Kaya Nutrisi, Ini Manfaat Buah Jamblang yang Kian Langka
Selasa, 21 September 2021 - 20:49 WIB
“Rasa buah jamblang ini sangat khas sehingga tidak semua orang bisa mengonsumsi buah secara langsung karena sepat dan masam. Oleh karena itu, saya membuat effervescent dari buah jamblang sehingga lebih praktis, rasa lebih enak karena ada campuran sodanya dan bisa diterima masyarakat luas. Cara mengonsumsinya cukup mudah dengan memasukkan effervescent ke dalam air, setelah larut bisa langsung diminum,” paparnya.
Mahasiswa yang akan diwisuda 30 Oktober mendatang ini mengungkapkan bahwa keinginannya adalah memperkenalkan buah jamblang melalui produk minuman kekinian dalam bentuk effervescent.
Pembuatan produk effervescent dari buah jamblang merupakan skripsi milik Linus yang berjudul ‘Pengaruh Penambahan Ekstrak Buah Jamblang Te rhadap Karakteristik Fisikokimia dan Organoleptik Serbuk Effervescent Buah Jamblang’.
Baca juga: Prihatin Nasib Guru Honorer Banten, Ketua DPD RI Minta Pemkab Pandeglang Tanggung Jawab
Proses pengerjaan skripsi ini berjalan selama 3 sampai 4 bulan mulai dari pengumpulan riset, proses produksi hingga uji organoleptik terhadap 40 orang terkait warna, rasa, bau dan sensasi soda pada produk.
Proses pembuatan effervescent dari buah jamblang membutuhkan waktu sekitar tiga hari. Buah jamblang yang sudah matang dicuci bersih dengan air mengalir. Kemudian dipotong-potong dan direndam dengan alkohol 70 persen.
Setelah itu didiamkan di suhu ruang selama kurang lebih 2 hari. Proses ini disebut dengan metode ekstraksi maserasi. Langkah selanjutnya adalah memisahkan ekstrak dengan alkohol menggunakan alat rotary evaporator.
Tujuannya untuk menghasilkan ekstrak buah jamblang dengan kandungan atau konsentrasi lebih pekat. Ekstrak buah jamblang tersebut kemudian diproses dengan alat spray dryer untuk mengubah ekstrak yang berbentuk cair menjadi serbuk. Setelah itu, serbuk dicampur dengan soda kue, asam sitrat dan bahan yang lain untuk membuat effervescent. Tahap terakhir adalah mencetak serbuk effervescent berbentuk tablet.
Selama melakukan penelitian, Linus menghadapi kesulitan dalam mencari buah jamblang. Menurutnya buah jamblang sudah termasuk buah yang langka sehingga cukup menantang. Proses pembuatan pun harus dilakukan dengan hati-hati.
Linus berharap produknya tersebut dapat dilakukan penelitian lebih lanjut agar tercipta produk yang memiliki khasiat utuh dari buah jamblang. Melalui fasilitas dan sarana prasarana yang semakin lengkap di Fakultas Teknobiologi Ubaya saat ini, ia percaya akan muncul beragam inovasi atau kreasi produk lain yang lebih baik ke depannya dari mahasiswa terutama dalam memanfaatkan buah jamblang.
Mahasiswa yang akan diwisuda 30 Oktober mendatang ini mengungkapkan bahwa keinginannya adalah memperkenalkan buah jamblang melalui produk minuman kekinian dalam bentuk effervescent.
Pembuatan produk effervescent dari buah jamblang merupakan skripsi milik Linus yang berjudul ‘Pengaruh Penambahan Ekstrak Buah Jamblang Te rhadap Karakteristik Fisikokimia dan Organoleptik Serbuk Effervescent Buah Jamblang’.
Baca juga: Prihatin Nasib Guru Honorer Banten, Ketua DPD RI Minta Pemkab Pandeglang Tanggung Jawab
Proses pengerjaan skripsi ini berjalan selama 3 sampai 4 bulan mulai dari pengumpulan riset, proses produksi hingga uji organoleptik terhadap 40 orang terkait warna, rasa, bau dan sensasi soda pada produk.
Proses pembuatan effervescent dari buah jamblang membutuhkan waktu sekitar tiga hari. Buah jamblang yang sudah matang dicuci bersih dengan air mengalir. Kemudian dipotong-potong dan direndam dengan alkohol 70 persen.
Setelah itu didiamkan di suhu ruang selama kurang lebih 2 hari. Proses ini disebut dengan metode ekstraksi maserasi. Langkah selanjutnya adalah memisahkan ekstrak dengan alkohol menggunakan alat rotary evaporator.
Tujuannya untuk menghasilkan ekstrak buah jamblang dengan kandungan atau konsentrasi lebih pekat. Ekstrak buah jamblang tersebut kemudian diproses dengan alat spray dryer untuk mengubah ekstrak yang berbentuk cair menjadi serbuk. Setelah itu, serbuk dicampur dengan soda kue, asam sitrat dan bahan yang lain untuk membuat effervescent. Tahap terakhir adalah mencetak serbuk effervescent berbentuk tablet.
Selama melakukan penelitian, Linus menghadapi kesulitan dalam mencari buah jamblang. Menurutnya buah jamblang sudah termasuk buah yang langka sehingga cukup menantang. Proses pembuatan pun harus dilakukan dengan hati-hati.
Linus berharap produknya tersebut dapat dilakukan penelitian lebih lanjut agar tercipta produk yang memiliki khasiat utuh dari buah jamblang. Melalui fasilitas dan sarana prasarana yang semakin lengkap di Fakultas Teknobiologi Ubaya saat ini, ia percaya akan muncul beragam inovasi atau kreasi produk lain yang lebih baik ke depannya dari mahasiswa terutama dalam memanfaatkan buah jamblang.
tulis komentar anda