Kebijakan Pemerintah Dinilai Tepat, BI: Pemulihan Ekonomi Bakal Lebih Cepat
Senin, 03 Mei 2021 - 15:44 WIB
BANDUNG - Bank Indonesia (BI) memprediksi, upaya pemulihan ekonomi Indonesia lebih cepat. Prediksi tersebut didasari kebijakan pemerintah dalam menghadapi pandemi COVID-19 yang dinilai tepat.
BI mengakui, pandemi membuat produktivitas dan pertumbuhan ekonomi menurun. Secara bersamaan, pagebluk ini membuat perubahan di berbagai sektor kehidupan, namun hal itu pun telah diantisipasi oleh negara.
"Kebijakan sudah diambil supaya ekonomi lebih tangguh," ujar Ketua Badan Supervisi Bank Indonesia (BI), Muhammad Edhie Purnawan dalam Webinar Nasional Seminar Nasional secara virtual "Game Changer dan Resiliensi Ekonomi: Kebijakan Fiskal dan Moneter di Indonesia pada Masa Pandemi" yang digelar Asosiasi Fakultas Ekonomi & Bisnis Indonesia (AFEBI) dan Badan Supervisi Bank Indonesia (BSBI), Senin (3/5/2021).
Edhie memaparkan, Indonesia menggunakan tiga game changer guna mendorong pemulihan ekonomi nasional tahun ini. Pertama, lewat intervensi kesehatan dengan prpgram vaksinasi nasional.
Kedua, anggaran APBN yang tetap fleksibel, sehingga bisa dijadikan alat pemulihan ekonomi. Fleksibelitas tersebut, kata Edhie, dua di antaranya mencakup kesinambungan bisnis dan program perlindungan sosial.
Terakhir, reformasi struktural yang didorong melalui Undang-Undang Cipta Kerja, termasuk di dalamnya soal penyediaan lapangan kerja, pemberdayaan UMKM, dan reformasi regulasi.
"Kebijakan-kebijakan yang dibuat untuk menjaga proyeksi negara menyongsong masa emas pada 2045," imbuhnya.
Edhie juga menyebut, vaksinasi COVID-19 di Indonesia telah mendukung upaya pemulihan ekonomi. Game changer tersebut menurutnya membuat pertumbuhan ekonomi ke depan bakal positif, meskipun pada 2020 sempat minus 2,1 persen.
Apalagi, pada 2021, negara menganggarkan Rp700 triliun untuk program pemulihan ekonomi nasional. "Mudah-mudahan triwulan I (2021) mendekati positif," ujarnya.
BI mengakui, pandemi membuat produktivitas dan pertumbuhan ekonomi menurun. Secara bersamaan, pagebluk ini membuat perubahan di berbagai sektor kehidupan, namun hal itu pun telah diantisipasi oleh negara.
"Kebijakan sudah diambil supaya ekonomi lebih tangguh," ujar Ketua Badan Supervisi Bank Indonesia (BI), Muhammad Edhie Purnawan dalam Webinar Nasional Seminar Nasional secara virtual "Game Changer dan Resiliensi Ekonomi: Kebijakan Fiskal dan Moneter di Indonesia pada Masa Pandemi" yang digelar Asosiasi Fakultas Ekonomi & Bisnis Indonesia (AFEBI) dan Badan Supervisi Bank Indonesia (BSBI), Senin (3/5/2021).
Edhie memaparkan, Indonesia menggunakan tiga game changer guna mendorong pemulihan ekonomi nasional tahun ini. Pertama, lewat intervensi kesehatan dengan prpgram vaksinasi nasional.
Kedua, anggaran APBN yang tetap fleksibel, sehingga bisa dijadikan alat pemulihan ekonomi. Fleksibelitas tersebut, kata Edhie, dua di antaranya mencakup kesinambungan bisnis dan program perlindungan sosial.
Terakhir, reformasi struktural yang didorong melalui Undang-Undang Cipta Kerja, termasuk di dalamnya soal penyediaan lapangan kerja, pemberdayaan UMKM, dan reformasi regulasi.
"Kebijakan-kebijakan yang dibuat untuk menjaga proyeksi negara menyongsong masa emas pada 2045," imbuhnya.
Edhie juga menyebut, vaksinasi COVID-19 di Indonesia telah mendukung upaya pemulihan ekonomi. Game changer tersebut menurutnya membuat pertumbuhan ekonomi ke depan bakal positif, meskipun pada 2020 sempat minus 2,1 persen.
Apalagi, pada 2021, negara menganggarkan Rp700 triliun untuk program pemulihan ekonomi nasional. "Mudah-mudahan triwulan I (2021) mendekati positif," ujarnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda