Buka MTQ NU Kapolda Jatim Cup di Malang, Ini Pesan Kiai Marzuki Mustamar
Sabtu, 10 April 2021 - 14:37 WIB
Ia pun mengingatkan adanya seseorang yang sembrono dalam membaca Al-Quran. Mereka inilah yang terancam dilaknat Allah. "Yakni, orang yang tak mengerti tajwid (tatacara membaca Al-Quran) dan membacanya salah. Orang yang tak mengerti ilmu tafsir dan ahli tafsir, ikut menafsir Al-Quran," tuturnya.
Dengan diadakan MTQ, menurut Kiai Marzuki, umat Islam terus menerus berusaha untuk menjaga kesahihan bacaan yang telah diajarkan sejak zaman Kanjeng Nabi hingga kini. Dengan memelajari bacaan Qiraah Sab'ah, misalnya, kesinambungan ilmu dan bacaan yang benar, sebagaimana diajarkan para Sahabat Nabi.
Ketua Panitia MTQ NU Jawa Timur, H Musyaffa' Ali mengatakan, kali ini merupakan penyelenggaraan MTQ terpanjang. Dengan proses yang mengalami penundaan karena pandemi Covid-19.
"Kita yang terbiasa dengan penyelenggaraan MTQ dengan meriah akhirnya harus menyesuaikan dengan kondisi, dari rencana yang diadakan tahun lalu akhirnya bisa diadakan secara virtual, baik di Pesantren Konang Bangkalan sebelumnya, hingga dilanjutkan di Pesantren Asy-Syadzili Pakis Malang ini," tuturnya.
Menurut Musyaffa', dalam kondisi apa pun syiar Al-Quran tidak boleh berhenti. Syiar Al-Quran harus terus menggema di jagat raya ini sebagai bagian dari dakwah dan pengembangan Islam di bumi.
KH Mun'im Syadzili, Pengasuh Pondok Pesantren Asy-Syadzili menyampaikan pesan dalam perhelatan demi syiar Al-Quran ini berlangsung dengan cukup ketat, sesuai dengan protokol kesehatan.
"Kondisi new normal menjadikan penyelenggaraan MTQ NU Jawa Timur diadakan baik lewat luring (kehadiran langsung) maupun daring (virtual)," tutur putra KH Syadzili.
KH Syadzili adalah pejuang ilmu-ilmu Al-Quran di kawasan Malang Raya, yang kini dilanjutkan dengan perkembangan pesantren tersebut oleh KH Mun'im Syadzili.
Dengan diadakan MTQ, menurut Kiai Marzuki, umat Islam terus menerus berusaha untuk menjaga kesahihan bacaan yang telah diajarkan sejak zaman Kanjeng Nabi hingga kini. Dengan memelajari bacaan Qiraah Sab'ah, misalnya, kesinambungan ilmu dan bacaan yang benar, sebagaimana diajarkan para Sahabat Nabi.
Ketua Panitia MTQ NU Jawa Timur, H Musyaffa' Ali mengatakan, kali ini merupakan penyelenggaraan MTQ terpanjang. Dengan proses yang mengalami penundaan karena pandemi Covid-19.
"Kita yang terbiasa dengan penyelenggaraan MTQ dengan meriah akhirnya harus menyesuaikan dengan kondisi, dari rencana yang diadakan tahun lalu akhirnya bisa diadakan secara virtual, baik di Pesantren Konang Bangkalan sebelumnya, hingga dilanjutkan di Pesantren Asy-Syadzili Pakis Malang ini," tuturnya.
Menurut Musyaffa', dalam kondisi apa pun syiar Al-Quran tidak boleh berhenti. Syiar Al-Quran harus terus menggema di jagat raya ini sebagai bagian dari dakwah dan pengembangan Islam di bumi.
KH Mun'im Syadzili, Pengasuh Pondok Pesantren Asy-Syadzili menyampaikan pesan dalam perhelatan demi syiar Al-Quran ini berlangsung dengan cukup ketat, sesuai dengan protokol kesehatan.
"Kondisi new normal menjadikan penyelenggaraan MTQ NU Jawa Timur diadakan baik lewat luring (kehadiran langsung) maupun daring (virtual)," tutur putra KH Syadzili.
KH Syadzili adalah pejuang ilmu-ilmu Al-Quran di kawasan Malang Raya, yang kini dilanjutkan dengan perkembangan pesantren tersebut oleh KH Mun'im Syadzili.
(msd)
tulis komentar anda