Wisata di Lembang Tutup Imbas Zona Merah, Potensi Uang Rp30 Miliar Hilang

Rabu, 12 Mei 2021 - 10:55 WIB
Objek wisata The Lodge Maribaya, Lembang, yang terpaksa harus tutup sejak tanggal 7-14 Mei 2021 akibat Kabupaten Bandung Barat yang dinyatakan masuk zona merah penyebaran COVID-19. Foto/Dok.MPI
BANDUNG BARAT - Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI) Jawa Barat mengaku prihatin dengan ditutupnya objek wisata di kawasan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), dari tanggal 7-14 Mei 2021. Pasalnya penutupan objek wisata akibat KBB yang kembali dinyatakan masuk zona merah COVID-19 itu, bertepatan dengan momen memasuki libur Lebaran yang biasanya wisatawan banyak berkunjung.

"Selama penutupan sepekan, perputaran uang yang hilang untuk di Lembang saja bisa mencapai kurang lebih Rp30 miliar. Itu dari pariwisata dan sektor-sektor lainnya seperti perhotelan, restoran, kuliner, dll," sebut Ketua PUTRI Jawa Barat, Heni Smith, Rabu (12/5/2021).

Menurutnya, sektor wisata di Lembang memiliki turunan yang banyak sehingga ketika core bisnisnya stop maka yang lain ikut terdampak. Belum termasuk sekitar total 10.000 pekerja wisata yang terlibat di dalamnya. Itu baru bicara Lembang, padahal di Jawa Barat sedikitnya tercatat ada sekitar 700 tempat wisata.



"Biasanya menjelang Lebaran pengunjung mulai naik, belum dari segmen kunjungan kegiatan buka bersama, dan puncaknya saat libur Lebaran. Tapi karena sekarang wisata di Lembang ditutup, momen tersebut jadi hilang," kata Heni yang juga owner dari objek wisata The Lodge grup ini.

Pihaknya berharap KBB bisa kembali ke zona aman sehingga wisata bisa dibuka lagi seperti daerah-daerah lain yang tidak masuk zona merah. Pengusaha wisata, termasuk yang tergabung dalam PUTRI, telah berkomitmen untuk memperketat prokes saat wisata kembali beroperasi dan menyukseskan program vaksinasi.

Di masa sulit pandemi COVID-19, kata Heni, pelaku usaha harus saling menguatkan dan kompak. Seperti yang sedang dirancang adalah dengan membuat promosi bersama. Misalnya di kawasan Lembang ada wisata apa, nanti wisatawan bisa diinformasikan melalui banner atau selebaran objek-objek wisata terdekat lainnya yang bisa dikunjungi secara terintegrasi.

"Kita sudah tidak membicarakan persaingan, tapi harus kompak agar wisata bisa tumbuh dan memberikan keuntungan bersama. Sebab dengan kondisi sekarang, jangankan membuat inovasi wisata baru, mempertahankan yang sudah berjalan saja berat," tuturnya.
(don)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content