memborogol mereka. Para ibu dari Suku Adat Rendu di Desa Rendu, Kabupaten Nagekeo, NTT tersebut, menggelar aksi penghadangan petugas yang akan mengukur tanah adat mereka untuk Waduk Lambo.
Masyarakat adat di Desa Rendu, masih belum setuju dengan rencana pemerintah membangun Waduk Lambo, karena bakal menenggelamkan tanah adat, makam keramat, dan tempat sakral untuk kegiatan ritual masyarakat adat.
Para ibu rumah tangga yang bersikukuh melakukan penghadangan pengukuran tanah adat ini, kaget begitu melihat anggota Brimob yang mengendarai sejumlah motor trail, lengkap dengan senjata laras panjang, helm baja, dan rompi anti peluru menghampiri serta langsung memborogol tangan para ibu peserta aksi.
Petugas pengukuran lahan langsung menyerobot masuk ke lokasi yang rencana akan dibangun waduk tersebut. Para ibu rumah tangga itu menangis histeris, menyaksikan petugas mulai mengukur tanah adat mereka dengan pengawalan ketat anggota Brimob.
Hermina Mawar, salah seorang ibu rumah tangga yang turut diborgol tangannya oleh anggota Brimob, mengaku sangat kecewa tanah adat yang secara turutn-temurun ditempati masyarakat adat Rendu bakal ditenggelamkan oleh pembangunan waduk.
"Itu tanah ulayat. Tanah adat. Tanah leluhur kami. Di tanah itu ada makam leluhur kami yang selalu kami hormati. Tempat itu juga menjadi lokasi ritual adat kami. Sampai kapanpun kami akan menolak pembangunan waduk," tutur Hermina Mawar.
Hingah saat ini, masyarakat Adat Rendu masih terus berjaga-jaga di pintu masuk desanya. Mereka bersiap menghadang berbagai upaya untuk pembangunan waduk tersebut, karena sebagian tanah adat di lokasi yang akan dibangun waduk, mereka nilai sebagai tanah suci.
Masyarakat adat di Desa Rendu, masih belum setuju dengan rencana pemerintah membangun Waduk Lambo, karena bakal menenggelamkan tanah adat, makam keramat, dan tempat sakral untuk kegiatan ritual masyarakat adat.
Para ibu rumah tangga yang bersikukuh melakukan penghadangan pengukuran tanah adat ini, kaget begitu melihat anggota Brimob yang mengendarai sejumlah motor trail, lengkap dengan senjata laras panjang, helm baja, dan rompi anti peluru menghampiri serta langsung memborogol tangan para ibu peserta aksi.
Petugas pengukuran lahan langsung menyerobot masuk ke lokasi yang rencana akan dibangun waduk tersebut. Para ibu rumah tangga itu menangis histeris, menyaksikan petugas mulai mengukur tanah adat mereka dengan pengawalan ketat anggota Brimob.
Hermina Mawar, salah seorang ibu rumah tangga yang turut diborgol tangannya oleh anggota Brimob, mengaku sangat kecewa tanah adat yang secara turutn-temurun ditempati masyarakat adat Rendu bakal ditenggelamkan oleh pembangunan waduk.
"Itu tanah ulayat. Tanah adat. Tanah leluhur kami. Di tanah itu ada makam leluhur kami yang selalu kami hormati. Tempat itu juga menjadi lokasi ritual adat kami. Sampai kapanpun kami akan menolak pembangunan waduk," tutur Hermina Mawar.
Hingah saat ini, masyarakat Adat Rendu masih terus berjaga-jaga di pintu masuk desanya. Mereka bersiap menghadang berbagai upaya untuk pembangunan waduk tersebut, karena sebagian tanah adat di lokasi yang akan dibangun waduk, mereka nilai sebagai tanah suci.
(eyt)
tulis komentar anda