Cegah Paham Radikal Terorisme, BNPT Silaturahmi Kebangsaan Ke Suku Baduy
loading...
A
A
A
LEBAK - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mencegah paham radikal terorisme dengan melakukan silaturahmi kebangsaan dan bakti sosial ke masyarakat Suku Baduy, Banten. Kunjungan dilakukan ke Baduy dalam dan Suku Baduy luar yang berada di Bojong Menteng, Kabupaten Lebak, Banten, Sabtu hingga Minggu (19/9/2021).
Direktur Pencegahan BNPT, Brigjen Pol R Ahmad Nurwakhid mengatakan, kegiatan Silaturahmi Kebangsaan dan Bakti Sosial di wilayah Baduy ini adalah bentuk kemitraan antara BNPT dan pihak terkait ini juga sebagai upaya dalam membangun harmoni bangsa. Dalam kegiatan ini BNPT di antaranya bekerjasama dengan MNC Peduli.
“Ini bagian dari kemitraan di dalam membangun harmoni bangsa dengan para mitra, bahwa Suku Baduy dan seluruh suku yang ada di Indonesia yang berjumlah lebih dari 1.200 suku, tentunya sangat majemuk, sangat heterogen, sangat kaya ini harus kita persatukan dengan membangun harmonisasinya yang melibatkan segenap elemen masyarakat bangsa,” ujar Ahmad Nurwakhid.
Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa tugas BNPT adalah melakukan upaya pencegahan penyebaran paham radikal dan terorisme kepada masyarakat yang belum terpapar ideologi tersebut. Oleh karena itu sudah selayaknya BNPT memberikan vaksinasi ideologi kepada masyarakat Suku Baduy tentang bahayanya paham radikal terorisme.
“Masyarakat suku Baduy mayoritas belum terpapar paham radikal, Itu sebabnya kami memberikan vaksinasi ideologi melalui pendekatan wawasan kebangsaan, nilai agama, termasuk pendekatan ekonomi, seni dan budaya,” jelas mantan Wadanmentar Akpol ini.
Dia berharap kepada seluruh masyarakat elemen bangsa dan negara ini untuk selalu bisa membangun harmoni demi menjaga Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI. “Karena keempatnya itu adalah konsensus nasional,” ujar alumni Akpol tahun 1989 ini.
Oleh karena itu, penanggulangan radikalisme terorisme dengan mengedepankan aspek pencegahan dilakukan dengan berbagai pendekatan. Pelaksanaannya tidak hanya dilakukan pendekatan hukum semata, tetapi juga dilakukan melalui pendekatan ekonomi dan sosial.
“Termasuk silaturahmi sekarang ini yang mana ada pengobatan gratis, membangun sarana ibadah yang mana itu semua adalah bagian daripada pencegahan yaitu Kesiapsiagaan Nasional, Kontra Radikalisasi dan Deradikalisasi, tetapi semuanya itu muaranya adalah untuk membangun moderasi bebangsa dan beragama sehingga terwujud harmonisasi bangsa Indoonesia,” ucap mantan Kabagbanops Densus 88/Anti Teror Polri ini.
Karena radikal terorisme ini menurutnya adalah gerakan politik yang ingin menguasai pemerintahan dan negara dengan mengganti ideologi negara Pancasila dengan ideologi transnational serta ingin mengganti sistem negara dengan sistem agama menurut versi mereka.Kelompok tersebut ingin merusak toleransi dan harmonisasi bangsa Indonesia yang merupakan negerii dengan memiliki pluralitas dan heterogenitas yang sangat banyak,
“Indonesia ini memiliki ribuan pulau, suku dan bahasa. Dan Suku Baduy ini adalah salah satu suku yang ada di Indonesia yang sangat konsisten di dalam menjaga keseimbangan. yaitu keseimbangan hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengann sesama manusia serta manusia dengan alam semesta,” tutur mantan Kapolres Gianyar ini.
Dan silaturahmi kebangsaan ini menurutnya adalah pendekatan spiritualitas, karena radikalisme dan terorisme yang mengatasnamakan apa pun, terutama yang mengatasnamakan agama adalah cermin dari kritis spiritualitas dalam beragama.
“Maka dari itu pendekatan soft atau pencegahan di samping melakukan pendekatan aspek lainnya sepeerti ekonomi, seni, budaya , kesejahteraan dan lain sebagainya itu juga merupakan pendekatan spiritualitas,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Yasmui, dr Arius Karman sangat mendukung adanya kegiatan ini. “Kami sangat senang karena BNPT juga turut hadir dalam upaya memperhatikan masyarakat Suku Baduy ini,” ujarnya.
Kegiatan bakti sosial ini juga membagikan 200 paket sembako kepada masyarakat Suku Baduy dan Yasmui secara resmi menerima pengelolaan Masjid Al Fatih yang baru selesai pembangunannya.
Lihat Juga: Lakpesdam PBNU: Moderasi Beragama dan Cinta Tanah Air Kunci Hadapi Ideologi Transnasional
Direktur Pencegahan BNPT, Brigjen Pol R Ahmad Nurwakhid mengatakan, kegiatan Silaturahmi Kebangsaan dan Bakti Sosial di wilayah Baduy ini adalah bentuk kemitraan antara BNPT dan pihak terkait ini juga sebagai upaya dalam membangun harmoni bangsa. Dalam kegiatan ini BNPT di antaranya bekerjasama dengan MNC Peduli.
“Ini bagian dari kemitraan di dalam membangun harmoni bangsa dengan para mitra, bahwa Suku Baduy dan seluruh suku yang ada di Indonesia yang berjumlah lebih dari 1.200 suku, tentunya sangat majemuk, sangat heterogen, sangat kaya ini harus kita persatukan dengan membangun harmonisasinya yang melibatkan segenap elemen masyarakat bangsa,” ujar Ahmad Nurwakhid.
Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa tugas BNPT adalah melakukan upaya pencegahan penyebaran paham radikal dan terorisme kepada masyarakat yang belum terpapar ideologi tersebut. Oleh karena itu sudah selayaknya BNPT memberikan vaksinasi ideologi kepada masyarakat Suku Baduy tentang bahayanya paham radikal terorisme.
“Masyarakat suku Baduy mayoritas belum terpapar paham radikal, Itu sebabnya kami memberikan vaksinasi ideologi melalui pendekatan wawasan kebangsaan, nilai agama, termasuk pendekatan ekonomi, seni dan budaya,” jelas mantan Wadanmentar Akpol ini.
Dia berharap kepada seluruh masyarakat elemen bangsa dan negara ini untuk selalu bisa membangun harmoni demi menjaga Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI. “Karena keempatnya itu adalah konsensus nasional,” ujar alumni Akpol tahun 1989 ini.
Oleh karena itu, penanggulangan radikalisme terorisme dengan mengedepankan aspek pencegahan dilakukan dengan berbagai pendekatan. Pelaksanaannya tidak hanya dilakukan pendekatan hukum semata, tetapi juga dilakukan melalui pendekatan ekonomi dan sosial.
“Termasuk silaturahmi sekarang ini yang mana ada pengobatan gratis, membangun sarana ibadah yang mana itu semua adalah bagian daripada pencegahan yaitu Kesiapsiagaan Nasional, Kontra Radikalisasi dan Deradikalisasi, tetapi semuanya itu muaranya adalah untuk membangun moderasi bebangsa dan beragama sehingga terwujud harmonisasi bangsa Indoonesia,” ucap mantan Kabagbanops Densus 88/Anti Teror Polri ini.
Karena radikal terorisme ini menurutnya adalah gerakan politik yang ingin menguasai pemerintahan dan negara dengan mengganti ideologi negara Pancasila dengan ideologi transnational serta ingin mengganti sistem negara dengan sistem agama menurut versi mereka.Kelompok tersebut ingin merusak toleransi dan harmonisasi bangsa Indonesia yang merupakan negerii dengan memiliki pluralitas dan heterogenitas yang sangat banyak,
“Indonesia ini memiliki ribuan pulau, suku dan bahasa. Dan Suku Baduy ini adalah salah satu suku yang ada di Indonesia yang sangat konsisten di dalam menjaga keseimbangan. yaitu keseimbangan hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengann sesama manusia serta manusia dengan alam semesta,” tutur mantan Kapolres Gianyar ini.
Dan silaturahmi kebangsaan ini menurutnya adalah pendekatan spiritualitas, karena radikalisme dan terorisme yang mengatasnamakan apa pun, terutama yang mengatasnamakan agama adalah cermin dari kritis spiritualitas dalam beragama.
“Maka dari itu pendekatan soft atau pencegahan di samping melakukan pendekatan aspek lainnya sepeerti ekonomi, seni, budaya , kesejahteraan dan lain sebagainya itu juga merupakan pendekatan spiritualitas,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Yasmui, dr Arius Karman sangat mendukung adanya kegiatan ini. “Kami sangat senang karena BNPT juga turut hadir dalam upaya memperhatikan masyarakat Suku Baduy ini,” ujarnya.
Kegiatan bakti sosial ini juga membagikan 200 paket sembako kepada masyarakat Suku Baduy dan Yasmui secara resmi menerima pengelolaan Masjid Al Fatih yang baru selesai pembangunannya.
Lihat Juga: Lakpesdam PBNU: Moderasi Beragama dan Cinta Tanah Air Kunci Hadapi Ideologi Transnasional
(shf)