Epidemolog Nilai Kasus COVID-19 di Majalengka Mengkhawatirkan
Rabu, 02 Juni 2021 - 13:48 WIB
MAJALENGKA - Epidemolog Majalengka Ucu Supriatna menilai ada penurunan semangat dalam upaya pencegahan penyebaran COVID-19 di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Minimnya fasilitas protokol kesehatan (Prokes) jadi salah satu indikasi mulai menurunnya semangat itu.
Pantauan di lapangan, alat mencuci tangan tidak berfungsi secara maksimal. Beberapa di antaranya bahkan diketahui mengalami kemacetan pada bagian keran. Selain itu, tidak jarang juga ditemukan wadah air dalam keadaan kosong.
“Semangat Prokes itu tidak dibangkitkan. Sangat mengakhwatirkan. Masyarakat tambah cuek, tidak anggap sebagai masalah. Virus makin masif, jumlah (terkonfirmasi) naik terus. Di bagian lain, sarana prokes tidak jalan,” kata Ucu, Rabu (2/6/2021).
Ucu menilai, cuaca yang mulai terik, di sisi lain memang cukup membantu dalam menekan penyebaran virus. Namun, ‘anugerah’ alam itu tidak bisa dijadikan alasan untuk mengendorkan semangat pencegahan.
“Ketika interaksinya di luar ruang terbuka memang bisa membantu. Karena panas matahari yang ful. Tapi kalau di ruangan tertutup, potensinya (penyebarannya) sama saja. Jadi, bagaimana pun juga, kedisiplinan sangat diperlukan,” jelas dia.
Terkait rencana pemerintah setempat akan memberlakukan belajar tatap muka terbatas, Ucu mengingatkan ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Pemberlakukan batasan kuota peserta belajar dan durasi yang dikurangi, tidak bisa menjamin tidak adanya penyebaran di lingkungan sekolah.
Test berkala, dinilai Ucu menjadi bagian yang harus dilakukan seiring dengan rencana itu. “Pencegahan, lakukan test berkala. Untuk pengajar, lakukan test secara keseluruhan. Untuk siswa bisa sample. Untuk biaya, pemerintah sudah mempersilakan menggunakan dana BOS kan?” kata lulusan Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat, Peminatan (jurusan) Epidemologi Lapangan UI itu.
Program vaksinasi untuk para tenaga pengajar, lanjut dia, bukan satu-satunya upaya untuk pencegahan penyebaran COVID-19 di lingkungan lembaga pendidikan. Vaksinasi, jelas dia, akan berfungsi maksimal jika disertai dengan upaya-upaya pendisiplinan penerapan Prokes.
“Karena banyak kasus juga orang yang sudah divaksin tetap kena. Ketika ada guru atau siswa yang terkonfirmasi, segera lakukan test untuk semua. Dari mulai guru, siswa sampai dengan petugas lain di sekolah itu,” papar Ucu yang juga ASN di salah satu dinas di lingkungan Pemkab Majalengka itu.
Pantauan di lapangan, alat mencuci tangan tidak berfungsi secara maksimal. Beberapa di antaranya bahkan diketahui mengalami kemacetan pada bagian keran. Selain itu, tidak jarang juga ditemukan wadah air dalam keadaan kosong.
“Semangat Prokes itu tidak dibangkitkan. Sangat mengakhwatirkan. Masyarakat tambah cuek, tidak anggap sebagai masalah. Virus makin masif, jumlah (terkonfirmasi) naik terus. Di bagian lain, sarana prokes tidak jalan,” kata Ucu, Rabu (2/6/2021).
Ucu menilai, cuaca yang mulai terik, di sisi lain memang cukup membantu dalam menekan penyebaran virus. Namun, ‘anugerah’ alam itu tidak bisa dijadikan alasan untuk mengendorkan semangat pencegahan.
“Ketika interaksinya di luar ruang terbuka memang bisa membantu. Karena panas matahari yang ful. Tapi kalau di ruangan tertutup, potensinya (penyebarannya) sama saja. Jadi, bagaimana pun juga, kedisiplinan sangat diperlukan,” jelas dia.
Terkait rencana pemerintah setempat akan memberlakukan belajar tatap muka terbatas, Ucu mengingatkan ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Pemberlakukan batasan kuota peserta belajar dan durasi yang dikurangi, tidak bisa menjamin tidak adanya penyebaran di lingkungan sekolah.
Test berkala, dinilai Ucu menjadi bagian yang harus dilakukan seiring dengan rencana itu. “Pencegahan, lakukan test berkala. Untuk pengajar, lakukan test secara keseluruhan. Untuk siswa bisa sample. Untuk biaya, pemerintah sudah mempersilakan menggunakan dana BOS kan?” kata lulusan Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat, Peminatan (jurusan) Epidemologi Lapangan UI itu.
Program vaksinasi untuk para tenaga pengajar, lanjut dia, bukan satu-satunya upaya untuk pencegahan penyebaran COVID-19 di lingkungan lembaga pendidikan. Vaksinasi, jelas dia, akan berfungsi maksimal jika disertai dengan upaya-upaya pendisiplinan penerapan Prokes.
“Karena banyak kasus juga orang yang sudah divaksin tetap kena. Ketika ada guru atau siswa yang terkonfirmasi, segera lakukan test untuk semua. Dari mulai guru, siswa sampai dengan petugas lain di sekolah itu,” papar Ucu yang juga ASN di salah satu dinas di lingkungan Pemkab Majalengka itu.
(don)
Lihat Juga :
tulis komentar anda