Pemerintah Singapura Perpanjang Masa Lockdown hingga 1 Juni 2020
Selasa, 21 April 2020 - 23:14 WIB
SINGAPURA - Pemerintah Singapura mengumumkan, untuk memperpanjang masa pembatasan sosial lewat karantina sebagian (partial lockdown) hingga 1 Juni 2020 mendatang.
Keputusan tersebut menyusul melonjaknya jumlah kasus baru infeksi virus corona (Covid-19) di negara tersebut.
Singapura dianggap berhasil mengendalikan wabah corona pada tahap awal, karena melakukan pengujian massal secara luas serta pelacakan kontak warga. Akan tetapi, negara kota itu kini menghadapi gelombang kedua pertambahan kasus infeksi yang bergerak sangat cepat.
Otoritas kesehatan Singapura melaporkan 1.111 kasus infeksi baru pada Selasa (21/4/2020) ini, sehingga totalnya menjadi 9.125 kasus. Sebagian besar tambahan kasus tersebut ditemukan di asrama pekerja asing yang kini telah menjadi pusat penyebaran wabah di kota itu.
Perdana Menteri Lee Hsien Loong menyatakan, kebijakan pembatasan yang meliputi penutupan tempat bisnis dan sekolah-sekolah, serta perintah kepada warga untuk tetap tinggal di rumah, akan diperpanjang hingga 1 Juni.
Kebijakan yang dimulai sejak awal April itu semula dijadwalkan akan berakhir pada 4 Mei.
“Banyak yang akan kecewa dengan perpanjangan itu. Dan para pelaku bisnis serta pekerja pasti sangat terluka,” kata Lee dalam pidato yang disiarkan televisi, dikutip AFP, Selasa (21/4/2020).
“Tapi saya harap Anda mengerti bahwa penderitaan yang singkat ini semata-mata bertujuan untuk membasmi virus, melindungi kesehatan dan keselamatan orang-orang yang kita cintai, dan memungkinkan kita untuk menghidupkan kembali ekonomi kita,” tutur sang perdana menteri.
Kasus infeksi Covid-19 di Singapura melonjak cukup signifikan sejak pihak berwenang mulai melakukan pengujian terhadap para pekerja asing di asrama mereka. Kebanyakan dari mereka adalah pekerja konstruksi dari Asia Selatan.
Sebagai upaya untuk mencegah semakin meluasnya infeksi, ribuan dari tenaga kerja asing (TKA) itu telah dipindahkan ke tempat penginapan alternatif seperti blok apartemen yang kosong. Sementara, beberapa asrama buruh migran dengan kasus infeksi serius telah dikarantina.
Lee mengatakan, langkah lebih lanjut akan diambil untuk membantu pekerja migran bisa hidup layak di asrama mereka, termasuk mengerahkan lebih banyak tenaga medis.
“Untuk pekerja migran kami, izinkan saya menekankan lagi: kami akan merawat Anda, sama seperti kami merawat orang Singapura,” ucapnya.
Keputusan tersebut menyusul melonjaknya jumlah kasus baru infeksi virus corona (Covid-19) di negara tersebut.
Singapura dianggap berhasil mengendalikan wabah corona pada tahap awal, karena melakukan pengujian massal secara luas serta pelacakan kontak warga. Akan tetapi, negara kota itu kini menghadapi gelombang kedua pertambahan kasus infeksi yang bergerak sangat cepat.
Otoritas kesehatan Singapura melaporkan 1.111 kasus infeksi baru pada Selasa (21/4/2020) ini, sehingga totalnya menjadi 9.125 kasus. Sebagian besar tambahan kasus tersebut ditemukan di asrama pekerja asing yang kini telah menjadi pusat penyebaran wabah di kota itu.
Perdana Menteri Lee Hsien Loong menyatakan, kebijakan pembatasan yang meliputi penutupan tempat bisnis dan sekolah-sekolah, serta perintah kepada warga untuk tetap tinggal di rumah, akan diperpanjang hingga 1 Juni.
Kebijakan yang dimulai sejak awal April itu semula dijadwalkan akan berakhir pada 4 Mei.
“Banyak yang akan kecewa dengan perpanjangan itu. Dan para pelaku bisnis serta pekerja pasti sangat terluka,” kata Lee dalam pidato yang disiarkan televisi, dikutip AFP, Selasa (21/4/2020).
“Tapi saya harap Anda mengerti bahwa penderitaan yang singkat ini semata-mata bertujuan untuk membasmi virus, melindungi kesehatan dan keselamatan orang-orang yang kita cintai, dan memungkinkan kita untuk menghidupkan kembali ekonomi kita,” tutur sang perdana menteri.
Kasus infeksi Covid-19 di Singapura melonjak cukup signifikan sejak pihak berwenang mulai melakukan pengujian terhadap para pekerja asing di asrama mereka. Kebanyakan dari mereka adalah pekerja konstruksi dari Asia Selatan.
Sebagai upaya untuk mencegah semakin meluasnya infeksi, ribuan dari tenaga kerja asing (TKA) itu telah dipindahkan ke tempat penginapan alternatif seperti blok apartemen yang kosong. Sementara, beberapa asrama buruh migran dengan kasus infeksi serius telah dikarantina.
Lee mengatakan, langkah lebih lanjut akan diambil untuk membantu pekerja migran bisa hidup layak di asrama mereka, termasuk mengerahkan lebih banyak tenaga medis.
“Untuk pekerja migran kami, izinkan saya menekankan lagi: kami akan merawat Anda, sama seperti kami merawat orang Singapura,” ucapnya.
(agn)
tulis komentar anda