Kemenkes Sebut Terjadi Kenaikan Kasus Covid-19 Sebesar 32,01%
Minggu, 30 Mei 2021 - 12:09 WIB
MAKASSAR - Kasus positif Covid-19 disebut mengalami kenaikan signifikan usai libur lebaran Idul Fitri tahun ini. Kementerian Kesehatan ( Kemenkes ) mengungkapkan, kenaikannya mencapai 32,01%.
Ketua Bidang Komunikasi Publik Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Hery Trianto pun mengatakan memang ada kenaikan kasus Covid-19 yang signifikan. Ada beberapa faktor penyebab terjadinya kasus Covid-19.
“Kalau kita lihat dalam satu pekan terakhir terjadi kenaikan yang cukup signifikan, ini terjadi memang ada eskalasi kenaikan kasus secara keseluruhan. Kemudian memang pada awal-awal lebaran itu testingnya berkurang karena sebagian petugasnya itu masih cuti ya, masih lebaran,” ungkap Hery dalam keterangannya, Minggu (30/5/2021).
Hery pun mengatakan kenaikan kasus Covid-19 mulai terasa dengan terbentuknya klaster-klaster baru di sejumlah daerah. “Tetapi memang secara kumulatif terjadi kenaikan dan ternyata itu terasa dengan terbentuknya klaster-klaster baru di sejumlah daerah yang mungkin ini sekarang jumlahnya sudah belasan yang sedang terus di antisipasi,” katanya.
“Termasuk klaster dari Cilacap yang awak kapal dari India, yang 12, yang memaksa salah satu rumah sakit di sana juga ditutup. Kemudian kita juga dari klaster pemudik, kita mulai temukan banyak sekali kasus di Jakarta dan Bogor, itu sehingga kenaikannya itu dalam jumlah yang cukup tinggi. Tidak hanya satu atau dua rumah bisa melibatkan puluhan bahkan lebih dari 60, kita sebutnya jadi klaster permukiman,” ungkap Hery.
Hery pun mengatakan pembentukan klaster permukiman ini akibat para pemudik yang pulang kemudian tetap melakukan silaturahmi sehingga menyebabkan penularan Covid-19.
“Jadi ini klaster permukiman ya, dan ini adalah buah dari mereka yang pulang dari mudik kemudian tetap melakukan silaturahmi kemudian terjadi penularan kepada yang lain. Ini tentu saja sesuatu yang tidak kita inginkan, tetapi memang masyarakat sebagian tidak atau mengabaikan larangan bepergian pada periode liburan kemarin, sehingga sekarang ini kita memanen dari apa yang kita perbuat,” paparnya.
Kata dia, kenaikan Covid-19 sebesar 32,01% itu sangat tinggi. Apalagi, jika kenaikan kasus tersebut adalah akibat dari varian-varian baru Covid-19 dari Inggris, Afrika Selatan, dan juga India.
“Jadi 32% kenaikan itu sangat tinggi. Dan memang jika ini akibat dari varian-varian terbaru yang kita temukan. Dan jumlahnya terus terus meningkat baik yang dari Inggris, Afrika Selatan maupun yang dari India,” katanya.
Ketua Bidang Komunikasi Publik Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Hery Trianto pun mengatakan memang ada kenaikan kasus Covid-19 yang signifikan. Ada beberapa faktor penyebab terjadinya kasus Covid-19.
“Kalau kita lihat dalam satu pekan terakhir terjadi kenaikan yang cukup signifikan, ini terjadi memang ada eskalasi kenaikan kasus secara keseluruhan. Kemudian memang pada awal-awal lebaran itu testingnya berkurang karena sebagian petugasnya itu masih cuti ya, masih lebaran,” ungkap Hery dalam keterangannya, Minggu (30/5/2021).
Hery pun mengatakan kenaikan kasus Covid-19 mulai terasa dengan terbentuknya klaster-klaster baru di sejumlah daerah. “Tetapi memang secara kumulatif terjadi kenaikan dan ternyata itu terasa dengan terbentuknya klaster-klaster baru di sejumlah daerah yang mungkin ini sekarang jumlahnya sudah belasan yang sedang terus di antisipasi,” katanya.
“Termasuk klaster dari Cilacap yang awak kapal dari India, yang 12, yang memaksa salah satu rumah sakit di sana juga ditutup. Kemudian kita juga dari klaster pemudik, kita mulai temukan banyak sekali kasus di Jakarta dan Bogor, itu sehingga kenaikannya itu dalam jumlah yang cukup tinggi. Tidak hanya satu atau dua rumah bisa melibatkan puluhan bahkan lebih dari 60, kita sebutnya jadi klaster permukiman,” ungkap Hery.
Hery pun mengatakan pembentukan klaster permukiman ini akibat para pemudik yang pulang kemudian tetap melakukan silaturahmi sehingga menyebabkan penularan Covid-19.
“Jadi ini klaster permukiman ya, dan ini adalah buah dari mereka yang pulang dari mudik kemudian tetap melakukan silaturahmi kemudian terjadi penularan kepada yang lain. Ini tentu saja sesuatu yang tidak kita inginkan, tetapi memang masyarakat sebagian tidak atau mengabaikan larangan bepergian pada periode liburan kemarin, sehingga sekarang ini kita memanen dari apa yang kita perbuat,” paparnya.
Kata dia, kenaikan Covid-19 sebesar 32,01% itu sangat tinggi. Apalagi, jika kenaikan kasus tersebut adalah akibat dari varian-varian baru Covid-19 dari Inggris, Afrika Selatan, dan juga India.
“Jadi 32% kenaikan itu sangat tinggi. Dan memang jika ini akibat dari varian-varian terbaru yang kita temukan. Dan jumlahnya terus terus meningkat baik yang dari Inggris, Afrika Selatan maupun yang dari India,” katanya.
(agn)
tulis komentar anda