Cegah Paham Radikal Terorisme, BNPT Silaturahmi Kebangsaan Ke Suku Baduy
Senin, 20 September 2021 - 18:44 WIB
“Termasuk silaturahmi sekarang ini yang mana ada pengobatan gratis, membangun sarana ibadah yang mana itu semua adalah bagian daripada pencegahan yaitu Kesiapsiagaan Nasional, Kontra Radikalisasi dan Deradikalisasi, tetapi semuanya itu muaranya adalah untuk membangun moderasi bebangsa dan beragama sehingga terwujud harmonisasi bangsa Indoonesia,” ucap mantan Kabagbanops Densus 88/Anti Teror Polri ini.
Karena radikal terorisme ini menurutnya adalah gerakan politik yang ingin menguasai pemerintahan dan negara dengan mengganti ideologi negara Pancasila dengan ideologi transnational serta ingin mengganti sistem negara dengan sistem agama menurut versi mereka.Kelompok tersebut ingin merusak toleransi dan harmonisasi bangsa Indonesia yang merupakan negerii dengan memiliki pluralitas dan heterogenitas yang sangat banyak,
“Indonesia ini memiliki ribuan pulau, suku dan bahasa. Dan Suku Baduy ini adalah salah satu suku yang ada di Indonesia yang sangat konsisten di dalam menjaga keseimbangan. yaitu keseimbangan hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengann sesama manusia serta manusia dengan alam semesta,” tutur mantan Kapolres Gianyar ini.
Dan silaturahmi kebangsaan ini menurutnya adalah pendekatan spiritualitas, karena radikalisme dan terorisme yang mengatasnamakan apa pun, terutama yang mengatasnamakan agama adalah cermin dari kritis spiritualitas dalam beragama.
“Maka dari itu pendekatan soft atau pencegahan di samping melakukan pendekatan aspek lainnya sepeerti ekonomi, seni, budaya , kesejahteraan dan lain sebagainya itu juga merupakan pendekatan spiritualitas,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Yasmui, dr Arius Karman sangat mendukung adanya kegiatan ini. “Kami sangat senang karena BNPT juga turut hadir dalam upaya memperhatikan masyarakat Suku Baduy ini,” ujarnya.
Kegiatan bakti sosial ini juga membagikan 200 paket sembako kepada masyarakat Suku Baduy dan Yasmui secara resmi menerima pengelolaan Masjid Al Fatih yang baru selesai pembangunannya.
Karena radikal terorisme ini menurutnya adalah gerakan politik yang ingin menguasai pemerintahan dan negara dengan mengganti ideologi negara Pancasila dengan ideologi transnational serta ingin mengganti sistem negara dengan sistem agama menurut versi mereka.Kelompok tersebut ingin merusak toleransi dan harmonisasi bangsa Indonesia yang merupakan negerii dengan memiliki pluralitas dan heterogenitas yang sangat banyak,
“Indonesia ini memiliki ribuan pulau, suku dan bahasa. Dan Suku Baduy ini adalah salah satu suku yang ada di Indonesia yang sangat konsisten di dalam menjaga keseimbangan. yaitu keseimbangan hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengann sesama manusia serta manusia dengan alam semesta,” tutur mantan Kapolres Gianyar ini.
Dan silaturahmi kebangsaan ini menurutnya adalah pendekatan spiritualitas, karena radikalisme dan terorisme yang mengatasnamakan apa pun, terutama yang mengatasnamakan agama adalah cermin dari kritis spiritualitas dalam beragama.
“Maka dari itu pendekatan soft atau pencegahan di samping melakukan pendekatan aspek lainnya sepeerti ekonomi, seni, budaya , kesejahteraan dan lain sebagainya itu juga merupakan pendekatan spiritualitas,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Yasmui, dr Arius Karman sangat mendukung adanya kegiatan ini. “Kami sangat senang karena BNPT juga turut hadir dalam upaya memperhatikan masyarakat Suku Baduy ini,” ujarnya.
Kegiatan bakti sosial ini juga membagikan 200 paket sembako kepada masyarakat Suku Baduy dan Yasmui secara resmi menerima pengelolaan Masjid Al Fatih yang baru selesai pembangunannya.
(shf)
tulis komentar anda