Terenyuh, Balai Kayu Ini Sangat Berarti bagi Pendidikan Suku Anak Dalam
Rabu, 23 Juni 2021 - 10:57 WIB
Harapan itu agaknya akan segera terwujud. Ketua TP PKK Kabupaten Muba, Thia Yufada Dodi Reza, yang merupakan istri Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin telah berkomitmen meresmikan penggunaan balai tersebut pada 26 Juli 2021. Tanggal itu sengaja dipilih dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional.
Desa Pagar Desa yang terdiri dari 25 Kepala Keluarga (KK) memiliki 27 anak usia sekolah. “Semuanya tingkat SD,” lanjut Firman. Mereka memang sangat ingin memiliki sarana pendidikan yang memadai. “Hasrat belajar mereka tinggi sekali,” tuturnya.
Demi mewujudkan hasrat, warga lantas menyampaikan aspirasinya ke pemerintah desa.
Dan gayung pun bersambut. “Alhamdulilah ada kerjasama dari pihak kabupaten dan kecamatan bersama pihak ketiga yang bisa membantu SAD ini," ujarnya seraya berharap fasilitas pendidikan ini dapat memberantas buta huruf di desanya.
Pihak ketiga yang membantu adalah PT Marga Bara Jaya, yang menyalurkan bantuan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).
Tingkatkan Pendidikan
Pendi, tokoh masyarakat setempat menyambut baik pendirian balai pendidikan tersebut. "Kami ingin anak-anak mendapatkan pendidikan yang layak, maka itu saung ini sangat penting agar mereka punya tempat belajar. Terimakasih juga kepada Pemkab Muba, PT MBJ, dan pemerintah desa,” ujarnya.
“Jangan sampai anak-anak seperti kami, orang tuanya yang buta huruf," tandasnya. Diharapkan nantinya dari saung ini jumlah masyarakat SAD terdidik akan meningkat.
Dalam beberapa tahun terakhir jumlah masyarakat SAD yang mengecap pendidikan dari tingkat SD hingga perguruan tinggi naik cukup pesat. Ini tak terlepas dari pengaruh modernisasi yang merambah pemukiman mereka.
Masyarakat SAD di Bayung Lencir pada umumnya sudah beradaptasi dengan masyarakat umum, seperti berpakaian dan menetap di rumah. Mereka juga memiliki televisi, radio bahkan parabola.
Desa Pagar Desa yang terdiri dari 25 Kepala Keluarga (KK) memiliki 27 anak usia sekolah. “Semuanya tingkat SD,” lanjut Firman. Mereka memang sangat ingin memiliki sarana pendidikan yang memadai. “Hasrat belajar mereka tinggi sekali,” tuturnya.
Demi mewujudkan hasrat, warga lantas menyampaikan aspirasinya ke pemerintah desa.
Dan gayung pun bersambut. “Alhamdulilah ada kerjasama dari pihak kabupaten dan kecamatan bersama pihak ketiga yang bisa membantu SAD ini," ujarnya seraya berharap fasilitas pendidikan ini dapat memberantas buta huruf di desanya.
Pihak ketiga yang membantu adalah PT Marga Bara Jaya, yang menyalurkan bantuan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).
Tingkatkan Pendidikan
Pendi, tokoh masyarakat setempat menyambut baik pendirian balai pendidikan tersebut. "Kami ingin anak-anak mendapatkan pendidikan yang layak, maka itu saung ini sangat penting agar mereka punya tempat belajar. Terimakasih juga kepada Pemkab Muba, PT MBJ, dan pemerintah desa,” ujarnya.
“Jangan sampai anak-anak seperti kami, orang tuanya yang buta huruf," tandasnya. Diharapkan nantinya dari saung ini jumlah masyarakat SAD terdidik akan meningkat.
Dalam beberapa tahun terakhir jumlah masyarakat SAD yang mengecap pendidikan dari tingkat SD hingga perguruan tinggi naik cukup pesat. Ini tak terlepas dari pengaruh modernisasi yang merambah pemukiman mereka.
Masyarakat SAD di Bayung Lencir pada umumnya sudah beradaptasi dengan masyarakat umum, seperti berpakaian dan menetap di rumah. Mereka juga memiliki televisi, radio bahkan parabola.
tulis komentar anda