Pandemi COVID-19, Oma Opa Rayakan Hari Lansia Secara Virtual
Jum'at, 29 Mei 2020 - 20:14 WIB
“Untuk memenuhi kebutuhan terutama keuangan kita . banyak kamar-kamar kosong karena selama COVID-19 ini kami tidak menerima klien, sehingga pemasukan kami juga berkurang. Sementara kami juga menghidupi karyawan, oma opa kami tidak mungkin merumahkan mereka. Karena kami disini tetap butuh perawat,” ungkap Slamet.
“Terus terang kami minus untuk pendapatan. Kalau per untuk satu orang per bulannya butuh Rp 600-700 ribu.(Baca juga : Update Corona DIY: Sempat Nihil, Hari Ini DIY Catat 2 Kasus )
Namun begitu, selama pandemi ini masih ada beberapa donatur yang peduli. Mereka membantu melakukan penyemprotan disinfektan, memberi masker, hand sanitizer, hingga vitamin,” sebutnya.
Namun demikian, pihaknya masih merasa khawatir adanya program new normal. Alasannya, grafik kasus corona di Semarang masih tinggi.
“Soal new normal, kami masih was-was karena grafik kasus corona di Semarang belum menunjukkan angka penurunan. Ya sambil mengikuti peraturan pemerintah, kami belajar untuk menerapkan kondisi normal ini,” pungkasnya.
“Terus terang kami minus untuk pendapatan. Kalau per untuk satu orang per bulannya butuh Rp 600-700 ribu.(Baca juga : Update Corona DIY: Sempat Nihil, Hari Ini DIY Catat 2 Kasus )
Namun begitu, selama pandemi ini masih ada beberapa donatur yang peduli. Mereka membantu melakukan penyemprotan disinfektan, memberi masker, hand sanitizer, hingga vitamin,” sebutnya.
Namun demikian, pihaknya masih merasa khawatir adanya program new normal. Alasannya, grafik kasus corona di Semarang masih tinggi.
“Soal new normal, kami masih was-was karena grafik kasus corona di Semarang belum menunjukkan angka penurunan. Ya sambil mengikuti peraturan pemerintah, kami belajar untuk menerapkan kondisi normal ini,” pungkasnya.
(nun)
tulis komentar anda