Rekrut Kerabat Jadi Pegawai, Ini Sosok Manager Kimia Farma Tersangka Antigen Bekas
Sabtu, 01 Mei 2021 - 20:56 WIB
Sebab, Sepi tamat sekolah tahun 2019 lalu. Selanjutnyatahun 2020 diajak oleh Picandi bekerja di Medan. Sepi merupakan salah satu tersangka yang ditangkap polisi di pintu keluar Bandara Kualanamu Medan ketika tengah membawa stik swab antigen bekas yang akan didaur ulang.
Diceritakan oleh Eli, Sepi sejak kecil sudah tinggal dengannya karena anak yatim piatu. Sejak usia masih kecil ibunya sudah meninggal dunia. Saat Sepi di bangku SMP bapaknya menyusul meninggal dunia. Sedangkan sekolah sampai tamat sekolah di SMA Negeri Muara Beliti tahun 2019.
“Setelah tamat sekolah, ia ngomong mau kerja saja. Lalu ia mendapatkan tawaran untuk bekerja dengan Can di Medan, terlebih lagi karena masih ada ikatan keluarga. Dan semenjak kerja di Medan belum pernah pulang ke dusun,” ungkap Eli.
Selama ini Sepi tidak pernah bermasalah atau nakal, karena pribadi anaknya baik, rajin beribadah, dan dengan warga juga terkenal ramah. Karena itu, Eli merasa sedih saat mendengar Sepi ditangkap polisi.
"Iye (Sepi) itu keluwo rumah be idak, padek wang e, sholat dak tinggal, kulu kilo cak wang tuh cul, paling nulung gawe ku di rumah kak lah, nyapu, ngepel, ngurus wang belanje di warungku, itulah gawe e,” ungkap bibi Sepi.
Dan keempat tersangka ini diketahui tidak ada satupun yang sekolah di jurusan farmasi. Devi Jaya (20) dan Sepipa Razi (19) tamatan SMA, Marzuki (30) awalnya seorang sopir angkot jurusan Muara Beliti-Lubuklinggau yang kemudian diajak bekerja di Medan sejak 6 bulan lalu.
Mereka memiliki peran masing-masing dalam daur ulang stik swab antigen yakni, Devi Jaya berperan melakukan daur ulang cotton buds untuk rapid test swab antigen bekas menjadi seolah-olah baru.
Kemudian Sepipa Rezi merupakan kurir yang membawa cutton buds bekas untuk rapid test antigen dari KNIA ke Laboratorium Kimia Farma, Marzuki adalah tenaga admin di Laboratorium Kimia Farma Jalan RA Kartini, Medan.
Sedangkan R (21), merupakan warga Dusun Muara Kelingi, Desa Muara Kelingi, Kecamatan Muara Kelingi, Kabupaten Musi Rawas yang bertugas sebagai tenaga admin hasil tes swab antigen di Posko Pelayanan Pemeriksaan COVID-19 Kimia Farma Bandara Kualanamu.
Diceritakan oleh Eli, Sepi sejak kecil sudah tinggal dengannya karena anak yatim piatu. Sejak usia masih kecil ibunya sudah meninggal dunia. Saat Sepi di bangku SMP bapaknya menyusul meninggal dunia. Sedangkan sekolah sampai tamat sekolah di SMA Negeri Muara Beliti tahun 2019.
“Setelah tamat sekolah, ia ngomong mau kerja saja. Lalu ia mendapatkan tawaran untuk bekerja dengan Can di Medan, terlebih lagi karena masih ada ikatan keluarga. Dan semenjak kerja di Medan belum pernah pulang ke dusun,” ungkap Eli.
Selama ini Sepi tidak pernah bermasalah atau nakal, karena pribadi anaknya baik, rajin beribadah, dan dengan warga juga terkenal ramah. Karena itu, Eli merasa sedih saat mendengar Sepi ditangkap polisi.
"Iye (Sepi) itu keluwo rumah be idak, padek wang e, sholat dak tinggal, kulu kilo cak wang tuh cul, paling nulung gawe ku di rumah kak lah, nyapu, ngepel, ngurus wang belanje di warungku, itulah gawe e,” ungkap bibi Sepi.
Dan keempat tersangka ini diketahui tidak ada satupun yang sekolah di jurusan farmasi. Devi Jaya (20) dan Sepipa Razi (19) tamatan SMA, Marzuki (30) awalnya seorang sopir angkot jurusan Muara Beliti-Lubuklinggau yang kemudian diajak bekerja di Medan sejak 6 bulan lalu.
Mereka memiliki peran masing-masing dalam daur ulang stik swab antigen yakni, Devi Jaya berperan melakukan daur ulang cotton buds untuk rapid test swab antigen bekas menjadi seolah-olah baru.
Kemudian Sepipa Rezi merupakan kurir yang membawa cutton buds bekas untuk rapid test antigen dari KNIA ke Laboratorium Kimia Farma, Marzuki adalah tenaga admin di Laboratorium Kimia Farma Jalan RA Kartini, Medan.
Sedangkan R (21), merupakan warga Dusun Muara Kelingi, Desa Muara Kelingi, Kecamatan Muara Kelingi, Kabupaten Musi Rawas yang bertugas sebagai tenaga admin hasil tes swab antigen di Posko Pelayanan Pemeriksaan COVID-19 Kimia Farma Bandara Kualanamu.
(shf)
tulis komentar anda