Geram COVID-19 Disepelekan, Bupati Banyumas Nekat Masuk Ruang ICU
Rabu, 30 Juni 2021 - 17:50 WIB
Setelah menyaksikan pasien COVID-19, bupati merasa iba dan trenyuh menyaksikan ada diantara mereka yang tersengal-sengal. Untuk itu dia geram dan sedih dengan orang yang menyepelekan COVID-19 dan memprovokasi orang lain.
Ia sedih dengan para pasien yang akhirnya gagal sembuh dari COVID-19. Di sisi lain, ia geram masih ada sejumlah orang yang menyepelekan, bahkan tidak percaya bahaya penyakit ini.
"Saya ke ICU dan isolasi. Sebanyak 80 persen cengep-cengep (tersengal-sengal) mengalami sesak napas akut. Kasihan sekali, maka saya semakin geram pada orang yang menyepelekan dan tetap tidak percaya penyakit ini, dan memprovokasi orang lain," katanya.
Terkait dengan pasien yang dikabarkan meninggal mendadak, Bupati menjelaskan karena mereka mengalami tromboemboli.
"Dari informasi yang saya terima mereka mengalami tromboemboli, dikarenakan gumpalan gumpalan darah kecil-kecil yang menumpuk di pembuluh darah kecil yang di paru. Sehingga menyebabkan pertukaran gas terganggu, seperti kita tenggelam, mendadak sesak nafas, proses bisa begitu cepat terjadinya," lanjutnya.
Oleh karena itu, Bupati mengajak kepada masyarakat untuk tidak menyepelekan penyakit ini. Meminta masyakarakat untuk segera berobat ke rumah sakit lebih awal ketika menyadari dirinya mengalami sakit seperti gejala COVID-19. Menurutnya banyak pasien yang meninggal karena terlambat datang ke rumah sakit.
Bupati juga mengajak masyarakat tetap patuh pada protokol kesehatan. Ia juga meminta antar warga untuk saling mengingatkan apabila ada warga lain yang tidak patuh pada protokol kesehatan.
Sementara itu Direktur RSUD Margono Sukarjo, dr Tri Kuncoro MMR mengaku istimewa atas kunjungan Bupati Banyumas yang ingin melihat langsung dan bersama petugas tenaga kesehatan di ruang isolasi RSUD Margono Sukarjo.
"Sungguh luar biasa kunjungan kali ini, bapak Bupati Banyumas ingin melihat langsung dan bersama sama petugas dan pasien COVID-19," ujarnya
Ia sedih dengan para pasien yang akhirnya gagal sembuh dari COVID-19. Di sisi lain, ia geram masih ada sejumlah orang yang menyepelekan, bahkan tidak percaya bahaya penyakit ini.
"Saya ke ICU dan isolasi. Sebanyak 80 persen cengep-cengep (tersengal-sengal) mengalami sesak napas akut. Kasihan sekali, maka saya semakin geram pada orang yang menyepelekan dan tetap tidak percaya penyakit ini, dan memprovokasi orang lain," katanya.
Terkait dengan pasien yang dikabarkan meninggal mendadak, Bupati menjelaskan karena mereka mengalami tromboemboli.
"Dari informasi yang saya terima mereka mengalami tromboemboli, dikarenakan gumpalan gumpalan darah kecil-kecil yang menumpuk di pembuluh darah kecil yang di paru. Sehingga menyebabkan pertukaran gas terganggu, seperti kita tenggelam, mendadak sesak nafas, proses bisa begitu cepat terjadinya," lanjutnya.
Oleh karena itu, Bupati mengajak kepada masyarakat untuk tidak menyepelekan penyakit ini. Meminta masyakarakat untuk segera berobat ke rumah sakit lebih awal ketika menyadari dirinya mengalami sakit seperti gejala COVID-19. Menurutnya banyak pasien yang meninggal karena terlambat datang ke rumah sakit.
Bupati juga mengajak masyarakat tetap patuh pada protokol kesehatan. Ia juga meminta antar warga untuk saling mengingatkan apabila ada warga lain yang tidak patuh pada protokol kesehatan.
Sementara itu Direktur RSUD Margono Sukarjo, dr Tri Kuncoro MMR mengaku istimewa atas kunjungan Bupati Banyumas yang ingin melihat langsung dan bersama petugas tenaga kesehatan di ruang isolasi RSUD Margono Sukarjo.
"Sungguh luar biasa kunjungan kali ini, bapak Bupati Banyumas ingin melihat langsung dan bersama sama petugas dan pasien COVID-19," ujarnya
(shf)
tulis komentar anda