Harga Telur Terjun Bebas, Peternak Mulai Cuci Gudang Ayam Produktif
Selasa, 05 Oktober 2021 - 06:46 WIB
BOYOLALI - Anjloknya harga telur ayam, dan masih tingginya harga pakan. Membuat sejumlah peternak ayam petelur di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, memilih cuci gudang alias menjual ayam-ayam petelurnya, meskipun masih dalam kondisi produktif.
Langkah menjual ayam petelur tersebut, terpaksa dilakukan para peternak ayam petelur, untuk mengurangi kerugian yang lebih besar. selain itu mereka juga melakukan langkah-langkah efisiensi, di antaranya merasionalisasi pekerja.
Salah seorang peternak ayam di Kabupaten Boyolali, Krishandrika Emanuel Raharjo menyebutkan, saat ini harga telur di tingkat peternak hanya di kisaran Rp14.500 per kilogram. "Dengan harga tersebut, tidak sebanding dengan biaya produksi setiap harinya," tuturnya.
Selain anjloknya harga telur, dia mengaku, para peternak juga dihadapkan dengan tingganya harga pakan ternak berupa jagung yang mencapai Rp6.800 per kilogram. Jumlah karyawan juga terus dikurangi, untuk menekan biaya produksi dan risiko kerugian yang lebih besar.
Ayam petelur yang terpaksa dijual, menurutnya berumur 60-70 minggu. Padahal secara normal untuk afkir ayam harus sudah berumur di atas 80 minggu. "Harga ayam afkir saat ini juga mengalami penurunan. Biasa mencapai Rp20 ribu per kilogran, saat ini hanya Rp12.500 per kilogram. Kami hanya bisa berharap, krisis ini segera berlalu," terangnya.
Langkah menjual ayam petelur tersebut, terpaksa dilakukan para peternak ayam petelur, untuk mengurangi kerugian yang lebih besar. selain itu mereka juga melakukan langkah-langkah efisiensi, di antaranya merasionalisasi pekerja.
Salah seorang peternak ayam di Kabupaten Boyolali, Krishandrika Emanuel Raharjo menyebutkan, saat ini harga telur di tingkat peternak hanya di kisaran Rp14.500 per kilogram. "Dengan harga tersebut, tidak sebanding dengan biaya produksi setiap harinya," tuturnya.
Selain anjloknya harga telur, dia mengaku, para peternak juga dihadapkan dengan tingganya harga pakan ternak berupa jagung yang mencapai Rp6.800 per kilogram. Jumlah karyawan juga terus dikurangi, untuk menekan biaya produksi dan risiko kerugian yang lebih besar.
Ayam petelur yang terpaksa dijual, menurutnya berumur 60-70 minggu. Padahal secara normal untuk afkir ayam harus sudah berumur di atas 80 minggu. "Harga ayam afkir saat ini juga mengalami penurunan. Biasa mencapai Rp20 ribu per kilogran, saat ini hanya Rp12.500 per kilogram. Kami hanya bisa berharap, krisis ini segera berlalu," terangnya.
(eyt)
tulis komentar anda