Teliti Makanan di Ponpes Darul Ulum Jombang, Ini Temuan Unusa

Jum'at, 26 Maret 2021 - 12:46 WIB
Penilitian tersebut berawal dari kasus demam di Ponpes. Foto/Dok
SURABAYA - Dosen Fakultas Kedokteran dan mahasiswa Unusa Surabaya melakukan penelitian permakanan di Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang, Jawa Timur.Penelitian mengenai Analisis Cemaran Makanan Jajanan Terbuka dan Tertutup di Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang ini dilakukan dosen Fakultas Kedokteran Unusa , dr. Meidyta Sinantryana Widyaswari, dr. Kartuti Debora, dan dibantu oleh mahasiswa Mohammad Qoimam Bilqisthi Zulfikar.

dr. Meidyta Sinantryana Widyaswari menjelaskan, dilakukannya penilitian tersebut berawal dari kasus demam di Ponpes. Saat timnya menganalisa mikrobiologis dan biokimia, ternyata ditemukan Escherichia Coli dan Klebsiella Pneumoniae. "Kedua bakteri yang ditemukan itu ada pada makanan tertutup maupun tidak tertutup," katanya Jumat (26/3).

Bakteri ini, kata dia bisa mempengaruhi kesehatan. Salah satunya menyebabkan sakit demam tifoid serta adanya gangguan pada pencernaan. "Penyebabnya bermacam-macam. Salah satunya karena makanan yang kurang higienis atau cara pengolahannya yang kurang baik," lanjutnya.



Sementara itu, Mahasiswa Unusa, Qoimam menjelaskan, dari hasil penelitinya ia menemukan cemaran bakteri Eschericia Coli sebanyak 30% dan Klebsiella Pneumoniae sebanyak 40% pada sampel jajanan terbuka (unwrapped). Hal sama juga ditemukan pada jajanan tertutup (wrapped).

Dari hasil penelitian ini, mereka berharap ke depan penanganan makanan di pondok pesantren harus memenuhi persyaratan food hygiene sejak mulai proses penanganan dan pembuatan serta pengemasannya. "Persyaratan ini diharapkan bisa menjaga satri lebih sehat dalam memenuhi kebutuan asupan gizi," jelas Qoimam.

Alhasil, penenuan Unusa itu berhasil terpublish di Internasional Conference on Medical and Health Sciences (ICMHS) Proceedings of Iserd Internasional Conference yang berada di Rabat. Ini pengalaman pertama bagi kedua dosen tersebut dapat menembus publikasi internasional.

Masuknya hasil penelitian dalam publikasi internasional, bagi dr Meidyta, adalah untuk pertama kalinya. Karena itu ia merasa bangga dan terlecut untuk melakukan hal sama berikutnya. "Saya bangga berhasil lolos di publikasi internasional. Saya berharap hal ini bisa menjadi pelecut semangat pada sejawat dosen lain," pungkasnya.
(don)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content