Akan Nikahi Ayahnya, Perempuan Muda Picu Kemarahan Publik AS
Senin, 25 Mei 2020 - 10:05 WIB
Menurutnya, sang Ibu tidak mengetahui hubungan kontroversial tersebut. Dia bahkan tidak peduli jika dia dan ayah bilogisnya tidak dapat menikah secara sah. "Saya ingin itu mewakili keunikan kami, jadi kami tidak melakukan pernikahan putih," katanya.
"Skema warnanya hitam dan ungu, dan kami berdua akan memakai sepatu tenis Converse. Dia mengenakan celana jins dan kemeja yang bagus. Dia mengatakan dia tidak mengenakan dasi kupu-kupu, tetapi ini adalah pernikahan saya."
"Nenek dan kakek saya—orang tua tunangan saya—akan hadir dan kakek saya akan memberikan saya," ujarnya.
"Meja-meja akan memiliki karangan bunga pohon tanpa daun untuk mewakili pernikahan kami, yang akan seperti pohon yang tumbuh. Gaun saya akan hitam," paparnya.
Pernikahan yang akan datang itu telah menyebar di Facebook, yang pada akhirnya memicu kemarahan dari warga AS pengguna media sosial.
"Ini sangat salah, sangat salah. Saya berharap seseorang akan turun tangan dan menyelamatkan gadis malang ini," tulis seorang pengguna Facebook.
"Tidak, tidak, tidak. Saya berharap kepada Tuhan dia tidak menjalani pernikahan ini dan dia sadar kembali," tulis pengguna Facebook lainnya.
Menurut The Cut, istilah GSA diciptakan pada akhir 1980-an oleh pendiri kelompok pendukung untuk anak-anak adopsi yang baru-baru ini terhubung kembali dengan kerabat biologis mereka.
Dalam konteks ini, pendiri GSA mengklaim dia mengamati perasaan romantis dan seksual yang kuat yang terjadi di banyak reuni tersebut.
Para ahli memperkirakan bahwa perasaan tabu ini terjadi pada sekitar 50 persen kasus di mana kerabat terasing disatukan kembali sebagai orang dewasa.
"Skema warnanya hitam dan ungu, dan kami berdua akan memakai sepatu tenis Converse. Dia mengenakan celana jins dan kemeja yang bagus. Dia mengatakan dia tidak mengenakan dasi kupu-kupu, tetapi ini adalah pernikahan saya."
"Nenek dan kakek saya—orang tua tunangan saya—akan hadir dan kakek saya akan memberikan saya," ujarnya.
"Meja-meja akan memiliki karangan bunga pohon tanpa daun untuk mewakili pernikahan kami, yang akan seperti pohon yang tumbuh. Gaun saya akan hitam," paparnya.
Pernikahan yang akan datang itu telah menyebar di Facebook, yang pada akhirnya memicu kemarahan dari warga AS pengguna media sosial.
"Ini sangat salah, sangat salah. Saya berharap seseorang akan turun tangan dan menyelamatkan gadis malang ini," tulis seorang pengguna Facebook.
"Tidak, tidak, tidak. Saya berharap kepada Tuhan dia tidak menjalani pernikahan ini dan dia sadar kembali," tulis pengguna Facebook lainnya.
Menurut The Cut, istilah GSA diciptakan pada akhir 1980-an oleh pendiri kelompok pendukung untuk anak-anak adopsi yang baru-baru ini terhubung kembali dengan kerabat biologis mereka.
Dalam konteks ini, pendiri GSA mengklaim dia mengamati perasaan romantis dan seksual yang kuat yang terjadi di banyak reuni tersebut.
Para ahli memperkirakan bahwa perasaan tabu ini terjadi pada sekitar 50 persen kasus di mana kerabat terasing disatukan kembali sebagai orang dewasa.
tulis komentar anda