Ratusan Siswa SDIT Nurul Islam Antusias Ikuti Uji Coba PTM Terbatas
Senin, 23 Agustus 2021 - 11:28 WIB
Sejumlah siswa kelas 5B SDIT Nurul Islam Tengaran, Kabupaten Semarang saat mengikuti uji coba pembelajaran tatap muka di kelas, Senin (23/8/2021). Foto SINDOnews
SEMARANG - SDIT Nurul Islam Tengaran, Kabupaten Semarang melaksanakan uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas, Senin (23/8/2021). Ratusan siswa sekolah tersebut terlihat antusias untuk mengikuti proses belajar mengajar di sekolah lantaran sudah lama belajar secara daring.
Wakil Kepala SDIT Nurul Islam Tengaran M. Isroni mengatakan, uji coba PTM terbatas dilakukan selama satu minggu terhitung mulai 23 Agustus 2021. Selanjutnya, pihak sekolah menyesuaikan kebijakan Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disdikbudpora) Kabupaten Semarang.
"Apakah PTM terbatas nantinya akan dilanjutkan atau tidak, kami menunggu instruksi dari Dinas Pendidikan (Disdikbudpora). PTM kami laksanakan sesuai instruksi Dinas Pendidikan," katanya, Senin (23/8/2021).
Dia menjelaskan, dalam penerapan PTM terbatas, proses belajar mengajar di sekolah di ikuti 50 persen dari jumlah siswa per kelas. Setiap kelas di SDIT Nurul Islam jumlah siswanya sebanyak 28 orang.
"Jadi per kelas hanya 14 anak. Lainnya, tetap bisa mengikuti pelajaran secara daring di rumah masing-masing. Ini dilaksanakan secara bergantian, sehingga setiap siswa mengikuti PTM tiga kali dalam satu minggu," terangnya.
Selama PTM terbatas, semua tenaga pendidik dan siswa wajib menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 secara ketat. Tak hanya itu, aktivitas siswa juga dioptimalkan di dalam kelas. Bahkan saat jam istirahat siswa harus tetap berada di dalam kelas. Jika hendak ke kamar mandi, diizinkan secara bergantian.
Menurut Isroni, sebelum uji coba PTM terbatas diterapkan, pihak sekolah sudah meminta persetujuan dari orang tua siswa. Sekolah juga meminta izin kepada pemerintah desa setempat dan Satgas COVID-19. "Orang tua siswa memberikan izin anaknya sehingga PTM terbatas di sekolah bisa dilaksanakan," ujarnya.
Sementara itu, para siswa SDIT Nurul Islam mengaku senang proses belajar mengajar bisa dilakukan secara tatap muka di sekolah. "Ya senang. Belajar di sekolah lebih enak. Sebab bisa menerima materi pelajaran dengan jelas. Kalau daring, terkadang ada gangguan sinyal sehingga tidak bisa menerima materi pelajaran dengan jelas," kata salah seorang siswa, Bintang.
Wakil Kepala SDIT Nurul Islam Tengaran M. Isroni mengatakan, uji coba PTM terbatas dilakukan selama satu minggu terhitung mulai 23 Agustus 2021. Selanjutnya, pihak sekolah menyesuaikan kebijakan Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disdikbudpora) Kabupaten Semarang.
Baca Juga
"Apakah PTM terbatas nantinya akan dilanjutkan atau tidak, kami menunggu instruksi dari Dinas Pendidikan (Disdikbudpora). PTM kami laksanakan sesuai instruksi Dinas Pendidikan," katanya, Senin (23/8/2021).
Dia menjelaskan, dalam penerapan PTM terbatas, proses belajar mengajar di sekolah di ikuti 50 persen dari jumlah siswa per kelas. Setiap kelas di SDIT Nurul Islam jumlah siswanya sebanyak 28 orang.
"Jadi per kelas hanya 14 anak. Lainnya, tetap bisa mengikuti pelajaran secara daring di rumah masing-masing. Ini dilaksanakan secara bergantian, sehingga setiap siswa mengikuti PTM tiga kali dalam satu minggu," terangnya.
Selama PTM terbatas, semua tenaga pendidik dan siswa wajib menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 secara ketat. Tak hanya itu, aktivitas siswa juga dioptimalkan di dalam kelas. Bahkan saat jam istirahat siswa harus tetap berada di dalam kelas. Jika hendak ke kamar mandi, diizinkan secara bergantian.
Menurut Isroni, sebelum uji coba PTM terbatas diterapkan, pihak sekolah sudah meminta persetujuan dari orang tua siswa. Sekolah juga meminta izin kepada pemerintah desa setempat dan Satgas COVID-19. "Orang tua siswa memberikan izin anaknya sehingga PTM terbatas di sekolah bisa dilaksanakan," ujarnya.
Sementara itu, para siswa SDIT Nurul Islam mengaku senang proses belajar mengajar bisa dilakukan secara tatap muka di sekolah. "Ya senang. Belajar di sekolah lebih enak. Sebab bisa menerima materi pelajaran dengan jelas. Kalau daring, terkadang ada gangguan sinyal sehingga tidak bisa menerima materi pelajaran dengan jelas," kata salah seorang siswa, Bintang.
(don)
Lihat Juga :
tulis komentar anda