Dekranasda Aceh Dukung Pengembangan Fesyen Muslim Berbasis Wastra
Senin, 07 Juni 2021 - 21:19 WIB
Kemudian pada 2019 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh bekerja sama dengan Dekranasda
Aceh menyelenggarakan Aceh Islamic Fashion Festival (AIFF) yang bertujuan memperkenalkan desainer Aceh serta memperluas jaringan pasar para desainer dengan mempertemukan penjual dan pembeli secara langsung.
Sementara itu, Kepala Bank Indonesia Provinsi Aceh Achris Sarwani mengatakan, kegiatan tersebut adalah langkah awal untuk mewujudkan mewujudkan cita-cita Aceh untuk menjadi salah satu kiblat fesyen muslim di Indonesia.
Pengembangan industri fesyen muslim di Indonesia, khususnya Aceh, memiliki potensi yang sangat besar dengan keanekaragaman budayanya. "Seseorang akan menggunakan fesyen modis bisa dengan alasan budaya atau keagamaan. Seperti fasyen muslim, secara potensi moslem fashion menjadi kekuatan indonesia dan Aceh jika dikembangkan bersama wastranya," katanya.
Melalui keberagaman wastra yang dimiliki Aceh pengembangan bisnis fesyen akan semakin menyemarakkan ide dan branding industri fesyen muslim di Indonesia.
Karena itu Achris mengharapkan dunia fesyen Aceh bisa menjadi industri yang menjanjikan dengan kualitas dan harga yang mampu bersaing di pasar global. Dengan menciptakan produk berkualitas yang mampu menyaingi brand luar negeri dan melahirkan brand lokal yang berkulitas premium.
"Karena anggapan branded itu selalu produk luar, padahal produk lokal juga tak kalah bagusnya. Walaupun kita memiliki PR besar namun dengan bersama Insya Allah kita bisa wujudkan cita-cita kita Aceh sebagai pusat industri fashion muslim di Indonesia," ujarnya.
Turut hadir dalam kegiatan itu, Ketua Dekranasda Aceh Besar, Perwakilan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, perwakilan Dinas Perdagangan Aceh, perwakilan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Gampong Aceh, serta seluruh peserta yang terdiri dari produsen fesyen, pengrajin tenun, disainer fesyen, dan fesyen model.
Kegiatan dilakukan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Para peserta telah diswab antigen terlebih dahulu, memakai masker dan menjaga jarak. CM
Aceh menyelenggarakan Aceh Islamic Fashion Festival (AIFF) yang bertujuan memperkenalkan desainer Aceh serta memperluas jaringan pasar para desainer dengan mempertemukan penjual dan pembeli secara langsung.
Sementara itu, Kepala Bank Indonesia Provinsi Aceh Achris Sarwani mengatakan, kegiatan tersebut adalah langkah awal untuk mewujudkan mewujudkan cita-cita Aceh untuk menjadi salah satu kiblat fesyen muslim di Indonesia.
Pengembangan industri fesyen muslim di Indonesia, khususnya Aceh, memiliki potensi yang sangat besar dengan keanekaragaman budayanya. "Seseorang akan menggunakan fesyen modis bisa dengan alasan budaya atau keagamaan. Seperti fasyen muslim, secara potensi moslem fashion menjadi kekuatan indonesia dan Aceh jika dikembangkan bersama wastranya," katanya.
Melalui keberagaman wastra yang dimiliki Aceh pengembangan bisnis fesyen akan semakin menyemarakkan ide dan branding industri fesyen muslim di Indonesia.
Karena itu Achris mengharapkan dunia fesyen Aceh bisa menjadi industri yang menjanjikan dengan kualitas dan harga yang mampu bersaing di pasar global. Dengan menciptakan produk berkualitas yang mampu menyaingi brand luar negeri dan melahirkan brand lokal yang berkulitas premium.
"Karena anggapan branded itu selalu produk luar, padahal produk lokal juga tak kalah bagusnya. Walaupun kita memiliki PR besar namun dengan bersama Insya Allah kita bisa wujudkan cita-cita kita Aceh sebagai pusat industri fashion muslim di Indonesia," ujarnya.
Turut hadir dalam kegiatan itu, Ketua Dekranasda Aceh Besar, Perwakilan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, perwakilan Dinas Perdagangan Aceh, perwakilan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Gampong Aceh, serta seluruh peserta yang terdiri dari produsen fesyen, pengrajin tenun, disainer fesyen, dan fesyen model.
Kegiatan dilakukan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Para peserta telah diswab antigen terlebih dahulu, memakai masker dan menjaga jarak. CM
(ars)
tulis komentar anda