Sate Susu Sapi, Takjil Khas Kampung Jawa di Denpasar yang Hanya Ada Saat Ramadhan
Sabtu, 17 April 2021 - 05:56 WIB
DENPASAR - Setiap Ramadhan tiba, suasana sore hari di lingkungan Masjid Baiturrahman Kampung Jawa Denpasar, berubah menjadi pasar dadakan. Beragam takjil dijajakan, salah satunya sate susu sapi .
Pasar kaget itu mudah dijumpai ketika melintas mulai dari Jalan Ahmad Yani, Jalan Kartini hingga Jalan Maruti. Suasana lebih ramai terasa di gang sempit yang terletak di depan gang masjid.
Begitu sore tiba, ratusan pedagang sudah dikerubuti pembeli yang sebagian besar warga yang mencari takjil untuk berbuka puasa. Tak sedikit juga warga Hindu Bali yang berburu kuliner yang hanya ada di bulan puasa ini.
Hampir semua pedagang menjajakan kuliner khas kampung muslim yang terletak di Desa Wanasari ini, yaitu sate susu sapi . Ada juga menu pendamping, mulai sate daging, usus, hati, hingga sumsum sapi.
Meski semua pedagang menjual menu yang sama, sate susu sapi itu habis terbeli begitu menjelang waktu berbuka puasa tiba. "Tadi bikin 5.000 tusuk (sate susu sapi). Ada yang beli 10-60 tusuk sekali beli," ujar Siti Khoiriyah, pedagang yang ada di dalam gang masjid.
Dia menuturkan, sate susu sapi terbuat dari daging yang diambil di sekitar puting susu sapi yang diolah dengan bumbu kemudian dibakar. Harganya Rp2.500/tusuknya. Menurut Khoiriyah, dia dan warga kampung Jawa lainnya sudah menjalani ini secara turun temurun dan hanya dilakoni selama bulan Ramadhan. "Keuntungannya untuk bekal Lebaran," ungkap perempuan yang sehari-hari berjualan daging sapi dan kambing ini.
Desi Fitriana, pembeli yang dijumpai mengaku sudah bertahun-tahun menjadi pelanggan sate susu sapi milik Khoiriyah. "Sejak hari pertama puasa, jam empat sore sudah ke sini. Yang dibungkus paling banyak sate susu, usus dan sumsum," katanya.
Selain sate susu sapi , warga yang berburu takjil di kampung Jawa tidak perlu khawatir. Berbagai jenis kuliner lainnya juga tersedia, mulai dari takjil berupa jajanan ringan hinga makanan berat mulai dari sayur matang hingga berbagai lauk pauk olahan ayam, daging hingga ikan.
Pasar kaget itu mudah dijumpai ketika melintas mulai dari Jalan Ahmad Yani, Jalan Kartini hingga Jalan Maruti. Suasana lebih ramai terasa di gang sempit yang terletak di depan gang masjid.
Begitu sore tiba, ratusan pedagang sudah dikerubuti pembeli yang sebagian besar warga yang mencari takjil untuk berbuka puasa. Tak sedikit juga warga Hindu Bali yang berburu kuliner yang hanya ada di bulan puasa ini.
Baca Juga
Hampir semua pedagang menjajakan kuliner khas kampung muslim yang terletak di Desa Wanasari ini, yaitu sate susu sapi . Ada juga menu pendamping, mulai sate daging, usus, hati, hingga sumsum sapi.
Meski semua pedagang menjual menu yang sama, sate susu sapi itu habis terbeli begitu menjelang waktu berbuka puasa tiba. "Tadi bikin 5.000 tusuk (sate susu sapi). Ada yang beli 10-60 tusuk sekali beli," ujar Siti Khoiriyah, pedagang yang ada di dalam gang masjid.
Dia menuturkan, sate susu sapi terbuat dari daging yang diambil di sekitar puting susu sapi yang diolah dengan bumbu kemudian dibakar. Harganya Rp2.500/tusuknya. Menurut Khoiriyah, dia dan warga kampung Jawa lainnya sudah menjalani ini secara turun temurun dan hanya dilakoni selama bulan Ramadhan. "Keuntungannya untuk bekal Lebaran," ungkap perempuan yang sehari-hari berjualan daging sapi dan kambing ini.
Desi Fitriana, pembeli yang dijumpai mengaku sudah bertahun-tahun menjadi pelanggan sate susu sapi milik Khoiriyah. "Sejak hari pertama puasa, jam empat sore sudah ke sini. Yang dibungkus paling banyak sate susu, usus dan sumsum," katanya.
Selain sate susu sapi , warga yang berburu takjil di kampung Jawa tidak perlu khawatir. Berbagai jenis kuliner lainnya juga tersedia, mulai dari takjil berupa jajanan ringan hinga makanan berat mulai dari sayur matang hingga berbagai lauk pauk olahan ayam, daging hingga ikan.
(eyt)
Lihat Juga :
tulis komentar anda