Polemik Pelonggaran PSBB, PDIP Sebut Masyarakat Terbelah
Kamis, 21 Mei 2020 - 17:45 WIB
SEMARANG - Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jateng Bambang Kusriyanto angkat bicara terkait polemik rencana pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) oleh pemerintah. Dia menilai apa yang sedang disiapkan pemerintah pusat sudah dikaji secara mendalam dan bersifat nasional.
Pria yang akrab disapa Bambang Kribo ini menyebut secara umum masyarakat terbagi menjadi dua, yakni yang mendukung maupun menolak pelonggaran PSBB.
Mereka yang menolak relaksasi PSBB banyak terdiri dari masyarakat golongan menengah atas yang sudah mapan secara ekonomi. Sedangkan yang mendukung pelonggaran, sebagian besar masyarakat kelas bawah yang mengandalkan nafkah harian.
"Golongan yang secara ekonomi baik ini mantab atau makan tabungan. Tabungannya banyak sehingga bisa bertahan. Namun ada juga yang matang atau makan hutang, tabungan tidak punya," ungkap Bambang Kribo, Kamis (21/5/2020).
Dia menambahkan, golongan masyarakat yang "matang" alias "makan utang" akan cenderung keluar rumah mencari nafkah untuk bertahan hidup.
Ketua DPRD Jateng ini mengatakan sebenarnya pemerintah pusat sudah memberikan kode akan melakukan pelonggaran. Diantaranya dengan membuka kembali penerbangan.
Pelonggaran PSBB rencananya akan diterapkan awal Juni 2020 nanti. Hal tersebut dilakukan dengan harapan roda perekonomian bisa berputar kembali.
"Kami menilai, tidak dilonggarkan pun, saat ini banyak masyarakat yang beraktivitas di luar," katanya.(Baca juga : Update Corona Jateng: Pasien Sembuh Salip Kasus Positif )
Meski begitu, dia meminta masyarakat yang terpaksa harus beraktivitas di luar tetap menerapkan protokol kesehatan. Yaitu dengan menjaga jarak, rajin mencuci tangan, hingga memperkuat imunitas tubuh agar terhindar dari COVID-19.
Pria yang akrab disapa Bambang Kribo ini menyebut secara umum masyarakat terbagi menjadi dua, yakni yang mendukung maupun menolak pelonggaran PSBB.
Mereka yang menolak relaksasi PSBB banyak terdiri dari masyarakat golongan menengah atas yang sudah mapan secara ekonomi. Sedangkan yang mendukung pelonggaran, sebagian besar masyarakat kelas bawah yang mengandalkan nafkah harian.
"Golongan yang secara ekonomi baik ini mantab atau makan tabungan. Tabungannya banyak sehingga bisa bertahan. Namun ada juga yang matang atau makan hutang, tabungan tidak punya," ungkap Bambang Kribo, Kamis (21/5/2020).
Dia menambahkan, golongan masyarakat yang "matang" alias "makan utang" akan cenderung keluar rumah mencari nafkah untuk bertahan hidup.
Ketua DPRD Jateng ini mengatakan sebenarnya pemerintah pusat sudah memberikan kode akan melakukan pelonggaran. Diantaranya dengan membuka kembali penerbangan.
Pelonggaran PSBB rencananya akan diterapkan awal Juni 2020 nanti. Hal tersebut dilakukan dengan harapan roda perekonomian bisa berputar kembali.
"Kami menilai, tidak dilonggarkan pun, saat ini banyak masyarakat yang beraktivitas di luar," katanya.(Baca juga : Update Corona Jateng: Pasien Sembuh Salip Kasus Positif )
Meski begitu, dia meminta masyarakat yang terpaksa harus beraktivitas di luar tetap menerapkan protokol kesehatan. Yaitu dengan menjaga jarak, rajin mencuci tangan, hingga memperkuat imunitas tubuh agar terhindar dari COVID-19.
(nun)
tulis komentar anda