Masjid Quba dan Nisan Sultan Buton Muhammad Idrus Kaimudin

Minggu, 31 Mei 2020 - 05:01 WIB
Di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara terdapat bangunan masjid tua bernama Masjid Quba sebagai bukti warisan masuknya periode Islam klasik Nusantara di Kesultanan Buton, Muhammad Idrus Kaimuddin sekitar abad 18 Masehi silam. (Foto/Inews TV/Andhy Eba)
Di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra) terdapat bangunan masjid tua bernama Masjid Quba sebagai bukti warisan masuknya periode Islam klasik Nusantara di Kesultanan Buton, Muhammad Idrus Kaimuddin sekitar abad 18 Masehi silam.

Mesjid berumur hampir 200 tahun ini masih digunakan untuk beribadah oleh masyarakat Buton.

Sepintas bangungan putih ini tidak seperti bangunan masjid pada umumnya. Masjid ini terletak di Kelurahan Badiah, Kecamatan Murhum atau tidak jauh dari kawasan benteng pertahanan Kesultanan Buton, Kota Baubau, Sultra. (BACA JUGA: Daeran alias Mat Depok, Pejuang Sekaligus Jawara tanpa Golok)





Masjid Quba ini masjid kelima di Pulau Buton di bangun pada era zaman Kesultanan Buton ke 29 Muhammad Idrus Kaimudin pada 1825 masehi. Masjid ini pernah menjadi pusat penkaderan pengurus Masjid Agung Kesultanan Buton.

Awalnya masjid ini hanya sebuah musala bagi sultan dan keluarganya namun karena populasi penduduk semakin bertambah, maka masjid ini pun digunakan oleh masyarakat umum.

La Ode Munafi, budayawan Buton mengatakan, bangunan masjid ini tidak begitu luas diperkriakan hanya dapat menampung 100 jamaah. Untuk menampung kapasitas jamaah yang datang salat, halaman masjid dipugar untuk para jamaah yang tidak kebagian shaf di dalam masjid.Masjid Quba tidak memiliki beduk seperti masjid tua lain pada umumnya.

Hal ini karena masjid ini mencontoh masjid Quba yang ada di Madinah, Arab Saudi. Untuk azan pun perangkat masjid harus naik ke atas tangga yang sudah disiapkan untuk mengumandangkan azan. (BACA JUGA: Kebanggaan Warga Pariaman, Ungku Saliah Terkenal Lewat Bingkai Foto)



Tidak hanya itu saja, di sekiling masjid banyak terdapat makam. Salah satunya makam Sultan Buton ke-29. Ini sesuai wasiat Sultan pada saat itu ketika meninggal dunia dirinya ingin di makamkan di samping masjid. Bangunan masjid sebagai nisannya, sehingga keturunan sultan juga di makamkan di sekitar masjid.

Masjid ini masih digunakan untuk saalat oleh masyarakat Buton bahkan menjadi salah satu destinasi wisata religi wisatawan domestik.
(vit)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content