Dampak Pandemi, Penyaluran Kredit Perbankan di Jawa Timur Minus
Sabtu, 08 Mei 2021 - 13:45 WIB
SURABAYA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional (KR) 4 Jawa Timur (Jatim) menyebutkan, kredit perbankan di Jatim selama triwulan I 2021 mencapai Rp484,1 triliun atau minus 1,68% dibanding periode yang sama tahun lalu (yoy). Sedangkan risiko kredit macet atau NPL (non performing loan) sebesar 3,76%.
Dari sisi aset bank yang ada di Jatim, pada periode tersebut mencapai Rp693, 7 triliun atau tumbuh 7,83% (yoy), Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp653,9 triliun atau tumbuh 8,30% (yoy).
Baca juga: Gubernur Khofifah Sebut PSEL Surabaya Solusi Strategis Tangani Sampah
Sementara kinerja kredit perbankan di Jatim untuk UMKM mencapai Rp165 triliun dengan kontribusi 34,08 % dari total kredit. “Sementara kredit non UMKM mencapai Rp319,1 triliun,” kata Kepala OJK KR 4 Jatim, Bambang Mukti Riyadi, Sabtu (8/5/2021).
Bambang juga menambahkan terkait restrukturisasi kredit akibat COVID-19. Di Jatim total kredit yang direstrukturisasi mencapai Rp137,6 triliun, dengan total jumlah debitur adalah, 2.141.745 debitur. Dari total restrukturisasi itu, sektor perbankan mencapai Rp115,6 triliun dengan jumlah debitur sebanyak, 1.284.197 debitur.
Baca juga: Hari ke-3 Larangan Mudik, Bandara Juanda Sepi Maskapai Batalkan Penerbangan
Sementara sektor Industri Kecil Menengah Besar (IKMB) mencapai Rp21, 9 triliun dengan jumlah debitur sebanyak 857.548 debitur. “Dari restrukturisasi kredit, kontribusi sektor UMKM mencapai 54,4%, sementara non UMKM 45,6%,” terangnya.
Sedangkan realisasi penyaluran kredit Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di Jatim hingga 30 April 2021 mencapai Rp33,2 triliun. Dimana Rp25,9 Triliun dari total kredit tersebut telah disalurkan kepada 671.003 debitur UMKM.
“Untuk mendukung program PEN, Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Jatim terus meningkatkan pemberian pendanaan bagi UMKM oleh Lembaga Jasa Keuangan,” tandas Bambang.
Di sisi lain, Bambang menyinggung kondisi perekonomian domestik sendiri saat ini sudah mulai pulih tetapi masih terkontraksi akibat pandemi. Pada triwulan I 2021, pertumbuhan ekonomi Jatim -0,44%. Namun kontraksi Jatim masih lebih rendah dibandingkan nasional -0,74%.
“Sektor yang paling mempengaruhi perlambatan ekonomi yaitu transportasi dan pergudangan. Sedangkan sektor yang mendukung pemulihan ekonomi yaitu informasi dan komunikasi,” pungkas Bambang
Dari sisi aset bank yang ada di Jatim, pada periode tersebut mencapai Rp693, 7 triliun atau tumbuh 7,83% (yoy), Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp653,9 triliun atau tumbuh 8,30% (yoy).
Baca juga: Gubernur Khofifah Sebut PSEL Surabaya Solusi Strategis Tangani Sampah
Sementara kinerja kredit perbankan di Jatim untuk UMKM mencapai Rp165 triliun dengan kontribusi 34,08 % dari total kredit. “Sementara kredit non UMKM mencapai Rp319,1 triliun,” kata Kepala OJK KR 4 Jatim, Bambang Mukti Riyadi, Sabtu (8/5/2021).
Bambang juga menambahkan terkait restrukturisasi kredit akibat COVID-19. Di Jatim total kredit yang direstrukturisasi mencapai Rp137,6 triliun, dengan total jumlah debitur adalah, 2.141.745 debitur. Dari total restrukturisasi itu, sektor perbankan mencapai Rp115,6 triliun dengan jumlah debitur sebanyak, 1.284.197 debitur.
Baca juga: Hari ke-3 Larangan Mudik, Bandara Juanda Sepi Maskapai Batalkan Penerbangan
Sementara sektor Industri Kecil Menengah Besar (IKMB) mencapai Rp21, 9 triliun dengan jumlah debitur sebanyak 857.548 debitur. “Dari restrukturisasi kredit, kontribusi sektor UMKM mencapai 54,4%, sementara non UMKM 45,6%,” terangnya.
Sedangkan realisasi penyaluran kredit Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di Jatim hingga 30 April 2021 mencapai Rp33,2 triliun. Dimana Rp25,9 Triliun dari total kredit tersebut telah disalurkan kepada 671.003 debitur UMKM.
“Untuk mendukung program PEN, Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Jatim terus meningkatkan pemberian pendanaan bagi UMKM oleh Lembaga Jasa Keuangan,” tandas Bambang.
Di sisi lain, Bambang menyinggung kondisi perekonomian domestik sendiri saat ini sudah mulai pulih tetapi masih terkontraksi akibat pandemi. Pada triwulan I 2021, pertumbuhan ekonomi Jatim -0,44%. Namun kontraksi Jatim masih lebih rendah dibandingkan nasional -0,74%.
“Sektor yang paling mempengaruhi perlambatan ekonomi yaitu transportasi dan pergudangan. Sedangkan sektor yang mendukung pemulihan ekonomi yaitu informasi dan komunikasi,” pungkas Bambang
(msd)
tulis komentar anda