Padi Diserang Hama Wareng, Petani Banyuasin Gagal Panen
Kamis, 02 September 2021 - 13:40 WIB
PALEMBANG - Petani di Kecamatan Banyuasin I, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan mengalami gagal panen akibat lahan sawah mereka diserang hama Wereng Batang Coklat (WBC).
Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Sumatera Selatan, Bambang Pramono mengatakan, serangan hama wareng terjadi di beberapa desa Kecamatan Banyuasin I beberapa pekan lalu, salah satunya terjadi di Desa Perajen.
"Akibat serangan hama itu, tanaman padi mereka rusak hingga membuat petani gagal panen," ujar Bambang, Kamis (2/9/2021).
Dijelaskan Bambang, sedikitnya luasan lahan sawah milik petani yang terserang WBC mencapai 10 Hektare (Ha), di antaranya 7 Ha mengalami serangan ringan dan 3 Ha mengalami serangan sedang. "WBC itu paling banyak menyerang lahan pertanian pada sawah varietas ketan," ucap Bambang.
Namun, kata Bambang, sebagai upaya menekan perkembangan populasi dan perluasan serangan WBC, BPT wilayah I Palembang telah membantu sarana pengendali berupa pestisida kimia, yakni Buprosida sebanyak 30 liter, Lugens sebanyak 10 liter dan Avidor 10 kilogram.
"Para petani juga kita imbau untuk waspada terhadap serangan lanjutan dari hama dengan mengintensifkan pengamatan bersama petugas POPT setempat. Setelah adanya upaya pengendalian, WBC sudah mulai berkurang," katanya.
Sementara itu, seorang petani Desa Perajen, Hermanto (54) mengatakan, bahwa dirinya tinggal menunggu 2-3 minggu menjelang masa panen, namun ribuan hama secara tiba-tiba menyerang padang padinya hingga menjadi layu. "Serangga tersebut meninggalkan cairan yang membuat batang padi menjadi layu," ujarnya.
Dijelaskan Hermanto, kejadian serangan hama tersebut baru pertama kali terjadi di tahun 2021 ini, sehingga dirinya sedikit kesulitan dalam mengatasinya. Baca: Ratusan Warga Telagasari Karawang Antre Vaksin Sejak Subuh.
Sebelum datangnya hama, lanjut Hermanto, berbagai upaya penanggulangan dengan cara sederhana dilakukan agar terhindar dari serangan hama seperti penyemprotan pestisida maupun obat-obatan tradisional untuk tanaman.
"Pencegahan harus cepat dilakukan, jika tidak semua lahan sawah bisa rusak dan pastinya akan mengalami kerugian," ucap Hermanto. Baca Juga: Ungkap Pelaku Pembunuhan Ibu dan Anak, Polisi: Kita Butuh Kehati-hatian.
Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Sumatera Selatan, Bambang Pramono mengatakan, serangan hama wareng terjadi di beberapa desa Kecamatan Banyuasin I beberapa pekan lalu, salah satunya terjadi di Desa Perajen.
"Akibat serangan hama itu, tanaman padi mereka rusak hingga membuat petani gagal panen," ujar Bambang, Kamis (2/9/2021).
Dijelaskan Bambang, sedikitnya luasan lahan sawah milik petani yang terserang WBC mencapai 10 Hektare (Ha), di antaranya 7 Ha mengalami serangan ringan dan 3 Ha mengalami serangan sedang. "WBC itu paling banyak menyerang lahan pertanian pada sawah varietas ketan," ucap Bambang.
Namun, kata Bambang, sebagai upaya menekan perkembangan populasi dan perluasan serangan WBC, BPT wilayah I Palembang telah membantu sarana pengendali berupa pestisida kimia, yakni Buprosida sebanyak 30 liter, Lugens sebanyak 10 liter dan Avidor 10 kilogram.
"Para petani juga kita imbau untuk waspada terhadap serangan lanjutan dari hama dengan mengintensifkan pengamatan bersama petugas POPT setempat. Setelah adanya upaya pengendalian, WBC sudah mulai berkurang," katanya.
Sementara itu, seorang petani Desa Perajen, Hermanto (54) mengatakan, bahwa dirinya tinggal menunggu 2-3 minggu menjelang masa panen, namun ribuan hama secara tiba-tiba menyerang padang padinya hingga menjadi layu. "Serangga tersebut meninggalkan cairan yang membuat batang padi menjadi layu," ujarnya.
Dijelaskan Hermanto, kejadian serangan hama tersebut baru pertama kali terjadi di tahun 2021 ini, sehingga dirinya sedikit kesulitan dalam mengatasinya. Baca: Ratusan Warga Telagasari Karawang Antre Vaksin Sejak Subuh.
Sebelum datangnya hama, lanjut Hermanto, berbagai upaya penanggulangan dengan cara sederhana dilakukan agar terhindar dari serangan hama seperti penyemprotan pestisida maupun obat-obatan tradisional untuk tanaman.
"Pencegahan harus cepat dilakukan, jika tidak semua lahan sawah bisa rusak dan pastinya akan mengalami kerugian," ucap Hermanto. Baca Juga: Ungkap Pelaku Pembunuhan Ibu dan Anak, Polisi: Kita Butuh Kehati-hatian.
(nag)
tulis komentar anda